TAEK, Otniel (2018) Dampak Komunikasi Antar Pribadi Bagi Perkembangan Iman Anak Muda Claretian Kupang (Amc-Kupang). Diploma thesis, Unika Widya Mandira.
Text
ABSTRAK.pdf Download (493kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (306kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (979kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (620kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (336kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (287kB) |
Abstract
Berkomunikasi di setiap situasi merupakan hal yang sering manusia lakukan. Karena sebagai mahkluk sosial, manusia tak luput dari komunikasi. Konteks komunikasi sangatlah beragam. Salah satunya adalah komunikasi antar pribadi yang terjadi antar individu-individu dan biasanya terjadi antara dua orang. Hal ini dikarenakan manusia membutuhkan sesamanya dan akan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi dengan sesamanya. Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Contohnya ketika seseorang membutuhkan bantuan maka ia harus menyampaikan maksudnya dengan orang yang hendak berinteraksi dengannya. Komunikasi antarpribadi yang terjalin dengan baik akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan kognitif, relasi dan juga perkembangan iman terutama bagi anak muda yang sedang dalam masa mencari jati diri. Perkembangan iman menghantar seorang pribadi untuk mengenal diri sendiri dan Tuhan, sebagaimana yang dijalani oleh Anak Muda Claretian Kupang. Komunitas AMC ini, terbentuk atas keprihatinan para misionaris Claretian akan keberadaan kaum muda. Karena berkaca dari ke hidup sekarang bahwa ada begitu banyak pertanyaan mengenai keberadaan kaum muda itu sendiri. Salah satu pertanyaan mendasar dalam menelusuri kehidupan kaum muda adalah “kemana arah kaum muda Katolik masa kini? Pertanyaan ini berangkat dari kenyataan bahwa kaum muda masa kini telah dijangkiti oleh arus globalisasi. Kehadiran globalisasi tidak hanya melahirkan krisis dalam hidup kaum muda terutama dalam pencarian identitas iman mereka, tetapi juga bahwa kaum muda sebagai harapan masa depan Gereja dan bangsa berada dalam disposisi yang tidak menentu. Artinya, di satu pihak kehadiran globalisasi menguntungkan kaum muda terutama dalam mewujudkan segala harapan dan cita- cita mereka sekaligus dapat memperluas relasi mereka dengan orang lain, tetapi di lain pihak “globalisasi” membuat kaum muda berada dalam kesulitan untuk mencari makna identitas mereka sendiri. Bahkan lebih dari itu kaum muda menghadapi sekian banyak persoalan dalam hidup mereka, tak terkecuali mereka mengalami krisis iman akibat perkembangan globalisasi. Manusia hidup dalam satu komunitas yang memiliki kebijakan tentang sesuatu yang mereka miliki bersama, dan komunikasi merupakan satu-satunya jalan untuk membentuk kebersamaan itu. Komunikasi seperti yang dikatakan Gudykunst, menciptakan atau membuat segala kebimbangan menjadi lebih pasti. Sebuah consensus dan pengertian bersama di antara individu- individu sebagai anggota kelompok sosial akan mudah menghasilkan tidak saja unit-unit sosial tetapi juga pribadi. Kesenjangan yang terjadi dalam satu komunitas seringkali disebabkan oleh datangnya perubahan dari luar. Struktur sosial baru berdasarkan profesi dan fungsi yang lebih rasional mengakibatkan perubahan relasi. Dalam kaitannya dengan komunikasi antarpribadi, perubahan- perubahan yang datang dari dalam maupun dari luar sangat berpengaruh terhadap perubahan relasi antarpribadi. Komunikasi Antarpribadi memiliki peran penting dalam membangun relasi antar pribadi dalam komunitas AMC Kupang terlebih bagi perkembangan iman mereka, di mana setiap pribadi dituntut untuk makin mengenal diri dan Tuhan lewat sesama AMC. Hal ini tergambar jelas dalam setiap program kegiatan yang menghantar setiap pribadi untuk mengenal seberapa jauh relasi dan imannya. Dengan komunikasi antarpribadi seorang pribadi dihantar untuk masuk kekedalaman hatinya untuk melihat seberapa jauh ia mengenal dirinya dan sesamanya. Iman yang mendalam merupakan salah satu syarat mutlak bagi seorang Anak Muda Katolik. Iman bukan menyangkut hal-hal yang bersifat religious atau hanya berhubungan dengan Tuhan, tetapi meliputi seluruh aspek dalam kehidupan. Iman memiliki tiga dimensi yang tidak dapat dipisah-pisahkan yakni believing, trusting, dan doing. Ketiga dimensi ini menyangkut segi kognitif, afektif dan motorik seseorang, sehingga bila membahas soal perkembangan iman sesungguhnya adalah membahas perkembangan pribadi seseorang secara menyeluruh. Iman hanya akan berkembang jika seluruh pengelaman dan pengetahuan yang di peroleh selama kegiatan direfleksikan dan dibatinkan, tetapi bila hal ini tidak dilaksanakan maka seluruh proses pendampingan hanya sebatas menambah wawasan. Berdasarkan hal ini, penulis ingin mengetahui apakah AMC Kupang mengalami perkembangan iman dalam proses pendampingan bersama dalam komunitas AMC- Kupang. Dampak Komunikasi antarpribadi terhadap perkembangan iman menunjuk pada tiga dimensi kehidupan manusia yakni; kognitif, afektif dan tindakan. Ketiga dimensi ini tidak bisa dihayati secara terpisah artinya iman akan berkembang jika ketiga dimensi ini berkembang secara serentak. Iman yang dewasa adalah iman yang bersifat reflektif dan didasari oleh kebebasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak komunikasi antarpribadi terhadap perkembangan iman Anak Muda Claretian-Kupang(AMC) rata-rata berada dalam tahap kognitif. Para anggota AMC sebagian besar belum mampu mempraktekkan kehidupan rohani mereka tanpa ada dorongan dari orang lain. Oleh karena itu kominitas AMC hadir untuk membantu pribadi-baribadi ini agar kedepannya lebih baik dan mandiri.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Antonia M. Ngole |
Date Deposited: | 10 Mar 2020 05:03 |
Last Modified: | 10 Mar 2020 05:03 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2111 |
Actions (login required)
View Item |