Persepsi Masyarakat Tentang Penjualan Minuman Keras (Moke) Sebagai Matapencaharian Alternatif Demi Perbaikan Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Di Desa Waesae Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada

MEI, Fransiskus Regis (2019) Persepsi Masyarakat Tentang Penjualan Minuman Keras (Moke) Sebagai Matapencaharian Alternatif Demi Perbaikan Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Di Desa Waesae Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada. Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

	Text ABSTRAK.pdf Download (573kB)
	Text BAB I.pdf Download (238kB)
	Text BAB II.pdf Download (298kB)
	Text BAB III.pdf Download (103kB)
	Text BAB IV.pdf Download (430kB)
	Text BAB V.pdf Download (274kB)
	Text BAB VI.pdf Download (176kB)

Abstract

Skripsi ini berjudul : Persepsi Masyarakat Tentang Penjualan Minuman Keras (Moke) Sebagai Matapencaharian Alternatif Demi Perbaikan Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Di Desa Waesae Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimanan Persepsi Masyarakat Tentang Penjualan Moke Sebagai Matapecaharian alternatif demi perbaikan kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat di Desa waesae Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada.? Dengan demikian tujuannya adalah untuk menggambarkan persepsi masyarakat penjualan minuman keras (moke) sebagai sarana Perbaikan kondisi Sosial-ekonomi masyarakat di desa waesae kecamatan Aimere kabupaten Ngada. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah konsep pemberdayaan yang dikemukakan oleh Tjokowinoto yang akan dikombinasikan dengan konsep perspsi masyarakat penjualan minuman keras (Moke) demi perbaikan kondisi sosial-ekonomi. Untuk memperolah gambaran : Persepsi Masyarakat Tentang Penjualan Minuman Keras (Moke) Sebagai Matapencaharian Alternatif Demi Perbaikan Kondisi Sosial-Ekonomi, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data primer diperoleh secara langsung dari informan, sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui buku-buku, dan dokumen resmi. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Waesae, kapolsek Aimere dan Kelompok penjual moke. Hasil peneilitian terkait dengan Persepsi Masyarakat tentang Penjualan Minuman Keras (Moke) Sebagai Matapencaharian Alternatif Demi Perbaikan Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat di Desa Waesae menunjukan bahwa (1) Bidang Ekonomi Terkait dengan penguatan ekonomi keluarga atau peningkatan perdagangan bahwa besarnya potensi ekonomi yang diperoleh dari kegiatan penjualan moke sangat menguntungkan namun Produksi dan penjualan moke pun belum ada izinan resmi dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Desa. (2) Bidang Politik Terkait dengan peningkatan usaha penjualan moke pada Desa Waesae sepenuhnya tidak berjalan optimal. Bahwa belum adanya regulasi yang mengatur legal penjualan moke yang selama ini dilakukan dan Kemudian terkait dengan respon pemerintah terhadap penjualan moke Pemerintah Desa belum merencanakan Peraturan Desa atau PERDES tentang penjualan moke. (3) Bidang Budaya Terkait perubahan minuman dari kaum elitis menjadi minuman sehari-hari bahwa Kebiasaan mengkonsumsi alkohol sudah cukup meluas di masyarakat. Kebiasaan ini selain banyak dijumpai di acara adat, pesta sambut baru, acara nikah dan hajat-hajat lainnya. Moke sudah dianggap sebagai minuman tradisional dan wajib ada disajikan pada saat upacara adat di setiap kampung. Kesimpulannya, Persepsi Masyarakat Tentang Penjualan Minuman Keras (Moke) Sebagai Matapencaharian Alternatif Demi Perbaikan Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Di Desa Waesae yang dikaji melalui 3 indikator belum sepenuhnya berjalan optimal. Maka penulis menyarankan Kepada Bagi pemerintah Desa Waesae dan Kapolsek Aimere agar rutin terhadap pengawasan penjualan moke sehingga tidak memyebakan adanya pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan adanya penjualan moke apalagi belum adanya PERDA atau ketetapan hukum yang jelas mengatur soal penjualan moke kemudian kepada penjual moke untuk juga berperan dalam mengontrol peredaran moke khususnya kepada anak dibawah umur

Actions (login required)

View Item