Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pembangunan Kemanusiaan Manusia Indonesia

NENOTEK, Ferdinandus (2023) Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pembangunan Kemanusiaan Manusia Indonesia. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (500kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (101kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (247kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (311kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (402kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (367kB)

Abstract

Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan dan kemajuan manusia. Pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses menjadi: menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri. Proses pendidikan juga diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi yang ada pada manusia supaya peserta didik menjadi dirinya sendiri dan dapat berdiri sendiri. Berdiri sendiri dalam soal kemerdekaan tidak hanya berarti “berdiri yang tidak berdaya,” berdiri asal berdiri, dalam arti yang sempit. Berdiri sendiri harus diartikan sebagai ketegakan berdiri karena kekuatan sendiri. Kemerdekaan ysng dimaksud disini ialah kemerdekaan yang dapat mewujudkan tertib dan damai didalam hidup dan penghidupannyak. Kemerdekaan yang tidak mewujudkan hidup lahir yang tertib, dan hidup batin yang damai bukan kemerdekaan yang sejati. Jadi tujuan pendidikan adalah memberikan bimbingan kepada anak didik, dengan maksud supaya membantu mereka untuk mampu hidup mandiri dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Pendidikan juga berarti proses humanisasi atau lebih dikenal dengan istilah memanusiakan manusia. Dengan demikian pendidikan juga dipahami sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan dalam arti yang seluas-luasnya (pengetahuan, pemahaman, perasaan, spiritual sosial dan sebagainya). Dengan demikian pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Sebab pendidikan merupakan alat (instrumen) yang mampu mengubah kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan perkembangan dan kemajuan suatu negara, sering pendidikan juga diletakan sebagai dasar untuk melihat apakah negara itu maju atau tidak. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu negara yang kuat dan bermartabat. Bangsa yang maju pun tidak dapat di pisahkan dari cara pandang dan cara berpikirnya yang mencerminkan kesadaran akan pentingnya memajukan sektor pendidikan. Pendidikan mampu melahirkan generasi bangsa yang berkepribadian, berbudi pekerti, bijaksana dan sopan dalam berperilaku. Raden Mas Suwardi yang kemudian mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang sangat fenomenal. Ia dikenal sebagai pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Ia tidak hanya dikenal sebagai pahlawan dan penggagas serta pendiri Perguruan Taman Siswa, tetapi juga dikenal sebagai pejuang bagi kaum pribumi untuk memperoleh pendidikan yang sama seperti yang dimiliki kaum priayi dan kaum penjajah. Menurutnya bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan harus percaya diri seperti bangsa lainnya. Ia berjuang supaya bangsa Indonesia mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Usaha-usaha dan perjuangan yang dilakukannya yakni untuk mengubah dan menggugah kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya semangat persatuan dan kesatuan berbangsa merebut kemerdekaan. Salah satu sarananya ialah melalui pendidikan. Bagi KI Hajar Dewantara pendidikan berarti daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak sehingga dapat mencapai kesempurnaan hidup. Adapun sistem pendidikan yang ditawarkan Ki Hajar Dewantara: sistem pendidikan dan pengajaran. Sistem pengajaran yang adalah bagian dari pendidikan bertujuan untuk memberi ilmu atau pengetahuan, serta memberi kecakapan kepada peserta didik baik aspek hidup lahir maupun batin. Sedangkan sistem pendidikannya lebih mengutamakan usaha untuk memerdekakan manusia dari aspek hidup batin, seperti otonomi berpikir, bebas berpendapat dan berbeda pendapat, bebas mengambil keputusan dan lain sebagainya. Dengan demikian akan dihasilkan pribadi-pribadi yang merdeka, sehat fisik dan mental serta cerdas, dan pada akhirnya menjadi pribadi-pribadi yang berguna dan bertanggungjawab bagi kebahagiaan diri (pribadi) dan kesejahteraan bersama (sosial). Jadi, tujuan pendidikan ialah untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada manusia, sehingga manusia dapat mencapai kesejahteraan dan kemerdekaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan dasar perjuangan untuk meninggikan derajat di tanah air; pendidikan sangat penting untuk mencetak atau menciptakan manusia yang berkualitas dan berintegritas. Pada akhirnya pendidikan merupakan “proses menjadi”: yakni proses pembentukan manusia menjadi lebih manusiawi atau menjadi manusia yang utuh, dalam artian bahwa pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi yang ada pada manusia supaya peserta didik menjadi dirinya sendiri dan dapat berdiri sendiri, atau memperoleh kemerdekaan sejati, seperti perubahan dari sikap dan perilaku pasif ke arah sikap dan perilaku aktif, perubahan dari sikap subjektif ke arah sikap yang lebih objektif, perubahan dari sikap menerima informasi ke arah sikap dan perilaku memberi informasi, perubahan dari kecakapan yang terbatas ke arah pemikiran yang luas, perubahan dari sikap mementingkan diri sendiri ke arah sikap mementingkan orang lain, perubahan dari pandangan mendatar ke arah pandangan yang mendalam, perubahan dari sikap dan perilaku emosional ke arah sikap lebih rasional. Semua ini berkaitan dengan diri manusia yakni aspek jasmani dan rohani. Perlu juga dikembangkan kitga aspek ini dalam tiga lingkungan yang disebut Ki Hajar dengan Tripusat pendidikan (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarkat (alam pemuda). Dan perlu adanya pemimpin yang mampu memberikan teladan yang baik bukan hanya melaui perkataan semata tapi juga melalui tindakan nyata. Akhirnya meskipun manusia memiliki kemampuan akal budi yang luar biasa, namun bukan berarti ia dapat mengetahui segala sesuatu tanpa menempuh pendidikan. Justru manusia mengetahui segala sesuatu melalui proses-proses atau tahap-tahap. Tahap-tahap ini yang kemudian disebut pendidikan. Pendidikan akan menimbulkan pengaruh dinamis dalam perkembangan, baikperkembangan jasmani maupun rohani (lahir dan batin). Dan, sesungguhnya pendidikan memiliki tujuan yang amat luhur yakni, membebaskan manusia dari kungkungan kebodohan, kemiskinan, dan menyadarkan orang akan tempatnya, tidak hanya di dalam masyarakat, tetapi juga di dalam semesta yang tidak terhingga ini. Manusia dapat dididik dan harus dididik untuk menjadi lebih baik (memperoleh kemerdekaan yang sejati).

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil FERDINANDUS NENOTEK
Date Deposited: 02 Apr 2024 00:36
Last Modified: 02 Apr 2024 00:36
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/15777

Actions (login required)

View Item View Item