Nilai Religius Lelo Ngita Dalam Upacara Kematian Pada Masyarakat Natasule, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo (Deskriptif Kualitatif Program Studi Ilmu Filsafat-Unwira)

MOLA, Sesarius (2024) Nilai Religius Lelo Ngita Dalam Upacara Kematian Pada Masyarakat Natasule, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo (Deskriptif Kualitatif Program Studi Ilmu Filsafat-Unwira). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (492kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (483kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (923kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (452kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (200kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT KETERANGAN CEK PLAGIASI.pdf

Download (380kB)

Abstract

Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan. Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan, di antaranya cara berprilaku, kepercayaan, sikap, dan hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Budaya dan tradisi yang dipercaya turun temurun dan merupakan identitas harus dijaga dan dilestarikan oleh para peneruskebudayaan. Salah satunya adalah ritus Lelo Ngita Dalam Upacara Kematian Pada Masyarakat Natasule, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. Sampai sekarang tradisi ini masih dijalankan sebagai bentuk penghormatan kepada para arwah yang telah meninggal dunia (Sira ta mata ulu, re.e loe). Ini dilakukan karena masyarakat Kampung Natasule percaya bahwa jiwa orang-orang yang telah meninggal mempunyai suatu daya yang dapat memberikan semangat baru bagi keluarga besar yang ditinggalkan. Kematian disambut dengan penuh duka cita. Duka tidak saja bagi keluarga. Bagi orang Keo kematian adalah duka seluruh warga. Dalam ketidakberdayaan orang Nagekeo berusaha menerima dan memahami kematian. Sadar bahwa kematian adalah nasib, orang menganggap sebagai panggilan ilahi. Kematian seperti sebuah kelahiran kembali. Makanya orang Keo menanggapi kematian sebagai tama tuka ine (kembali kerahim bunda). Ini sangat sejalan dengan pemahaman iman orang beragama, kematian dipahami sebagai kembali kepangkuan yang ilahi. Semuanya harus diterima sebagai sebuah jalan menuju kesatuan abadi dengan Allah yang maha rahim. Tama tuka ine, wado ena Nggae. Kembali memasuki rahim sang Bunda dan balik kepada Pemiliknya sang Pencipta.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kebudayaan, Nilai, Religius, Kematian
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Sesarius Mola
Date Deposited: 29 Feb 2024 03:11
Last Modified: 29 Feb 2024 03:11
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/15205

Actions (login required)

View Item View Item