MITEN, Marianus Damian Kopong (2018) Allah Adalah Penolong Dalam Menghadapi Musuh (Analisis Biblis-Teologis Atas Mazmur 54). Diploma thesis, Unika Widya Mandira.
Text
ABSTRAK.pdf Download (639kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (374kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (402kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (575kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (471kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (386kB) |
Abstract
Pada hakekatnya Allah itu adalah Maha Sempurna dan penuh dengan kebahagiaan. Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini. Di antara semua ciptaan yang ada, manusia adalah ciptaan yang paling istimewa. Istimewa karena hanya manusia yang memiliki akal budi dan kehendak bebas. Keistimewaan ini diberikan Allah kepada manusia agar manusia itu dapat mengambil bagian dalam kehidupan-Nya yang bahagia1 . Selain itu, keistimewaan manusia yang lain adalah karena diciptakan menurut rupa dan gambaran Allah. Allah menciptakan manusia demikian karena Ia mau membangun suatu persekutuan dengan manusia di bumi ini.2 Kitab Mazmur merupakan kitab sembahyang yang disampaikan dalam bentuk nyanyian, puisi, pepatah, yang mengandung banyak kekayaan rohani. Sebagai buku doa, kitab mazmur mengungkapkan segala perasaan hati manusia dalam hubungannya dengan Allah yang berkaitan dengan segala karya Allah bagi manusia dalam hidup ini. Kitab Mazmur juga merupakan buku iman yang menggambarkan iman orang Israel akan Allah dan akan seluruh karya Allah yang menyata dalam kehidupan mereka. Bagi orang Israel, Allah adalah Penolong dan 1 Paus Yohanes Paulus II (Promulgator), Katekismus Gereja Katolik, terjemahan Indonesia P. Herman Embuiru, SVD, (Ende: Konferensi Waligereja Regio Nusa Tenggara, 2007), No. 1. 2C. Barth, Theologia Perjanjian Lama , (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), hlm. 15. viii Penyelamat mereka. Allah dipuji dan disyukuri karena kebaikan dan keagunganNya. Mazmur 54 merupakan salah satu bab dari Kitab Mazmur yang berbicara tentang permohonan. Dilihat dari struktur kalimatnya, Mazmur ini tergolong Mazmur permohonan pribadi. Pada Mazmur ini dikisahkan bagaimana situasi atau disposisi diri pemazmur. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu (Mzm 54:3). Pada Mazmur ini, selain melukiskan tentang penderitaan, pemazmur juga melukiskan tentang kebesaran Allah. Dalam keadaan yang terancam, pemazmur menguatkan hatinya bahwa kekuatan musuh yang dihadapinya tidak akan sebanding dengan kekuatan Allah. Allah adalah Yang Mahakuasa. Allah adalah Penolong. Pemazmur coba menyiratkan bahwa ia meratapi kelemahannya di hadapan Allah saat musuh berbangga atas kekuatannya. Kekuatan musuh hanyalah semu belaka. Musuh secara harafiah disebut “pembenci” (Mzm 3:8; 7:6) dan “lawan” (Mzm 3:2; 7:7). Mereka itu bersifat fasik karena mereka tidak mengindahkan kehendak Allah dan tidak mempedulikan sesama manusia. Mereka hanya memikirkan diri sendiri dan kepentingan diri sendiri. Dalam diri orang lemah itu mereka tidak melihat sesama manusia, melainkan mangsa yang setiap kali ada kesempatan, mereka akan mengambil keuntungan. Pada intinya seluruh tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh musuh atau orang fasik selalu bermaksud untuk memisahkan orang percaya dari Allah. ix Mereka mau meyakinkan orang lemah bahwa tidak ada pertolongan dari Allah. Musuh orang benar adalah musuh Allah sendiri. Sebagaimana orang benar tidak dilihat dalam dirinya sendiri, melainkan dalam hubungannya dengan Allah yang membenarkan mereka, demikian pula orang fasik yang sedang menentang kehendak Allah, dilihat sebagai lawan-Nya. Di dalam mazmur-mazmur, pemazmur menyerahkan baik dirinya sendiri maupun musuhnya yang jahat itu ke dalam tangan Allah, Hakim yang adil itu.3 Mazmur 54 merupakan mazmur permohonan pribadi yang mau memberikan suatu pengajaran yang sangat berharga kepada seluruh umat kristiani bahwa Allah adalah penolong bagi setiap orang yang bersandar kepada-Nya. Ia tidak pernah sedetikpun membiarkan umat-Nya berjalan dalam sebuah kesendirian apalagi membiarkan umat pilihan-Nya terlarut dalam kesusahan dan terlebih dalam penindasan oleh orang-orang yang angkuh dan orang-orang yang sombong atau orang-orang yang tidak menghiraukan-Nya. Bentuk Allah sebagai penolong ini terbukti lewat inkarnasi-Nya Allah Putra menjadi manusia secara nyata dalam diri Yesus Kristus. Sesungguhnya, Allah adalah Penolong. Allah menolong umat-Nya dari segala ancaman bahaya dan dari segala kejahatan yang menentang kebaikan-Nya. Allah selalu datang dan menyatakan kemuliaan-Nya. Manusia akan takut dan keheranan akan besarnya kasih Allah yang tak terhingga dan berkesudahan. Manusia akan menggantungkan segala sesuatu kepada Allah karena Allah adalah satu-satunya Penolong yang setia. Allah menyelamatkan manusia dari segala 3 M. C. Barth dan B. A. Pareira,Op. Cit., hlm. 108. x kesesakan dan himpitan penderitaan. Mereka yang melakukan perlawanan terhadap Allah akan mendapat malu di hadapan Allah. Allah senantiasa menolong umat-Nya dari orang-orang yang melakukan perlawanan terhadap Allah dan mereka yang menyembah segala kejahatan dan dosa. Allah itu hadir di dalam hidup manusia. Allah masih tetap menemani perjalanan hidup manusia. Allah memberikan perlindungan kepada umat-Nya. Allah tidak akan membiarkan manusia binasa begitu saja. Allah sangat peduli terhadap kehidupan manusia. Allah hadir dalam berbagai cara ketika manusia mengalami kesusahan ataupun penderitaan dalam hidup ini. Allah mempunyai seribu satu cara untuk menghadirkan diri dalam hidup manusia. Kehadiran Allah itu melulu demi kebahagiaan manusia. Kasih Allah senantiasa menyertai hidup manusia. Allah adalah sumber segala keselamatan. Allah menjadi Penolong dan harapan bagi mereka yang setia berseru kepada-Nya. Mereka yang menaruh harapan kepada Allah akan diselamatkan karena mereka berkenan kepada-Nya (Mat 27:43). Keselamatan dimaklumkan kepada semua orang tanpa terkecuali. Allah mencintai umat-Nya sebagai orang-orang kesayangan-Nya. Allah selalu hadir untuk membawa manusia kepada kehidupan dan keselamatan. Dan bagi mereka yang merencanakan kejahatan bagi orang-orang lindungan Allah akan mendapatkan bencana dan kutukan bagi dirinya sendiri. Mereka yang selalu membuat rancangan kecelakaan dan kehancuran untuk melawan Allah akan mendapatkan kebinasaan. xi Panggilan dasar setiap manusia tanpa terkecuali adalah keterarahan dirinya pada Allah. Seluruh pencarian ziarah hidup manusia hanya tertuju kepada Allah. Dalam dan melalui campur tangan Allah-lah maka manusia dapat menemukan kehendak dan kasih Allah yang tak terbatas. Di dalam Allah-lah terdapat kepenuhan harapan-harapan manusia. Manusia sangat bergantung pada pemberian Allah, baik untuk hidup sejahtera, maupun untuk memuji Dia yang penuh pengharapan. Sebab, sungguh hanya pada Allah-lah hidup manusia terjamin dan hanya kepada Allah sendiri yang dapat menolong dia. Bahwasannya manusia tidak akan luput dari musuh-musuh yang hendak mengahancurkan, merusak, atau paling sedikit mengganggu keberadaan, kehidupan dan kerohanian. Dalam menghadapi hal ini, pemazmur sendiri telah menunjukkan sikap yang tepat yakni berseru kepada Allah sang Penyelamat. Mereka yang berseru dan memohon pertolongan dari Allah akan dibebaskan dari belenggu musuh dan dilepaskan dari segala ancaman musuh. Manusia tidak punya hak untuk membalas perbuatan para musuh. Allah-lah yang akan membalas dengan keperkasaan-Nya
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Osa Yumida |
Date Deposited: | 11 Mar 2020 01:10 |
Last Modified: | 11 Mar 2020 01:10 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2128 |
Actions (login required)
View Item |