Kosmologi Tanah Menurut Kepercayaan Masyarakat Desa Ria Nintal Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada

REGENG, Jemilius (2023) Kosmologi Tanah Menurut Kepercayaan Masyarakat Desa Ria Nintal Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (526kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (796kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (814kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (577kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (523kB)

Abstract

Berbicara tentang kosmologi tanah berarti kita tentang alam semesta. Konsep kosmologi itu sendiri adalah Secarah etimologi, kosmologi berasal dari Bahasa yunani, kosmos yaitu alam semesta atau dunia dan logos yang berarti ilmu, dengan demikian bias disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang dunia alam semesta Sedangkan Penggunaan kata tanah dalam keyakinan masyarakat adat dinilai lebih relevan, lebih merangkum, karena lebih melihat tanah dalam totalitas dalam keutuhan. Tanah dalam prespektif masayarakat adat adalah benda berjiwa yang tidak boleh dipisahkan persekutuanya dengan manusia atau tidak boleh dilihat dari satu sisi, misalnya dari sisi potensialitas nilai ekonomis, nilai guna semata. Dalam kepercayaan masyarakat adat, tanah dan manusia meskipn berbeda wujud dan jati diri, namun merupakan suatu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam jalinan susunan keabadiaan tata alam. Dalam prespektif masyrakat adat, tanah tidak hanya sebagai tempat untuk bercocok tanam. Lebih luas dan dalam dari itu adalah sarana prantara manusia dengan realitas yang tak kelihatan,yang dikenal dalam ungkapan total. Tana adalah mediator, atau jembatan, yang menghubungkan mereka degan yang ultim, wujud tertinggi itu sendiri yang dalam agama moderen dikenal sebagai Allah. Tanah aadalah benda, yang melaluinya wujud tertinggi itu tersingkap hadir. Kehadiran realitas tertinggi dalam tanah, ditandai dengan kesuburan dan hasil yang melimpah. Kehadiran wujud tertinggi juga akan mendatangkan kesehatan dan keselamatan. Tanah dalam prespektif masyarakat adat, sebagai benda yang bernilai dalam dirinya sendiri. Maka bersandar pada prespektif itu, masyrakat adat lalu mengonsepsikan tanah tanah sebagai benda yang suci dan kudus. Masyarakat adat sungguh percaya bahwa tanah adalah keramat. Berhadapan degan karakter tanah yang demikian, maka melahirkan sikap takut, tunduk dan hormat dari masyarakat adat setempat. Sikap ini lalu diwujudkan melalui ritual-ritual; entah itu ritual awal maupun ahir; tatkala mau berhubungan dengan tanah. Peritiwa atau upacara-upacara ritual dalam kepercayaan masyarakat adat lebih diyakini sebagai proses membangun relasi degan tanah sebagai benda yang berjiwa. Oleh karena itu manusia dan alam saling mengartikan, maka manusia memandang alam bukan lagi sebagai sebuah objek yang dimiliki dan dihabiskan melainkan sebagai subjek yang menentukan keberadaanya. Manusia tidak lagi memandang dirinya sebagai tuan atas alam tetapi sebagai sahabat alam semesta.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kosmos, tanah, alam semesta, masyarakat, kebudayaan
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Jemilius Regeng
Date Deposited: 08 Aug 2023 01:06
Last Modified: 08 Aug 2023 01:06
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/12943

Actions (login required)

View Item View Item