Makna Ketuhanan Dalam Ritus Seru Padu Pada Masyarakat Desa Kalike Kecamatan Solor Selatan Kabupaten Flores Timur

SOGEN, BASILIUS SARIAMA (2018) Makna Ketuhanan Dalam Ritus Seru Padu Pada Masyarakat Desa Kalike Kecamatan Solor Selatan Kabupaten Flores Timur. Undergraduate thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAKS1.pdf

Download (18kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (43kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (174kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (9MB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (588kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (28kB)

Abstract

Kebudayaan adalah suatu totalitas aktivitas manusia dalam sejarah. Hal ini berarti, kebudayaan bukan hanya menyangkut karya-karya seni yang pernah dihasilkan atau tarian yang diperagakan untuk mengundang kekaguman para turis. Sebaliknya, kebudayaan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, sebagaimana warga masyarakat tertentu memahami dirinya dan mencari bentuk pengungkapan pemahaman diri itu di dalam tindakan nyata atau pun melalui bahasa dan simbol-simbol lainnya. Sebagai pencipta kebudayaan, manusia tentunya mempunyai dasar-dasar pijakan untuk menegaskan kemanusiaannya demi kelangsungan hidupnya. Hal ini nampak dalam hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam ciptaan dan manusia dengan Wujud Tertinggi, yang kemudian dasar-dasar itu diambil dan dijadikan fundamen praksis. Dalam hubungan dengan Wujud Tertinggi, pada awalnya dikatakan bahwa manusia belum memiliki gambaran yang memadai tentang siapa dan bagaimana Wujud tertinggi itu. Mereka hanya beranggapan bahwa sekitar manusia ada suatu kekuatan gaib yang luar biasa, yang mendoniasi kehidupan manusia. Kemudian, seiring dengan perkembangan pengetahuannya, persepsi manusia tentang keuatan gaib berkembang menjadi kepercayaan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi oleh keuatan-keuatan yang digambarkan sebagai roh atau kekuatan misterius, yang tak berbentuk, yang mempunyai daya luar biasa. Gambaran sederhana dan serba kabur ini semakin dipertajam dengan pengambaran kekuatan gaib sebagai yang berpribadi, yang bahkan dapat berhubungan dnegan manusia.1 sistem kepercayaan masyarakat Desa Kalike dalam ritus Seru Padu berpusat pada suatu kepercayaan mengenai sesuatu yang tak terjangkau atau Wujud Tertinggi yang sangat berkuasa dan adikodrati. Manusia tidak layak berhubungan langsung dengan-Nya, sehingga untuk bisa memahami Wujud Tertinggi yang tidak kelihatan di mata manusia, untuk lebih mudah membayangkannya secara lebih dekat, maka manusia menggambarkan Wujud Teringgi itu menurut kemampuan daya pikir, bahasa dan budayanya. Usaha mempererat hubungan dengan Wujud Tertinggi pada masyarakat Desa Kalike dilakukan ritus Seru Padu dengan fungsi dan tujuan tertentu. Ritus Seru Padu 1 Antonius Atosokhi Gea, (dkk), RELASI dengan TUHAN, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm.37 2 ini merupakan salah satu ritual syukuran adat atas hasil panen tanhunan dan ditujukan kepada Yang Ilahi sebagai ekspresi kepercayaan masyarakat akan Wujud Tertinggi yang disebut dengan nama Rera Wulan Tana Ekan. Intensi masyarakat dalam ritus ini adalah untuk mendapatkan keberhasilan akan hasil panen di tahun berikutnya. Yang dalam pelaksanaannya dengan formulasi doa; “Lera Wulan sera soron, tana ekan nei naten. Nuba pulo tobo tuen, nara lema pae pare. Nen soron kame olah ehin, maan pao ina. Nen kame herin wain, maan beka bine.” Mereka menyakini bahwa segala berkat yang mereka peroleh merupakan pemberian dari Dia yang tertinggi. Pada ritus Seru Padu, masyarakat Desa Kalike sudah memiliki nama terhadap wujud Ilahi. Mereka menyebut wujud Ilahi itu dalam tiga sosok. Sosok yang pertama, Bapa Kelake Rera Wulan Ema Kewae Tana Ekan. Klasifikasi nama ini sangat identik dengan kuasa yang dimiliki, Bapa Kelake Rera Wulan sebagai pencipta Ema dan Kwae Tana Ekan yang berarti ibu pertiwi yang memelihara. Sosokm yang kedua sebagai Ama Ratu, dimana sebagai Raja yang enguasai alama semseta. Dan yang ketiga sebagai Lera Wulan atau Matahari Bulan yang berarti menerangi bumi. Segala aktivitas bumi tergantung pada penerangan cahaya matahari. Tidak terlepas dari sosok Ilahi (Bapa Kelake Rera Wulan dan Ema Kwae Tana Ekan) ini ada pula atribut-atribut yang dimilik-Nya yang oleh masyarakat Desa Kalike sebagai representasi dari Wujud tertinggi. Atribut-atribiut itu mempunyai struktur hierarki diantaranya; Nubanara, Guna Dewa, Nitun Lolon dan Hari Botan dan terakhir adalah kewoko. Ritus ini merupakan suatu bentuk ungkapan syukur dan terima kasih atas hasil panen tahunan kepada yang sakral. Maka dalam ritus ini masyarakat Desa Kalike mengakui yang tertinggi itu sebagai Lera Wulan Tana Ekan “ehan tou” (Tuhan Maha Kuasa), Lera Wulan Tana Ekan “one naen waubanu matik naen selan tapo” (Tuhan Maha Kasih), Lera Wulan “hube naen”, Tana Ekan “galat kae” (Tuhan Mahakuasa), Lera Wulan Tana Ekan “noon tilun noon matan” (Tuhan Mahatahu). Ritus Seru Padu ini di pandang merupakan suatu kegiatan yang penting karena dari sana hubungan mereka dengan yang Ilahi (Rera Wulan) terus dibaharui. Pengertian makna Pengertian ketuhanan 3 Tuhan dalam ritus seru padu pada masy desa kalike Bapa kelake lera wulan ema kewae tana ekan Rera wulan Struktur hierarki Nubanara Guna dewa Nitun lolon dan hari botana Kewoko Masyarakat Desa Kalike menyadari bahwa ada peranan Wujud Tertinggi, yang Sakral dalam hasil usaha mereka. Maka dari itu, saya memaknai acara ritus seru padu ini di bawa tema: “Makna Ketuhanan Dalam Ritus Seru Padu Pada Masyarakat Desa Kalike Kecamatan Solor Selatan Kabupaten Flores Timur.” Ritus ini masih tetap dipelihara dan dilestarikan setiap tahun dalam bentuk perayaan ritus sesuai dengan warisan nenek moyang. Setiap kali ritus Seru Padu dilaksanakan, masyarakat Desa Kalike membaharui hubungan mereka dengan yang Ilahi (Rera Wulan). Ritus ini juga, meruapakan tali yang mengikat persatuan dan kesatuan diantara anggota-anggota suku semakin kuat.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
J Political Science > JS Local government Municipal government
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Andreas M. Pati
Date Deposited: 10 Sep 2021 03:02
Last Modified: 10 Sep 2021 03:02
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/1446

Actions (login required)

View Item View Item