RUNESI, Wilhemus Februanus Ninu (2023) Membongkar Rasionalitas dan Naluri Kekuasaan Ekonomi Menurut Pemikiran Amartya Sen. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (485kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (43kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (90kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (191kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (136kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (43kB) |
Abstract
Melihat konteks berbangsa dan bernegara, Indonesia saat ini dihimpit oleh dua persoalan besar, yakni, isu resesi ekonomi global dan percaturan politik menuju pemilihan umum 2024, yang merangsek masuk ke dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Ekonomi dan Politik merupakan dua bidang ilmu berbeda yang memiliki asal kata yang sama dari bahasa Yunani. Ekonomi (Oikonomikos) yang dapat diartikan sebagai “ilmu tentang mata pencaharian”. Sedangkan Politik (polis/ta politika) yang dapat diartikan sebagai aktivitas kompetitif mengelola perbedaan/konflik kepentingan. Akan tetapi dua bidang itu kini saling berkaitan di mana aspek negatif lebih dominan dari aspek positif. Ekonomi beroperasi dalam politik demi maksimalisasi kekayaan, sedangkan politik memanfaatkan ekonomi demi meraih kekuasaan yang terbatas pada individu dan kelompok tertentu. Dari situ timbulah persoalan sosial seperti kemiskinan, ketidakadilan, dsb. Ketika berbicara mengenai politik, kita akan dihantar pada pemikiran mengenai bagaimana mencapai kekuasaan. Ketika berbicara mengenai ekonomi, akan selalu bersinggungan dengan bagaimana melakukan maksimalisasi kekayaan. Sedangkan berbicara mengenai ekonomi- politik, kita akan bersinggungan dengan bagaimana naluri untuk mencapai kekuasaan serta maksimalisasi kekayaan. Ketika naluri tidak mampu dikendalikan oleh nalar, maka akan terjadi apa perpecahan, egoisme, ketidakpedulian serta memperluas isu identitas. Ketika berbicara mengenai politik, kita akan dihantar pada pemikiran mengenai bagaimana mencapai kekuasaan. Ketika berbicara mengenai ekonomi, akan selalu bersinggungan dengan bagaimana melakukan maksimalisasi kekayaan. Sedangkan berbicara mengenai ekonomi-politik, kita akan bersinggungan dengan bagaimana naluri untuk mencapai kekuasaan serta maksimalisasi kekayaan. Ketika naluri tidak mampu dikendalikan oleh nalar, maka akan terjadi apa perpecahan, egoisme, ketidakpedulian serta memperluas isu identitas.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | naluri, rasionalitas, ekonomi, politik, kekuasaan |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) H Social Sciences > HB Economic Theory H Social Sciences > HC Economic History and Conditions J Political Science > JC Political theory |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Fil Wilhelmus Februanus Ninu Runesi |
Date Deposited: | 27 Aug 2023 23:27 |
Last Modified: | 27 Aug 2023 23:27 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/13286 |
Actions (login required)
View Item |