NAIBOBE, Ferdinandus (2023) Keperawanan Maria Dan Relevansinya Bagi Penghayatan Kaul Kemurnian Para Misionaris Claretian. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (668kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (172kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (352kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (160kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (212kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (242kB) |
Abstract
Bunda Maria adalah tokoh pilihan Allah untuk melahirkan Yesus ke dunia demi menyelamatkan manusia. Dalam keyakinan iman Katolik, Maria bukanlah menjadi pusat tetapi Putranya yakni Yesus Kristus. Maria adalah seorang gadis yang masih tetap perawan, baik sebelum, selama maupun sesudah kelahiran Yesus, dan Maria tetap perawan. Hal ini dapat didasarkan pada Kitab Suci, Magisterium Gereja dan Tradisi Gereja. Kitab Suci Perjanjian Lama (Kejadian, Yesaya dan Mikha) secara samar-samar berbicara tentang kelahiran seseorang mesias dari seorang perawan yang secara implisit berbicara tentang keperawanan Maria. Kejelasannya baru tampak dalam Kitab Suci Perjanjian Baru (Injil Matius, Lukas, surat Paulus kepada jemaat di Galatia dan Wahyu). Kitab Suci, Tradisi Gereja dan Magisterium Gereja mengakui dan menegaskan tentang keperawanan Maria. Namun ada pihak-pihak tertentu yang meragukannya seperti dari ilmu biologi, ilmu agama, dan pihak eksegese. Dalam persoalan ini umat Katolik tetap berpegang teguh pada imannya akan ajaran tentang keperawanan Maria serta menghormatinya sebagai perawan. Perkembangan sejarah Gereja Katolik telah membuktikan bahwa keperawanan yang dianut Maria merupakan suatu tindakan perwujudan Allah kepada manusia. Oleh karena itu di dalam relevansinya bagi penghayatan kaul kemurnian, ajaran ini tetap dipegang teguh serta ditanggapinya sebagai suatu penyerahan aktif yang bulat dan menyeluruh terhadap karya penyelamatan Allah. Ini berarti setiap orang yang dipanggil dan memusatkan perhatian kepada perkara-perkara Tuhan, khususnya mengikrarkan kaul kebiaraan harus secara bebas mengambil keputusan untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan segenap hati tanpa ada unsur-unsur yang mengikat dirinya. Para Misionaris Claretian yang berkaul, hendaknya membangun dalam diri, upaya untuk menghayati kemurnian dengan baik. Upaya itu antara lain: membangun kesadaran, relasi yang intim dengan Allah, kematangan pribadi, persahabatan yang bebas dan terbuka. Selain itu, mereka juga hendaknya menghidupkan dalam diri mati raga dan disiplin hidup, doa dan meditasi, masuk dalam situasi kesunyian, hidup komunitas yang berlandaskan kasih persaudaraan, dan pemeriksaan batin. Mereka juga hendaknya menjadikan Bunda Perawan Maria, sebagai model hidup murni. Penghayatan keperawanan Maria perlu dimengerti dalam dimensi yang lebih tinggi, yakni dalam hati keibuannya yang utuh, yang tidak terbagi-bagi dan menyerahkan diri kepada Allah. Keutuhan hati keibuan Maria sungguh tampak dalam persembahan dirinya kepada Kristus, dengan mengandung, melahirkan dan membesarkan-Nya. Teladan Maria hendaknya menjadi pegangan dan contoh bagi para Misionaris Claretian dalam menghayati kemurnian yang telah diikrarkan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Keperawanan, Keperawanan Maria, Kemurnian dan Para Misionaris Claretian |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Fil Ferdinandus Naibobe |
Date Deposited: | 08 Aug 2023 23:39 |
Last Modified: | 08 Aug 2023 23:39 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/12983 |
Actions (login required)
View Item |