Ritus Paka Di’a Sebagai Sarana Kohesivitas Masyarakat Manggarai (Studi Kasus di Desa Beangencung Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur)

ADUR, Yulita (2019) Ritus Paka Di’a Sebagai Sarana Kohesivitas Masyarakat Manggarai (Studi Kasus di Desa Beangencung Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur). Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

	Text Abstrak.pdf Download (302kB)
	Text BAB I.pdf Download (121kB)
	Text BAB II.pdf Download (163kB)
	Text BAB III.pdf Download (102kB)
	Text BAB IV.pdf Download (163kB)
	Text BAB V.pdf Download (427kB)
	Text BAB VI.pdf Download (84kB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “ Ritus Paka Di’a Sebagai Sarana Kohesivitas Masyarakat Manggarai di Desa Beangencung Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaiamana kerja sama serta partisipasi masyarakat Manggarai dalam proses pelaksanaan acara Paka Di’a yang membawa mereka pada kohesi sosial. Adapun tujuan dan manfaat dilakukan penelitian ini yaitu:1.Untuk mengetahui, bagaimana kohesi masyarakat saat melakukan ritus paka di’a, 2. Untuk mengetahui makna serta nilai yang terkandung dalam acara paka di’a, 3. Sebagai bahan acuan dan referensi untuk peneliti selanjutnya, yang berkaitan dengan judul di atas. Untuk memecahkan masalah di atas, akan digunakan teori kohesivitas yang dicetuskan oleh Newcomb, Morrison, Forysth dan juga Walgito. Konsep yang dijadikan alat ukur adalah kekompakan, kerja sama, tanggung jawab dan partisipasi individu dalam kelompok kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan kembali kenyataan yang terjadi dilokasi penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan juga observasi. Operasionalisasi variabel berkaitan dengan kerja sama kelompok (team work) berupa partisipasi, tanggung jawab dalam pelaksanaan paka di’a serta ungkapan doa adat (torok), rangkaian acara dan makna dari setiap ritus yang terjadi pada saat paka di’a. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses paka di’a yang terjadi di desa Beangencung merawat kohesivitas antara masyarakat. Hal ini dilihat dari bagaimana kerja sama, kekompakan serta partisipasi dari masyarakat dari awal upacara hingga selesai. Kepercayaan masyarakat Manggarai bahwa bagi orang yang telah meninggal dunia harus didoakan agar memperoleh keselamatan kekal bagi almarhumah, oleh karena demikian semua pihak/ komponen masyarakat, yaitu: anak wina, anak rona, ase kae dan juga pa’ang olo ngaung musi akan hadir untuk mendoakan si almarhumah dalam ritual yang disebut dengan paka di’a. Adapun hal yang perlu dilakukan oleh beberapa pihak di atas sebelum ritual yaitu tahap persiapan. Mereka menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam ritual sesuai dengan tanggung jawab dari pihak masing masing. Anak rona bertanggung jawab untuk membawa babi “ela renge” yang akan disembelih saat ritual paka di’a, sedangkan anak wina akan membawa uang dengan jumlah nominal yang sangat besar, uang yang mereka bawa disebut dengan seng wali yaitu uangyang akan diberikan kepada anak rona untuk mengembalikan apa yang anak rona bawa saat ritual. Sementara ase kae dan juga pa’ang olo memiliki kewajiban untuk mengatur segala keperluan dalam ritus paka di’a itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ritus paka di’a di Desa Beangencung Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur dapat dijadikan sebagai sarana kohesivitas bagi masyarakat Manggarai, serta mempererat hubungan antara keluarga maupun masyarakat dan membina keakraban melalui proses interaksi antara sesama. Ada beberapa saran untuk tetap menjaga dan meningkatkan kohesivitas antara masyarakat yaitu: melestarikan ritus paka di’a sebagai sarana kohesi sosial agar tidak luntur dengan adanya perkembangan zaman dan untuk peneliti lanjutan agar lebih dalam mengkaji tentang judul di atas.

Actions (login required)

View Item