Konsep Tubuh Manusia Sebagai Sakramen Menurut Paus Yohanes Paulus II Dalam Teologi Tubuh Dan Relevansinya Dengan Makna Penghayatan Kaul Kemurnian Para Misionaris Claretian Menurut Konstitusi Nomor 20-22

ERSON, Stanislaus (2023) Konsep Tubuh Manusia Sebagai Sakramen Menurut Paus Yohanes Paulus II Dalam Teologi Tubuh Dan Relevansinya Dengan Makna Penghayatan Kaul Kemurnian Para Misionaris Claretian Menurut Konstitusi Nomor 20-22. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (725kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (179kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (309kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (165kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (160kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (231kB)

Abstract

Manusia adalah suatu makhluk yang bertubuh dan berjiwa. Dalam keyakinan Gereja Katolik manusia diciptakan oleh Allah dari debu tanah dengan membentuk sebuah tubuh yang dihembusi dengan nafas-Nya sendiri sehingga tubuh tersebut dapat hidup. Tubuh tersebut berbeda dengan tubuh-tubuh makhluk lainnya. Tubuh manusia mencerminkan kepribadian sedangkan tubuh-tubuh makhluk lain hanya ada dengan tubuh saja tanpa ada sedikit bagian pun dari mereka yang mencerminkan sebuah pribadi. Selain itu, tubuh manusia juga memancarkan gambar dan rupa Allah. Tubuh merupakan sarana pengungkapan kehadiran manusia yang paling konkret. Melalui tubuh seseorang dapat menyatakan kepada sesama tujuan dan makna hidupnya di dunia. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tubuh adalah sarana komunikasi dan pengungkapan diri seseorang yang paling mudah dipahami oleh dirinya sendiri dan orang lain. Bagi Paus Yohanes Paulus II tubuh merupakan manifestasi paling nyata dari kehadiran Allah sendiri. Pernyataan yang menjadi sentralnya tentang tubuh dalam Teologi Tubuh yakni “tubuh, sesungguhnya, dan hanya tubuh mampu membuat terlihat apa yang tidak terlihat: yang spiritual dan yang ilahi. Baginya tubuh manusia bukan sekadar penampilan fisik semata melainkan mengandung makna teologis yakni menghadirkan Allah yang tak terlihat. Keyakinan ini bersumber pada Kitab Kejadian 1:26 yang berbunyi demikian “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…”. Rasul Paulus menegaskan hal itu dengan mengatakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat Bait Roh Kudus” (1 Kor. 6:19). Manusia memang memiliki tubuh tetapi tubuh itu bukan semata-mata kepunyaan manusia itu sendiri melainkan kepunyaan Allah. Tubuh milik Allah karena Ia menciptakan-Nya. Tubuh manusia menghadirkan Allah yang tidak terlihat. Manusia dapat mengenal Allah dan mengenal diri sendiri sebagai citra Allah di dalam tubuhnya. Paus Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa tubuh manusia merupakan sakramen Agung. Menurutnya, sebagaimana sakramen adalah tanda yang terlihat, demikian juga tubuh adalah tanda yang terlihat. Dalam tubuh sebagai sakramen, manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga kesucian atau kemurnian tubuhnya agar makna asali tubuh tetap terpancar dalam dirinya. Kemurnian tubuh terungkap dalam penghayatan manusia dalam menggunakan tubuhnya. Setiap orang yang mampu menjaga kemurnian dan kesucian tubuhnya, ia mampu memancarkan makna tubuh sebagai sakramen Agung. Dalam konteks kaum religius dan kaum selibat, kemurnian tubuh dihayati dalam penghayatan kaul kemurnian. Konsep tubuh sebagai sakramen menurut Yohanes Paulus II bergema dalam penghayatan kaul kemurnian bagi tubuh kaum hidup bakti dan hidup selibat pada umumnya dan para misionaris Claretian pada khususnya. Para misionaris Claretian menyadari bahwa tubuh mereka menampakkan kehadiran Allah secara nyata. Kesadaran itu nampak nyata dalam penghayatan kaul kemurnian sebagai suatu penyerahan diri yang total kepada Allah melalui pelayanan terhadap sesama. Ajaran tubuh sebagai sakramen nyata dalam tindakan penggunaan tubuh sesuai dengan kehendak Allah. Bagi para misionaris Claretian tubuh sebagai sakramen ditemukan dalam penghayatan kaul kemurnian. Penghayatan kaul kemurnian menyadarkan para misionaris Claretian bahwa tubuh bukan hanya sekadar untuk seks tetapi lebih dari itu adalah suatu kerinduan terdalam untuk bersatu dengan Allah dalam Kerajaan surga.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Tubuh, Manusia, Teologi Tubuh, Kaul Kemurnian.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Stanislaus Erson
Date Deposited: 21 Aug 2023 07:15
Last Modified: 21 Aug 2023 07:15
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/13184

Actions (login required)

View Item View Item