Pembuangan Di Babilonia Inspirasi Transformasi Iman Bangsa Israel (Analisis Eksegetis - Teologis Atas Teks Mazmur 137)

OBE, Soterdino Denivance (2023) Pembuangan Di Babilonia Inspirasi Transformasi Iman Bangsa Israel (Analisis Eksegetis - Teologis Atas Teks Mazmur 137). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (451kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (131kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (199kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (285kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (67kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (108kB)

Abstract

Pembuangan di Babilonia merupakan salah satu kisah penting dalam narasi historis Bangsa Israel. Pusat historis perjalanan hidup bangsa Israel berkutat pada dua peristiwa besar yakni: perbudakan dan keluar dari Mesir (exodus), serta pembuangan di Babilonia. Pembuangan merupakan peristwa istimewa dalam sejarah perjalanan Bangsa Israel dan sekaligus menandai perubahan besar dalam keberadaan Bangsa Israel. Peristiwa pembuangan mempengaruhi segala aspek kehidupan bangsa Israel dari politik, ekonomi, hingga aspek religius. Dalam konteks Perjanjian Lama pembuangan merujuk pada situasi penderitaan yang dialami bangsa Israel di Babel (Mesopotamia) yang dimulai semenjak kejatuhan Yehuda pada periode pemerintahan Raja Yoyakhim (2 Taw. 36). Pembuangan di Babel terjadi dalam tiga tahap antara lain: Pertama, pada pemerintahan Raja Yoyakhim 597 sM di mana Raja Nebukadnezar menyerang Yehuda dan mengalahkannya, setelah itu raja bersama sebagian besar penduduknya diangkut ke Babel bersama barang-barang jarahan dari Bait Allah. Kedua, pada masa pemerintahan Raja Zedekia (paman Yoyakhim) kerena keberpihakannya kepada Mesir maka Raja Nebukadnezar mengutus kepala pasukannya Neburhazan untuk menghancurkan dan mengangkut seluruh penduduk Yehuda. Bait Allah kemudian dihancurkan, dan masyarakat kemudian dipekerjakan di Babel sebagai tawanan. Ketiga, daerah Yehuda dipimpin oleh Gedalya bin Ahikam yang kemudian dibunuh orang Kasdim, ketakutan akan orang-orang Kasdim membawa banyak orang Yehuda mengungsi ke Babilonia. Sebagai bangsa tawanan bangsa Israel dipekerjakan di kebun-kebun anggur Mesopotamia yang subur, serta di kapal-kapal Babilonia yang bersandar sepanjang dua sungai utama yang melintasi Babel yakni Tigris dan Efrat. Tepi-tepi sungai yang merupakan tempat bermukimnya bangsa Israel menjadi lokasi penuh derita yang menyakitkan. Di tengah penderitaan akibat pembuangan Bangsa Israel kemudian menyadari akan keberdosaannya dihadapan TUHAN dan mulai mengusahakan reformasi iman. Bangsa Israel dalam kesadarannya kemudian bertransformasi dari masa lalu mereka yang kelam menuju kepada iman dan pengharapan akan karya keselamatan Allah yang senantiasa tercurah bagi mereka. Kesadaran tersebut diaktualisasikan melalui sumpah setia yang digaungkan dengan iman yang teguh penuh kepercayaan. Teks Mazmur 137 melukiskan dengan sangat indah pengenangan akan periode pembuangan yang dialami oleh Bangsa Israel di Babilonia. Penderitaan Bangsa Israel terlukis dalam tindakan meratap di tepi-tepi sungai. Kesedihan mereka semakin menjadi-jadi bila timbul ingatan indah akan tanah leluhur mereka Yerusalem/Sion ‘Kota Allah’. Pada ayat-ayat pertengahan Mazmur 137 melukiskan hal yang justru kontras dengan narasi awal di mana Bangsa Israel dalam penderitaannya kemudian menyadari situasi keberdosaannya di hadapan TUHAN, dan memandang pembuangan sebagai akibat dari dosa. Kesadaran diri Bangsa Israel menghadirkan pergerakan iman secara spontan/langsung/tiba-tiba/ dari kesedihan menuju pengharapan akan keselamatan TUHAN. TUHAN kemudian ditempatkan pada posisi tertinggi sebagai ‘puncak sukacita’, sehingga Bangsa Israel dalam segala episode perjalanan hidupnya senantiasa terarah kepada satu tujuan utama/tujuan puncak yakni kesatuan/kedekatan dengan TUHAN. Perjalanan iman Bangsa Israel yang terlukis dalam narasi Mazmur 137 sangatlah kompleks, di mana penderitaan manusia kemudian dilihat sebagai posisi jauh dari TUHAN. TUHAN merupakan sumber, puncak, dan tujuan ziarah hidup manusia. Sehingga posisi jauh dari TUHAN dimaknai sebagai kematian. Segala sesuatu yang jauh dari sumbernya tentu akan hilang. Oleh karenanya manusia harus melihat horizon baru dalam penderitaan sebagai sarana penyadaran yang memprakarsai perubahan iman menuju kepada TUHAN. Kesadaran akan dosa di hadapan TUHAN diaktualisasikan dengan pertobatan sebagai jalan menimbah kembali rahmat yang telah hilang dari diri manusia akibat perbuatan dosa. Dosa melahirkan penderitaan, sehingga upaya keluar dari penderitaan merupakan pertobatan atas dosa-dosa. Selain itu dalam teks Mazmur terlukis juga pribadi Maha Rahim TUHAN yang penuh belas-kasihan. Secara eksplisit narasi Mazmur 137 merupakan pengenangan akan penderitaan setelah kembali ke Yerusalem yang secara teologis mengungkapkan pertolongan dan belaskasihan TUHAN dalam melepaskan Bangsa Israel dari belenggu perbudakan. Pelepasan tersebut adalah tanda kesetiaan TUHAN atas janji-Nya untuk menyertai umat-Nya hingga akhir zaman. Upaya penyadaran dan pertobatan yang dialami dan dijalani bangsa Israel sebenarnya merupakan wujud kasih TUHAN yang menyelamatkan. TUHAN telah lebih dahulu mengasihi manusia, sehingga manusia mempunyai kewajiban untuk membalas kasih TUHAN dengan mengusahakan kedekatan dengan-Nya melalui tindakan mentaati hukum-hukum-Nya dan menjalankan perintah-perintah-Nya. “Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang kepada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Yehezkiel 12:28).

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Soterdino Denivance Obe
Date Deposited: 13 Sep 2023 03:46
Last Modified: 13 Sep 2023 03:46
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/14171

Actions (login required)

View Item View Item