DHAE SEKE, Thomas V. (2024) Fenomenologi Persepsi Dalam Menyingkapi Makna Tubuh Di Dunia Menurut Maurice Merleau-Ponty. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (634kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (131kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (230kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (206kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (267kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (61kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SUKET BEBAS PLAGIAT.pdf Download (255kB) |
Abstract
Metode fenomenologi yang dipakai oleh Merleau-Ponty bukanlah menganalisis gejala atau dunia melainkan mendeskripsikan dan menjadikanya dasar persepsi. Fenomenologi adalah sebuah cara pengungkapan dunia yang ada pada dirinya sendiri yang berarti kembali kepada dunia yang mendahuluinya sebelum ada pengetahuan. Bagi Merleau-Ponty, tugas fenomenologi adalah mengambarkan struktur dasar pengalaman manusia dan memahaminya dari perspektif konkret orang pertama, bukan dari perspektif reflektif orang ketiga. Mengali pandangan orang pertama berarti membiarkan orang tersebut mengungkapkan apa yang dialaminya secara langsung tanpa dinilai dari sudut objektivitasnya. Ditangan Merleau-Ponty, slogan fenomenologi “kembali kepada benda-benda itu sendiri” berarti “kembali ke dalam sebuah dunia sebelum ada pengetahuan”. Menurut Merleau-Ponty fenomenologi dapat membantu menjelaskan konsep dasariah dari persepsi individu dalam relasinya dengan dunia. Fenomenologi merupakan jalan bagi persepsi. Persepsi tidak hanya merupakan kegiatan intelektual melainkan juga secara fundamental adalah eksistensi manusia, karena tubuh itu, bersifat a living body (tubuh yang hidup) yang mempunyai intelegensi tersendiri. Tubuh dan persepsi adalah satu bagian yang hakiki, persepsi bukanlah sebuah pengetahuan tentang dunia tetapi persepsi sendiri adalah tubuh. Dalam pemikiran Merleau-Ponty, manusia disingkapkan sebagai “ada dalam dunia” (being in the world) dan karena itu, persepsi manusia merupakan keterlibatan aktif dalam dunia yang merupakan bagian dari dirinya. Subjek yang mempersepsi pastilah bertubuh karena kita ada dalam dunia, kesadran kita akan dunia pun pasti dimediasi oleh organ rasa tubuh, otak dan sistem saraf, dan tentu saja kemampuan gerak tubuh. Tubuhlah yang membuat kita mengalami semua hal yang kita alami, dan itulah satu-satunya cara yang diketahui dan tersedia bagi kita untuk berada dalam dunia. Selanjutnya Merleau-Ponty sampe pada kesimpulan bahwa tubuh bukan sebuah sistem mekanistik yang kebetulan melekat pada subjek, melainkan cara subjek mengungkapkan perasaan, pikiran harapan, dan kehendak. Tubuh adalah jejak fasih sebuah eksistensi, melalui tubuh tersingkap banyak hal tentang saya. Dalam relasi dengan orang lain, tubuh sudah terlebih dahulu membangun relasi tersebut jauh sebelum akal budi dan penalaran. Singkatnya, sebelum kita memahami relasi kita dengan orang lain, tubuh kita sudah menjalin relasi dengan orang lain. Dengan bantuan fenomenologi persepsi, Merleau-Ponty tidak hanya menemukan cara mengatasi dualitas fisik dan mental, tetapi juga mengangkat martabat tubuh sebagai bagian penting subjektivitas manusia. Tubuh adalah subjek sepanjang dimaknai sebagai cara menjadi manusia, dan sebagai satu-satunya cara untuk merasakan dunia kehidupan. Demikian halnya dengan aspek etika, yakni menghormati tubuh sama dengan menghormati diri sendiri sebagai subjek dan orang lain sebagi subjek.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BD Speculative Philosophy |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Thomas V Dhae Seke |
Date Deposited: | 09 Oct 2024 02:02 |
Last Modified: | 09 Oct 2024 02:02 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/17122 |
Actions (login required)
View Item |