MANDUT, Patrisius (2024) Sukacita Perjumpaan Maria dan Elisabet Merupakan Roh Kehidupan Komunitas Claretian (Refleksi Eksegetis atas Teks Lukas 1:39-45). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (388kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (422kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (472kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (585kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (164kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (515kB) |
Abstract
Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26-27 menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Ini sering diinterpretasikan sebagai indikasi bahwa manusia memiliki nilai yang istimewa dalam penciptaan Allah dan memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan merawat ciptaan-Nya. Manusia diberikan tanggungjawab oleh Allah, baik secara personal maupun sosial. Personal atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia. Sebagai seorang pribadi, dia mampu untuk menentukan dirinya sendiri. Setiap pribadi manusia adalah pribadi yang unik. Hal tersebut terikat dalam setiap individu. Namun, selain sebagai makhluk personal, manusia juga merupakan makhluk sosial. Hal ini berarti bahwa manusia ada dan berkembang bersama dengan manusia yang lain. Kehadiran orang lain adalah sesuatu yang mutlak. Keberadaan manusia diakui ketika ada bersama. Sukacita merupakan kata kunci perjumpaan Maria dan Elisabet, dimana suara Maria dan kehadiran Yesus dalam rahimnya membuat Yohanes “melonjak kegirangan” (bdk. Luk. 1:44). Peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabet tersebut banyak dimaknai dalam kehidupan iman orang Katolik. Mengapa? Karena, pada waktu Maria berkunjung, Yohanes yang masih dalam kandungan cElisabet melonjak kegirangan. Hal ini dimaknai karena Yohanes mengetahui kedatangan Yesus yang ada dalam kandungan/rahim Maria. Kisah Maria dan Elisabet merupakan gambaran sukacita Allah. Sukacita yang menggembirakan dan menghibur manusia untuk mewartakan Injil. Kebaikan atau sukacita itu selalu cenderung menyebar. Roh Tuhan menggerakkan hati Maria untuk berbagi sukacita kepada saudaranya Elisabet. Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus. Bersama Kristus sukacita senantiasa dilahirkan baru. Sukacita Maria dan Elisabet menjadi fondasi dasar bagi kaum religius untuk menyebarkan kabar baik kepada semua orang. Kaum religius dipanggil untuk hidup bersama demi misi kerajaan Allah. Hidup religius atau hidup bakti adalah suatu bentuk panggilan atau cara hidup khusus untuk mereka yang menerima sapaan dari Allah dan menanggapinya dengan cara yang berbeda. Hidup bakti atau hidup religius tersebut diilhami oleh kehidupan Yesus sendiri, di mana Dia memanggil orang yang Dia inginkan untuk hidup bersama-Nya selama Dia hidup di dunia. Hal tersebut sama seperti para murid atau orang-orang yang dipanggil oleh Yesus yang dengan penuh kesadaran dan kebebasan mengikuti Yesus, orang-orang yang dipanggil ke dalam hidup bakti juga memberikan jawaban yang bebas dan menyerahkan semua yang mereka miliki. Mereka juga memberikan atau menyerahkan diri yang total dan penuh kepada Allah, dan mencari cinta kasih yang sempurna yang digerakkan oleh Roh Kudus. Bagi para Claretian, komunitas merupakan rumah bagi setiap anggotanya. Karena itu, Komunitas yang memancarkan persekutuan membutuhkan karya seorang seniman yang terampil sama seperti di tempat “penempa besi” sehingga anggota-anggotanya mencapai kedewasaan manusiawi dan rohani. Dengan demikian, mereka boleh membuka hati terhadap anugerah Allah dan berhasil dalam membangun komunitas-komunitas yang “penuh dengan sukacita dan roh kudus” (Kis. 13:52). Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sikap dan perilaku yang melanggar aturan komunitas sering terjadi. Ini termasuk sikap seperti tidak mendengarkan, egoisme, individualisme, sinisme, dan kurang peka. Oleh karena itu, penulis merefleksikan kisah Maria dan Elisabet menjadi inspirasi yang tepat untuk membangun komunitas yang penuh sukacita dan Roh Kudus, dan selalu bersukacita dalam menyebarkan Injil ke seluruh dunia.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Patrisius Mandut |
Date Deposited: | 25 Nov 2024 06:41 |
Last Modified: | 25 Nov 2024 06:41 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/18139 |
Actions (login required)
View Item |