Partisipasi Aktif Imam Katolik Dalam Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Dalam Terang Kanon 747 § 2 Kitab Hukum Kanonik 1983

KEA, Agustinus Firginus (2023) Partisipasi Aktif Imam Katolik Dalam Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Dalam Terang Kanon 747 § 2 Kitab Hukum Kanonik 1983. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

	Text ABSTRAK.pdf Download (844kB)
	Text BAB I.pdf Download (248kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (169kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (161kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (380kB)
	Text BAB V.pdf Download (173kB)

Abstract

Hubungan pelayanan Gereja dan Dunia merupakan kedua bagian hakiki yang tidak dapat dipisahkan. Imam dalam pelayanannya sebagai pelayan umat beriman menjadi bagian dari dunia. Dunia dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi bagian utuh dalam perhimpunan umat manusia. Imam mempunyai tugas dalam memurnikan keberadaan dunia dengan kewenangan dan juga dalam pelayanan. Kehadiran Imam tentunya membawa suara baru yang memberikan solusi aktif terhadap persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Imam sebagai pelayan Gereja aktif dalam memberikan solusi ketika berhadapan dengan kenyataan yang kontekstual ketika terjadi praktek ketidakadilan, pudarnya nilai-nilai moral, runtuhnya hakikat kemanusiaan dengan tindakan kekerasan dan pelanggaran HAM. Pendasaran akan kewenangan Gereja tertera dalam Kanon 747 pargraf 2 Kitab Hukum Kanonik 1983, yang mengeaskan bahwa: Gereja berwenang untuk selalu dan di mana pun memaklumkan prinsip-prinsip moral, juga yang menyangkut tata kemasyarakatan, dan untuk membawa suatu penilaian tentang segala hal-ikhwal manusiawi, sejauh hak-hak asasi manusia atau keselamatan jiwa-jiwa menuntutnya. Suatu kenyataan yang menjadi perhatian khusus dari setiap Imam pada saat ini adalah partisipasi dan tanggung jawab untuk menangani hal-hal kontekstual berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan dan memaklumkan prinsip-prinsip moral. Persoalan ini merupakan fokus utama perhatian imam dalam kewenagannya sebagai gembala umat manusia. Fokus dan perhatian ini bukan hanya sebatas dalam lingkup Gereja lokal, namun juga menyatuh secara universal. Imam dalam pelayanannya di tengah umat bukan berhenti pada pelayanan sakramen dan internal Gereja, tetapi imam menjadi pelayan yang siap memberi kontribusi aktif berupa pikiran, ide, gagasan dan hal baik lainnya yang menunjang kehidupan masyarakat yang juga berkiatan dengan hak asasi manusia, kehidupan sosial dan politik, tata kemasyarakatan dan juga berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejatinya bahwa, kewenagan para Imam tidak hanya sebatas pada ajak verbal semata, namun hal mendasar yang diperlukan adalah keteladanan dan membangun komitemen bersama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi. Dalam kenyataan dan menjadi pendasaran yang kontekstual, peran Imam sangat penting dalam memberikan ide dan gagasan yang menjadi solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sosial yang menjadi perhatian utama dan masih relevan hingga pada saat ini. Kehadiran imam tentunya menjadi pelayan masyarakat, meneladani Yesus yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Imam hendaknya hadir sebagai pelayan yang memurnikan tujuan adanya Gereja dalam terang sabda kebenaran. Melalui pelayanan Imam, tugas dan tanggung jawab Gereja mampu dimurnikan dan dilaksanakan secara fungsional demi mendukung perubahan dengan perkembangan kehidupan bangsa dan negara.

Actions (login required)

View Item