Analisis Makna Mataraga dan Tolopena Dalam Rumah Adat Bajawa (Studi Komunikasi Budaya Sa’o Tiwu Pau Pada Masyarakat Suku Boro Desa Kelitey Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada)

GELU, Yusriani B. W. (2015) Analisis Makna Mataraga dan Tolopena Dalam Rumah Adat Bajawa (Studi Komunikasi Budaya Sa’o Tiwu Pau Pada Masyarakat Suku Boro Desa Kelitey Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (512kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (333kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (324kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (200kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (579kB)
[img] Text
BAB VI.pdf

Download (200kB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Analisis Makna Mataraga dan Tolopena Dalam Rumah Adat Bajawa” (Studi Komunikasi Budaya Sa’o Tiwu Pau Pada Masyarakat Suku Boro, Desa Kelitey, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada). Dalam kehidupan masyarakat Ngada khususnya masyarakat Desa Kelitey masih memegang teguh pada kebudayaan asli dari nenek moyang yang sudah diperbaiki turun-temurun sejak sekian lama. Makna mataraga dan tolopena yang sudah menjadi simbol dalam rumah adat Sa’o Tiwu Pau masyarakat Suku Boro Kelitey yang selalu dipercayai mempunyai nilai-nilai sehingga selalu diberi hormat oleh masyarakat Suku Boro Kelitey. Masyarakat Suku Boro Kelitey memaknai mataraga dan tolopena sebagai simbol dari rumah adat sa’o tiwu pau. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui makna yang terkandung dalam mataraga dan tolopena, dengan rumusan masalah berikut apa saja makna “Mataraga” dan “Tolopena” dalam Rumah Adat Sa’o Tiwu Pau bagi Masyarakat Suku Boro Kelitey Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada?Landasan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah, konsep komunikasi, konsep Kebudayaan, makna mataraga dan tolopena dalam rumah adat Bajawa dan teori interaksionisme simbolik. Dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode interpretasi dengan jenis penelitian deskriptif kualitati. Satuan kajian dalam penelitian ini seluruh masyarakat suku boro kelitey, secara purposive sampling memiliki informan berbagai latar belakang yang mempunyai informasi tentang makna mataraga dan tolopena. Hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat Suku Boro Kelitey, meyakini mataraga dilihat dari nilai religius yakni ketaatan kepada Tuhan dan ketaatan kepada leluhur dimana mataraga selalu dihormat setiap kali ada upacara sakral hal tersebut meminta pertolongan Tuhan dan nenek moyang agar selalu bersama mereka dalam rumah adat Sa’o Tiwu Pau masyarakat Suku Boro Kelitey. Makna sosial mataraga yakni membangun relasi dalam keluarga dalam hal ini yang berhak masuk dalam One Sa’o hanya orang dari dalam rumah adat tersebut orang lain tidak diperkenankan untuk ikut masuk. Sedangkan Tolopena juga mengandung makna religius dan makna sosial yakni percaya kepada Tuhan dan percaya kepada leluhur dalam hal ini masyarakat Suku Boro Kelitey percaya kalau Tuhan dan para leluhur selalu bersama mereka dalam situasi apapun. Tolopena itu sendiri berbentuk meja yakni tempat duduk mosalaki dari dalam rumah adat tersebut. Apabila mosalaki duduk di tolopena derajatnya diangkat sebagai kepala dan orang terhormat dalam rumah adat tersebut. Mosalaki dengan sendirinya tahu hal apa yang akan dia lakukan selama acara ritualnya berlangsung. Mosalaki akan meminta pertolongan Tuhan dan para leluhur untuk selalu bersama mereka sampai acara selesai. Penulis menyimpulkan bahwa Mataraga dan tolopena dalam rumah adat Bajawa merupakan bentuk penyembahan kepada Tuhan, kepada leluhur setiap kali ada acara adat. Dalam setiap proses acara adat dalam rumah besar sa’o tiwu pau suku boro, anggota keluarga dan masyarakat saling bekerjasama dalam menyukseskan acara tersebut. Anggota kelurga dari dalam rumah adat tersebut dengan caranya sendiri meminta pertolongan Tuhan dan leluhur untuk selalu bersama mereka. Tentunya dalam penelitian ini, penuilis memberikan saran-saran dimana makna mataraga dan tolopena tetap dipertahankan karena budaya sudah menjadi warisan turun-temurun dari nenek moyang sa’o tiwu pau bagi kepercayaan masyarakat Suku Boro Kelitey, baik itu nilai-nilai budaya maupun aturan adat yang berlaku.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
H Social Sciences > HE Transportation and Communications
H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Ilmu Komunikasi
Depositing User: S.Kom Sela Mikado
Date Deposited: 12 Dec 2022 01:21
Last Modified: 12 Dec 2022 01:21
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/10681

Actions (login required)

View Item View Item