Evaluasi Kerugian Pelaksanaan Proyek Akibat Keterlambatan Berdasarkan Laporan Harian

MAHUNG, Rivaldianus (2024) Evaluasi Kerugian Pelaksanaan Proyek Akibat Keterlambatan Berdasarkan Laporan Harian. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (386kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (742kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (177kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (931kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (303kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA dan SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT.pdf

Download (430kB)

Abstract

Prestasi suatu proyek tidak hanya dinilai dari segi mutu tapi juga dinilai dari waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan, biaya yang digunakan serta keuntungan yang didapatkan. Apabila waktu pelaksanaan proyek terlambat maka biaya proyek akan meningkat, sedangkan keuntungan menjadi berkurang. Untuk mengetahui evaluasi kerugian pelaksanaan proyek akibat keterlambatan berdasarkan laporan harian maka digunakan Metode Jalur Kritis. Metode jalur kritis merupakan suatu bentuk penjadwalan kegiatan dengan mengklasifikasikan kegiatan kritis dan kegiatan kegiatan tidak kritis. Perubahan waktu penyelesaian kegiatan dalam penelitian ini dibuat dengan memvariasikan penambahan jam kerja efektif menjadi 8 jam (lembur 1 jam), 9 jam (lembur 2 jam) dan 10 jam (lembur 3 jam) pada kegiatan-kegiatan kritis dengan memeperhatikan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP. 102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur, Pasal 3 Ayat (1), waktu kerja lembur dilakukan paling banyak 3 jam dalam satu hari dan 14 (empat belas) jam dalam satu minggu dan Pasal 11 Huruf A bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja 1 jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal. Penambahan jam kerja lembur sebanyak 1 jam menyebabkan waktu pelaksanaan berkurang menjadi 207 hari dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 22.373.667.444,00 dengan selisih kenaikan biaya sebesar Rp 210.892.298,00 dan mengakibatkan penurunan keuntungan menjadi Rp 2.005.385.217,00. Penambahan jam kerja lembur sebanyak 2 jam menyebabkan waktu pelaksanaan berkurang menjadi 191 hari dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 22.642.694.551,00 dari biaya awal proyek Rp 22.162.775.146,00 dengan selisih kenaikan biaya sebesar Rp 479.919.405,00 dan mengakibatkan penurunan keuntungan menjadi Rp 1.736.358.110,00. Penambahan jam kerja lembur sebanyak 3 jam menyebabkan waktu pelaksanaan berkurang menjadi 177 hari dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 24.180.717.280,00 dari biaya awal proyek Rp 22.162.775.146,00 dengan selisih kenaikan biaya sebesar Rp 2.017.942.134,00 dan mengakibatkan penurunan keuntungan menjadi Rp 198.335.380,00. Pelaksanaan proyek yang ingin dipercepat sebaiknya memperhatikan dampak yang ditimbulkan serta kemampuan tenaga kerja dan selisih kenaikan biaya yang ditimbulkan tidak begitu besar agar dapat mencegah kerugian bagi pemilik proyek. Penambahan jam kerja sebaiknya dipilih waktu yang paling kecil untuk meminimalisir penurunan tingkat keuntungan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Biaya Proyek, Keuntungan
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: S.T RIVALDIANUS MAHUNG
Date Deposited: 01 Mar 2024 00:37
Last Modified: 01 Mar 2024 00:37
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/15219

Actions (login required)

View Item View Item