Karakteristik Aspal Modifikasi Polimer Styrene Butadiene Styrene Pada Campuran Hrs-Wc

WOTAN, Redemptus De Ferento Wujo (2024) Karakteristik Aspal Modifikasi Polimer Styrene Butadiene Styrene Pada Campuran Hrs-Wc. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (855kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (489kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (885kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (467kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (214kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (311kB)

Abstract

Dalam perkembangan konstruksi pekerasan jalan di Indonesia, struktur perkerasan yang sudah sering digunakan adalah LATASTON (Lapis Tipis Aspal Beton). campuran ini memiliki kelemahan terhadap kerusakan permanen. Dalam rangka meningkatkan ketahanan campuran terhadap kerusakan permanen tersebut, maka aspal memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja campuran. Penggunaan aspal modifikasi polimer merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Aspal modifikasi merupakan salah satu jenis formula aspal dengan penambahan polimer untuk mendapatkan sifat perkerasan jalan yang lebih baik, yaitu mengurangi deformasi pada perkerasan, meningkatkan ketahanan terhadap retak dan kelekatan pada agregat. salah satu polimer yang sering digunakan yakni polimer elastomer Styrene Butadine Styrene. Dari nilai parameter Marshall dapat dilihat bahwa nilai stabilitas dan kepadatan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kadar aspal maupun penggunaan Styrene Butadiene Styrene. Namun ketika telah melewati kadar aspal optimum (KAO) dengan persentase 6,9%, stabilitas maupun kepadatan campuran mengalami penurunan menyebabkan nilai Flow semakin meningkat. Seiring bertambahnya persentase kadar aspal, menyebabkan nilai VIM dan VMA kecil. Namun dengan menurunnya nilai VIM, berdampak pada volume pori antara butir agregat terisi aspal (VFB) semakin besar. Tetapi hal ini berbanding terbalik ketika Penambahan Styrene Butadiene Styrene dilakukan. Nilai penetrasi hasil penambahan SBS pada aspal, menunjukan penetrasi aspal cenderung menurun dan nilai penetrasi tidak memenuhi spesifikasi aspal penetrasi 60/70 namun memenuhi spesifikasi aspal modifikasi yakni pada persentase kadar 3% dan 6%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya persentase polimer SBS, aspal akan menjadi lebih keras yang dimana akan berpengaruh pada tingkat kualitas serta parameter perbandingan Marshall. bahwa seiring bertambahnya persentase polimer SBS ini, maka kandungan paraffin atau lilin semakin kecil sehingga nilai titik lembek semakin besar. Solusinya adalah melakukan pengujian lagi dengan variasi kadar Styrene Butadiene Styrene dan jenis campuran Lapis Aspal Beton yang berbeda dan disarankan pada pengaplikasian di lapangan menggunakan aspal modifikasi polimer Styrene Butadiene Styrene yang masuk dalam spesifikasi, kadar 3% dan 6% masih dianjurkan karena memenuhi spesifikasi.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Lataston, Aspal Modifikasi, Polimer Styrene Butadine Styrene, Parameter Marshall, Penetrasi aspal, titik lembek aspal
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: Redemptus D F W Wotan
Date Deposited: 09 Dec 2024 00:14
Last Modified: 09 Dec 2024 00:14
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/18409

Actions (login required)

View Item View Item