Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Atas Ganti Rugi Voucher Yang Tidak Dapat Diuangkan Dalam E-Commerece Lazada

LEMBATA, Michael Ciputra (2023) Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Atas Ganti Rugi Voucher Yang Tidak Dapat Diuangkan Dalam E-Commerece Lazada. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

	Text ABSTRAK.pdf Download (346kB)
	Text BAB I.pdf Download (562kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (386kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (207kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (383kB)
	Text BAB V.pdf Download (215kB)

Abstract

Pemenuhan kebutuhan manusia melalui transaksi jual beli ini diwujudkan dalam bentuk perjanjian. Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) menentukan, “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Dalam kasus antara perusahaan Lazada dan Achmad Supardi, pihak Lazada melakukan tindakan wanprestasi dengan tidak memberikan barang yang telah dibeli dan dibayar oleh Achmad, sehingga pihak Lazada memberikan ganti rugi yang “setara nilainya” kepada Achmad. Kasus yang terjadi pada si Achmad ini tidak sesuai dengan klausula baku yang terdapat pada syarat dan ketentuan e-commerce Lazada. Dengan demikian permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu perlindungan hukum bagi konsumen atas ganti rugi voucher yang tidak dapat diuangkan dalam e-commerce Lazada. Tujuan untuk mengetahui perlindungan hukum bagi konsumen atas ganti rugi voucher yang tidak dapat diuangkan dalam e-commerce Lazada. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan yuridis normatif yaitu berupa: pendekatan konsep dan pendekatan Perundang-Undangan. Sesuai dengan objek penyelidikan dari penelitian ini, yakni peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan pengaturan perlindungan konsumen berdasarkan Undang-Undang perlindungan konsumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, kasus yang terjadi pada Achmad bertolak belakang dengan klausula baku yang terdapat pada e-commerce Lazada, dimana pengembalian dana yang ditetapkan pada klausula baku harus dikembalikan dengan cara transfer ke ATM konsumen akan tetapi pihak Lazada hanya memberikan voucher yang hanya berlaku pada aplikasi Lazada tetapi tidak dapat diuangkan yang artinya dalam kasus ini konsumen sangat dirugikan. Pengaturan terhadap transaksi jual beli dengan online shop di Indonesia juga belum terdapat suatu atuan secara khusus mengatur mengenai masalah tersebut, yang umum dilakukan pengaturan mengenai transaksi jual beli dengan online shop masih menggunakan buku III KUHPerdata khususnya pengaturan mengenai masalah perjanjian. Sehingga hal ini menyebabkan minimnya perlindungan hukum bagi konsumen atas belanja online di e-commerce Lazada. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlindungan hukum bagi konsimen atas ganti rugi voucher yang tidak dapat diuangkan dalam e-commerce Lazada belum sepnuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari ganti rugi dalam bentuk voucher yang tidak dapat diuangkan tidak sesuai dengan isi perjanjian kedua belah pihak dan berpotensi mengurangi hak dari pada konsumen. Dalam pelaksanaan perjanjian jual beli antara pihak Lazada dan konsumen dimana pihak Lazada belum melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Saran dari penulis Konsumen harus lebih berhati-hati dalam memilih online shop yg kredibel dengan mencari tahu terlebih dahulu kondisi online shop agar komsumen tidak tertipu dan pihak Lazada harus menjalankan tanggungjawab dengan baik. Saran penulis, Konsumen harus lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan jual beli melalui online shop dan konsumen harus leibih pandai-pandai memilih online shop yang kredibel dengan mencari tahu terlebih dahulu kondisi online shop tersebut supaya tidak tertipu janji-janji manis dari pelaku usaha.

Actions (login required)

View Item