MUNAH, Yarid Kornelis (2023) A Study On Apology Strategies Used By Helong Language Speakers. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (673kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (125kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (185kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (92kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (171kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (303kB) |
Abstract
Apology is one of the speech act models to express mistakes that offend the interlocutor. In social life, apologies have a significant role in the effort to create good social relations. Therefore, an apology is a tool to save the face of the interlocutor. This speech act model is expressed differently in each region. In this study, the researcher analyzed the apology strategies of Helong speakers and their differences in the context of gender. This study was conducted with the aim of finding the types of apology strategies used by Helong speakers and identifying differences of apology types of gender. This study used descriptive qualitative method with data collection system through Discourse Completion Test Question (DCTQ) for 50 males and 50 females. The researcher used Trosborg's (1995) theory. The researcher found that there are two models of apology used by speakers based on Trosborg's (1995) classification, namely explicit direct apologies (46%) and implicit indirect apologies (33.6%). The data shows that Helong speakers tend to use direct apologies. On the other hand, the researcher analyzed the difference in apologies between men and women. The data shows that males tend to use indirect apology strategies (49.6%) while females tend to use direct apology strategies (54.4%). Helong speakers tend to express apologies directly. They express the apology explicitly to restore social relations. In addition, apology strategies in the context of gender have significant differences that men prefer to express apologies indirectly compared to women who are direct. The researcher suggests future researchers to analyze apology strategies by emphasizing age and education differences. Keywords: Apology, speech act, gender. Permintaan maaf adalah salah satu model tindak tutur untuk mengungkapkan kesalahan yang menyinggung perasaan lawan bicara. Dalam kehidupan social, permintaan maaf memiliki peran yang signifikan dalam usaha saling menciptakan hubungan sosial yang baik. Oleh karena itu, permintaan maaf merupakan alat untuk menyelamatkan wajah lawan bicara. Model tindak tutur ini diekspresikan secara berbeda pada setiap daerah. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis strategi permintaan maaf pada penutur bahasa Helong dan perbedaannya dalam konteks gender. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menemukan tipe-tipe strategi permintaan maaf yang digunakan oleh para penutur bahasa Helong dan menganalisis perbedaannya dalam konteks gender. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sistem pengumpulan data melalui Discourse Completion Test Question (DCTQ) untuk 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan. Peneliti menggunakan teori Trosborg (1995). Peneliti menemukan ada dua model permintaan maaf yang digunakan oleh penutur berdasarkan klasifikasi Trosborg (1995) yakni permintaan maaf langsung secara eksplisit (46%) dan permintaan maaf tidak langsung secara implisit (33,6%). Data menunjukan bahwa para penutur bahasa Helong cenderung menggunakan permintaan maaf secara langsung. Di sisi lain, peneliti menganalisa perbedaan permintaan maaf antara laki-laki dan perempuan. Data menunjukan bahwa laki-laki cenderung menggunakan strategi permintaan maaf secara tidak langsung (49,6%) sedangkan perempuan cenderung menggunakan strategi permintaan maaf secara langsung (54,4%). ara penutur bahasa Helong cenderung mengekspresikan permintaan maaf secara langsung. Mereka mengekspresikan permintaan maaf tersebut secara eksplisit untuk memulihkan hubungan sosial. Di samping itu, strategi permintaan maaf dalam konteks gender memiliki perbedaan signifikan bahwa laki-laki lebih memilih untuk mengungkapkan permintaan maaf secara tidak langsung dibandingkan dengan perempuan yang secara langsung. Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk menganalisis strategi permintaan maaf dengan menekankan perbedaan usia dan pendidikan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Apology, speech act, gender. |
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > PE English P Language and Literature > PJ Semitic P Language and Literature > PR English literature |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris |
Depositing User: | S.Pd Yarid Kornelis Munah |
Date Deposited: | 08 Aug 2023 05:46 |
Last Modified: | 08 Aug 2023 05:46 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/12971 |
Actions (login required)
View Item |