Tuhan Penolong Orang Miskin Dan Pembela Kaum Tertindas (Refleksi Teologis Biblis Atas Mazmur 12)

RONDO, Donsianus (2023) Tuhan Penolong Orang Miskin Dan Pembela Kaum Tertindas (Refleksi Teologis Biblis Atas Mazmur 12). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (701kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (173kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (449kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (489kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (150kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (388kB)

Abstract

Manusia menyatakan dan mempertimbangkan, ia juga berkehendak dan memilih. Manusia tidak dapat tidak berkehendak. Ia adalah makhluk yang secara esensial berkehendak. Sebagai makhluk yang berkehendak, manusia dianugerahi kebebasan. Manusia bebas untuk memilih dan menentukan pilihan hidup. Pada prinsipnya, ‘kebebasan’ manusia memuat dua aspek penting yang tidak dapat dipisahkan, yaitu aspek individu dan sosial. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang unik, ia diciptakan segambar dan secitra dengan Allah (bdk Kej 1: 26-27), dengannya kebebasan tidak dapat dipisahkan dengan kesederajatan. Nilai kemanusiaan sebagai ciptaan Allah itu berciri universal dan sekaligus ada dalam setiap pribadi. Jadi setiap pribadi sederajat. Manusia juga sebagai makhluk berakal budi (ens rationale), dianugerahi kemampuan untuk memahami, menghendaki dan mencari cara untuk mewujudkan kebaikan secara bebas. Akal budi atau ratio pada prinsipnya mengantar manusia pada kebaikan. Mengingat manusia adalah makhluk sosial, kebaikan yang menjadi arah dan tujuan dari setiap pilihan dan tindakan pribadi semestinya demi kebaikan bersama. Jadi mengalami kebaikan merupakan hak sekaligus tanggung jawab dari setiap pribadi. Manusia sebagai ciptaan Allah juga terbedakan dari ciptaan lain, selain diciptakan secitra dengan Allah, memiliki akal budi yang mampu merefleksikan diri, manusia juga adalah makhluk pencinta. Kekhasan manusia juga adalah kemampuan untuk saling mencintai. Mencintai sesama berarti mewujudkan proses perwujudan diri sebagai makhluk sosial, pengakuan akan yang lain sebagai yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia juga sebagai perwujudan cinta kepada Allah. Mencintai sesama merupakan perwujudan cinta kepada Allah yang penuh keadilan dan cinta kasih. Kasih atau cinta yang merupakan elemen penting dalam kehidupan bersama, yang juga merupakan identitas manusia karena manusia diciptakan oleh Allah yang adalah kasih tak dapat dipungkiri terus ‘dilecehkan’. Manusia sebagai homo sociale, dan homo religius direduksi menjadi homo homini lupus est. Mazmur 12: 2-3 menerangkannya ‘Tolonglah kiranya, TUHAN, sebab orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia. Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang’. Demi mempertahankan keberadaan dirinya, manusia rela ‘memakan’ sesamanya sendiri. Meraibnya kohesi sosial, ketidakadilan, diskriminasi terhadap kaum proletar, penindasan terhadap kaum lemah dan miskin, adalah fakta yang terus terjadi. Kaum lemah dan miskin dalam sejarah dan dinamika kehidupan manusia menjadi sasaran empuk. Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian baru dengan jelas mengungkapkan skenario kehidupan manusia yang diwarnai dengan tindakkan yang tidak manusiawi, secara khusus penindasan terhadap kaum lemah dan miskin. Kitab Mazmur 12 juga menerangkan bagaimana TUHAN hadir dalam dinamika hidup manusia. Kitab Mazmur 12 menerangkan bahwa TUHAN adalah Dia yang menyetujui serta memihak kebenaran, kebaikan dan keadilan, serta membela dan melindungi semua yang disingkirkan. Kitab Mazmur 12: 6 mengatakan “Oleh karena penindasan terhadap orang-orang yang lemah, oleh karena keluhan orang-orang miskin, sekarang juga Aku bangkit, firman TUHAN: Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya”. Allah yang ber-pathos itu adalah Allah yang hadir dan aktif persis di tengah peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di dunia. Allah memihak minoritas Yahudi di hadapan kemahakuasaan Firaun (Kel 12:40-41), mengecam pemerintah yang menipu kaum miskin dan tertindas (bdk Amos 7: 14-15), mendesak setiap orang yang berkecukupan agar tidak menindas para janda dan yatim piatu (bdk. Za 7: 10). TUHAN PENOLONG ORANG MISKIN DAN PEMBELA KAUM TERTINDAS (Refleksi Teologis-Biblis Atas Mazmur 12). Intervensi Allah dalam dinamika hidup manusia dalam terang Kitab Mazmur 12 pada prinsipnya mengafirmasi beberapa kenyataan; Pertama, manusia adalah makhluk mulia yang diciptakan menurut gambar dan citra Allah (bdk. Kej. 1: 26-27; Mzm 12: 2). Manusia semestinya menyadari eksistensinya sebagai makhluk mulia, yang keterarahannya dipanggil untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh TUHAN. Mazmur 12 mau menegaskan bahwa manusia yang hidupnya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh TUHAN akan diperhatikan dan dikasihi oleh TUHAN, tetapi yang membangkang akan dibalas sesuai perbuatannya. Kedua, intervensi TUHAN dalam kehidupan manusia secara khusus keberpihakkan-Nya terhadap orang miskin dan tertindas merupakan kenyataan riil. Pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir merupakan karya dan intervensi TUHAN yang sangat nyata. Kenyataan ini diterangkan dengan jelas dalam Mazmur 12: 6 “Oleh karena penindasan terhadap orang-orang yang lemah, oleh karena keluhan orang-orang miskin, sekarang juga Aku bangkit, firman TUHAN: Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya”. Ketiga, Deus pro-nobis. Allah sungguh berpihak dan membela orang miskin, mereka yang tertindas; “Aku telah melihat dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka, ya Aku mengetahui penderitaan mereka” (bdk. Kel 3: 7). Allah membela, melindungi dan memihak para janda dan fakir miskin, mereka yang diperalat, dan yang diperas (bdk. Ul 24: 17-18; Mzm 82: 1-4; Yer 5: 26-29; Yes 3: 13-17; Amos 2: 6-7).

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Tuhan Penolong, Orang Miskin, Pembela Kaum Tertindas
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Donsianus Rondo
Date Deposited: 05 Sep 2023 06:16
Last Modified: 05 Sep 2023 06:16
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/13708

Actions (login required)

View Item View Item