Sakramen-Sakramen Sebagai Jalan Menuju Kekudusan Gereja Menurut Kanon 840 Kitab Hukum Kanonik 1983

SOLE KIRI, Silvester (2018) Sakramen-Sakramen Sebagai Jalan Menuju Kekudusan Gereja Menurut Kanon 840 Kitab Hukum Kanonik 1983. Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAKSI YANG INI.pdf

Download (329kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (522kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (615kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (581kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (711kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (464kB)

Abstract

Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh kehidupan umat Kristiani, sebab di dalamnya Kristus Tuhan sendiri secara sakramental dihadirkan, dikurbankan, disantap, dan melaluinya Gereja selalu hidup dan berkembang. Karena merupakan sumber dan puncak kehidupan manusia, maka Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Ekaristi tidak pernah dipisahkan dari seluruh bidang kehidupan Kristiani dan seluruh kehidupan sehari-hari. Ekaristi perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari seturut apa yang diperoleh di dalam iman. Ekaristi juga merupakan kegiatan liturgi yang paling tinggi dalam Gereja Katolik, sehingga semua kegiatan rohani lainnya selalu merupakan persiapan yang mengarahkan orang kepada Ekaristi secara benar, karena itu Ekaristi dikatakan sebagai pusat dan puncak hidup kristiani.Perayaan Ekaristi adalah pengungkapan iman Gereja dan doa paling resmi yakni memakai rumusan yang berlaku bagi seluruh Gereja dan dipimpin resmi oleh uskup atau imam. Doa resmi ini adalah doa resmi seluruh Gereja. Semua bentuk pengungkapan Kristiani yang mengalir dan terarah pada perayaan Ekaristi hanya dapat dipimpin oleh petugas resmi yang bertindak sebagai pemimpin dan pelayan dalam Perayaan Ekaristi yakniuskup atau wakilnya imam.Tugasutama seorang uskup dan imam ialah menjadi pelayan misteri korban Ekaristi. Tanpa mereka misteri korban Ekaristi tidak dapat diwujudkan.Kehadiran riil Kristus dalam Ekaristi didasarkan ataskata-kata Kristus dalam perjamuan malam terakhir dan tindakan atas roti dan anggur: “Ambillah, Inilah Tubuh-Ku, dan Inilah Darah-Ku”(Mrk 14:22-24). Pada perjamuan malam terakhir, sebelum Ia diserahkan,Yesus mengadakan Perayaan, yang kemudian oleh para rasul dilanjutkan menjadi Perayaan Ekaristi. Di sini Gereja hendak menyatakan imannya bahwa kita adalah hamba Tuhan dan bahwa dalam segala-galanya kita senantiasa bergantung pada-Nya. Dalam merayakan Perayaan Ekaristi, manusia juga sebenarnya hendak bersyukur serta memuliakan Tuhan atas segala belaskasihandan cinta-Nya. Karena itumanusia bisa membawa 10diri danmembawahidupnyakepada Tuhan setelah dipersiapkan, dikenal, diterima dalam Perayaan Ekaristi. Manusia selalu merasa rindu untuk berjumpa dengan Tuhan dalam Ekaristi, karena manusia ingin melihat, merasakankehadiran Allah secara dekat. Dalam Ekaristi itu, manusia merayakan misteri penyelamatan Allah dalam hal inimanusia yang mengalami penyelamatan juga adalah misteri. Dengan merayakan Ekaristi, kita menggabungkan diri dalam perhimpunan umat beriman. Oleh sebab itu, dalam Ekaristi, kita juga merayakan penebusan Kristus di dunia. Pantaslah hidup menjadi suatu syukuran dengan membalas kebaikan Tuhan dalam perbuatan baik dan dalam relasi kita dengan sesama manusia di mana sebagai umat beriman kristiani hendaknya kita menaruh hormat yang sebesar-besarnya terhadap Ekaristi Mahakudus dengan mengambil bagian secara aktif dalam Perayaan kurban mahaluhur itu. Adanya Perayaan Ekaristi karena Yesus sendiri yang menghendakinya. Pada malam sebelum sengsara-Nya, Yesus mengadakan perjamuan perpisahan dalam rangka perjamuan Paskah. Dalam perjamuan itu, Yesus mengambil roti dan mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata: “inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah menjadi peringatan akan Aku.” “Demikian juga dibuat dengan cawan sesudah makan” (Luk 22:19-20). Dalam merayakan Ekaristi, seluruh umat beriman Katolik mempunyai satu keyakinan bahwa persatuan hidup dengan Yesus terjalin. Halini dilihat dari kebanyakan umat beriman yang menghadiri setiap Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan. Dalam Perayaan Ekaristi tentunya ada manfaat yang dipetik dan manfaat itu tentunya berbeda-beda. Manfaat itu dapat ditonjolkan melalui kesaksian hidup setiap orang. Tak dapat dipungkiri bahwa sering persiapan perayaan Ekaristi belum begitu efisien sehingga sering umat yang mengikuti perayaan Ekaristi tidak mendapat manfaat. Akibatnya umat yang tidak mempersiapkan diri kurang merasakan manfaat dari perayaan Ekaristi. Umat 11yang mengikuti perayaan Ekaristi pun tidak memahami bagian-bagianliturgi yang dirayakan, dan bahkan Imam yang memimpin Perayaan Ekaristi juga seringkali tidak mempersiapkan diri secara baik,sehingga kesan yang diperoleh hanyalah begitu saja. Perayaan Ekaristi yang hendak dirayakan harus dipersiapkan secara baik sehingga perayaan yang dirayakan itu dapat membawa suatu manfaat, sebab dengan merayakan Perayaan Ekaristi berarti kita merayakan pusat serta puncak kehidupan iman kita.Berkumpulnya umat beriman juga merupakan unsur pokok penting dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi. Namun persiapan itu tidaklah hanya sekedar lahiriah, atau asal hadir. Kesadaran yang harusdipersiapkan. Hendaklahsetiap orang tahu mengapa iadatang ke Gereja. Sikap pribadi seseorang menggambarkan apakah ia mempersiapkan diri untuk menerima Kristus. Di samping itu juga ada berbagai bentuk persiapan lain. Para petugas yang akan bertugas juga hendaknya mempersiapkan diri secara baik, juga semua sarana yang akan dipergunakan sebab semuanya itu juga mempunyai fungsi tujuan masing-masing. Misalnya persiapan tempat perayaan Ekaristi, persiapan bahan Ekaristi. Hanya dengan persiapan yang memadai, suatu Perayaan Ekaristi menjadi mengena dan bermakna bagi kehidupan kita.Dengan berpijak pada uraian latar belakang di atas maka tulisan ini berjudul: UPAYA PERSIAPAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KEHIDUPAN UMATBERIMANKRISTIANI MENURUT KANON 899 §3 KITAB HUKUM KANONIK 1983

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BH Aesthetics
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Antonia M. Ngole
Date Deposited: 10 Mar 2020 05:42
Last Modified: 10 Mar 2020 05:42
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2121

Actions (login required)

View Item View Item