SERAN, Melkianus M. (2024) Konsep Tindakan Komunikatif Menurut Jürgen Habermas Dan Keterbatasan Penerapannya Dalam Masyarakat Pengguna Teknologi. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (755kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (316kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (334kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (420kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (370kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (178kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (975kB) |
Abstract
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial dalam hidup, manusia selalu berelasi dengan sesama yang lain. Dalam berelasi dengan sesama, komunikasi menjadi salah satu elemen dasar yang sangat diperlukan oleh manusia. Komunikasi adalah satu-satunya media yang mampu menghubungkan satu pribadi dengan pribadi yang lain. Dalam hal ini bolehlah dikatakan bahwa komunikasi adalah salah satu elemen dasar yang melekat dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berelasi dengan sesama. Menyadari bahwa, komunikasi menjadi media untuk membangun relasi dengan sesama dalam kehidupan masyarakat, terkadang orang memanfaatkan komunikasi untuk bertindak mempengaruhi orang lain demi mencapai tujuan pribadi. Melalui komunikasi mereka bertindak untuk mempengaruhi orang agar mengikuti apa yang mereka inginkan. Hal tersebut terkadang menjadi persoalan yang timbul dalam masyarakat. Untuk mengatasi persoalan yang timbul dalam masyarakat yang disebabkan oleh komunikasi, pandangangan Jurgen Habermas tentang tentang tindakan komunikatif kiranya mampu memberikan sumbangan yang besar bagi kita. Habermas memberikan pemikiranya tentang tindakan komunikatif, dimana ia melihat bahwa tindakan komunikatif adalah sebuah tindakan yang diperantarai oleh bahasa, yang melaluinya para partisipan bertindak untuk mencapai kesepakatan yang didasarkan atas kesaling pahaman antara satu sama lain. Gagasan tindakan komunikatif yang ditawarkan oleh Habermas adalah sebagai sebuah upaya untuk melanjutkan teori kritis yang telah dilakukan oleh para pendahulunya yakni Max Horkheimer dan Theodor W Adorno. Habermas mencoba untuk mengatasi dan memberikan jalan x keluar bagi kebuntuan yang terjadi pada kedua pendahulunya, yakni memberikan pergeseran dari paradigma instrumental menuju kepada paradigm komunikatif. Habermas berpandangan bahwa, dengan berlandaskan pada paradigma komunikatif, kita bisa masuk pada unsur-unsur masyarakat melalui bahasa, dan daripadanya kita bisa sampai pada pemahaman timbal balik, dan membangun komunikasi yang bebas distorsi dan represi. Tindakan komunikatif yang di gagas oleh Habermas juga adalah sebagai jalan keluar yang ditawarkan untuk mengatasi persoalan tindakan teleologis, atau tindakan bertujuan. Dimana tindakan bertujuan, dalam komunikasi orang tidak bertindak untuk mencapai kesaling pahaman antara satu dengan yang lain, namun mereka bertindak untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang mereka inginkan demi mencapai tujuan pribadi. hal ini berbeda dengan konsep tindakan komunikatif, dimana Dalam tindakan komunikatif, yang setidaknya mengacu kepada dua orang yang membangun hubungan antar pribadi, kalkulasi untuk mencapai tujuan pribadi tidak lagi dipakai melainkan di tinggalkan. Mereka bertindak melalui koordinasi bahasa dan tidak didasarkan atas perhitungan egosentris. Tindakan yang mereka lakukan adalah untuk mencapai kesaling pahaman antara satu sama yang lain. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam tindakan komunikatif adalah mencapai kesepakatan yang didasarkan atas pemahaman timbal balik antar para partisipan. Habermas berpendapat bahwa seseorang boleh dikatakan sebagai tindakan komunikatif, apabila orang lain menerima tawaran yang ada di dalamnya dengan mengambil posisi ya atau tidak terhadap klaim validitas yang dapat dikritik. Sikap kritis yang terwujud dalam bentuk argumen sangat diperlukan dalam tindakan komunikatif. Melaluinya kita bisa menguji klaim validitas dari sebuah percakapan. Klaim validitas yang dimaksudkan disini adalah, klaim kebenaran, klaim ketepatan, dan klaim kejujuran. xi Dalam tindakan komunikatif, sikap mengobjektifkan atau hubungan subjek-objek, yang membuat subjek pengetahuan memandang dirinya sebagai entitas-entitas di dunia luar tidak lagi istimewah dan bahkan ditinggalkan. hubungan yang perlu di bangun dalam tinakan komunikatif adalah hubungan intersubjektivitas, atau hubungan subjek-subjek. Maka Habermas memberikan beberapa syarat utama yang harus dipenuhi untuk mencapai sebuah komunikasi yang ideal yakni, pertama, Semua peserta mempunyai peluang yang sama untuk memberikan argumen dan mengkritik argumen peserta yang lain; kedua, di antara peserta tidak terdapat ditingsi kekuasaan yang dapat menghindari bahwa argumen-argumen yang mungkin relevan sungguh-sungguh diajukan; ketiga, Semua peserta mengungkapkan pikirannya dengan ikhlas, sehingga tidak mungkin terjadi manipulasi antara yang satu kepada yang lain tanpa di sadari. Apabila syarat- syarat tersebut dipenuhi maka kesepakatan yang dicapai, yang didasarkan atas pemahaman timbal balik, dapat diwujudkan oleh para partisipan. Consensus yang dihasilkan dalam tindakan komunikatif adalah, consensus yang tidak bertumbuh pada paksaan atau manipulasi, tetapi pada penerimaan sukarela karena klaim kesahihan yang selalu mungkin dikritik. Dengan kata lain kesepakatan itu bertumpu pada keyakinan-keyakinan rasional. Konsep tindakan komunikatif yang digagaskan oleh Habermas tentu saja memiliki pengaruh yang baik apabila diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat sekarang. karena dalam konsep tersebut menandakan sebuah tujuan yang ingin dicapai bersama dalam komunikasi yakni kesepakatan yang didasarkan atas pemahaman timbal balik antara satu sama yang lain. dengan demikian, maka terwujudlah suatu relasi dalam tatanan sosial yang bebas distorsi dan manipulasi. disisi lain, apabila melihat realitas perkembangan masyarakat sekarang yang mengikuti perubahan zaman, teristimewa dalam bidang teknologi modern, tentu saja terdapat tantangan untuk menerapkan konsep tindakan komunikatif pada era sekarang. xii seperti yang diketahui bahwa perkembangan masyarakat sekarang teristimewa dalam bidang teknologi dan berbagai inovatif lainya mengalami kemajuan yang sangat pesat, kemajuan teknologi pada masa sekarang hampir tidak terbendung oleh apapun. kemajuan tersebut memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat, dimana hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekarang, dipengaruhi dan digerakkan oleh media teknologi modern, salah satunya adalah teknologi komunikasi. media teknologi komunikasi modern yang terwujud dalam berbagai bentuk platform seperti whatsapp, facebook, telegram, instagram, dan lain sebagainya dengan mudah ditawarkan kepada masyarakat, dan hampir semua orang memanfaatkan platform-platform tersebut karena dengan alasan bahwa melalui media-media tersebut, dapat membantu untuk membangun relasi, kerja sama, tanpa memikirkan jarak dan waktu. maka dari itu boleh dikatakan bahwa masyarakat yang hidup pada era sekarang ditandai dengan era informasi digital. teknologi komunikasi memegang peranan penting di setiap lini kehidupan masyarakat. setelah melihat kenyataan dominasi teknologi teristimewa komunikasi digital yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sekarang, dan mencoba untuk menerapkan model tindakan komunikatif yang digagaskan oleh Habermas maka akan ditemukan bahwa terdapat keterbatasan dalam mewujudkan konsep tindakan komunikatif yang digagaskan oleh Habermas dalam masyarakat era sekarang. terlebih khusus syarat-syarat yang di tawarkan oleh Habermas dalam gagasanya tentang tindakan komuniktaif, yang hanya akan menjadi ide karena keterbatasan dalam mewujudkan dalam masyarakat era sekarang. Untuk itu, penulis mengambil judul dalam penulisan skripsi ini “konsep tindakan komunikatif menurut Jürgen Habermas dan Keterbatasan penerapannya dalam Masyarakat pengguna Teknologi.” dengan judul tersebut maka dalam pemulisan skrisi ini kurang lebih, penulis menguraikan tentang konsep tindakan komunikatif xiii Habermas, serta mencoba untuk menemukan keterbatasan-keterbatasan penerapannya dalam kehidupan masyarakat pengguna teknologi pada era sekarang. Metode yang digunakan penulis dalam menyusun proposal ini ialah studi kepustakaan. Studi kepustakaan bermaksud untuk memperoleh data melalui sumber bacaan seperti buku-buku atau artikel-artikel yang ditulis oleh Jürgen Habermasteristimewa bukunya The Theory of Communicative action, yang memuat secara lengkap gagasan-gagasannya mengenai tindakan komunikatif. Selain buku-buku yang ditulis sendiri oleh Habermas, penulis dalam penulisan ini juga mengacu pada sumber-sumber sekunder seperti tulisan-tulisan lain tentang Jürgen Habermas atau tentang teorinya, atau juga gagasan-gagasan umum tentang tindakan komunikatif dan lain sebagainya yang berkenaan dengan skripsi ini. Selain metode kepustakaan, penulis juga menggunakan beberapa metode pendekatan guna membantu penulis dalam proses pengkajian. Metode-metode itu ialah Interpretasi, Induksi dan Deduksi, Holistika, Kesinambungan Historis, Idealisasi, Komparasi, Heuristika, Deskripsi, Refleksi Pribadi dan Hipotesis.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Melkianus M Seran |
Date Deposited: | 29 Oct 2024 01:53 |
Last Modified: | 29 Oct 2024 01:53 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/17925 |
Actions (login required)
View Item |