BERE, Adrianus Kilianus Loko (2018) Politik Sebagai Ungkapan Cinta Kasih Kristiani Yang Lebih Universal (Sebuah Tinjauan Etika Kristiani). Diploma thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
ABSTRTAK.pdf Download (665kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (427kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (519kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (421kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (397kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (354kB) |
Abstract
Aristoteles seorang filsuf pada zaman klasik pernah menyatakan bahwa manusia adalah “zoon politicon” (makhluk politik) makhluk sosial1 . Oleh karena dalam diri setiap individu melekat sebuah kebebasan dan kemerdekaan yang terberi sejak ia lahir, maka seluruh keberadaan setiap individu dalam suatu lingkungan sosial selalu berdimensi politis. Politik merupakan seni yang berasal dari setiap individu dalam mengaktualisasikan dirinya di tengah lingkungan masyarakat dan negara, demikian pandangan Aristoteles. Politik dipahami juga sebagai sebuah ilmu praktis karena senantiasa mengandalkan kemampuan dan kepandaian seorang individu dalam menentukan pilihan di antara banyak kemungkinan demi mencapai sesuatu yang diperjuangkan. Pilihan berpolitik ini dilandaskan pada kebebasan dan hak yang sama, di mana masing-masing individu memiliki kewajiban untuk menata kehidupan bersama yang lebih baik.dengan kata lain, politik dimaknai sebagai usaha luhur dari setiap individu dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk sosial yang berdimensi politis. Oleh karena tujuan luhur dari nilai politik itu ialah bonum commune (kebaikan bersama), maka kegiatan berpolitik tentu tidak dapat dipisahkan dari etika. panggilan moral seorang politisi adalah melayani masyarakatnya dengan sepenuh hati untuk berjuang demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Bekerja dengan cinta dan melayani dengan hati berarti meninggalkan kesombongan dan kepentingan diri yang dapat menjadi batu sandungan dan hambatan bagi pelayanan kepada orang lain. Melayani dengan kasih menuntut seseorang memiliki belas kasih, empati, pengertian dan kesediaan untuk menolong orang lain, khususnya bagi mereka yang membutuhkan. Tindakan saling menolong merupakan suatu tindakan atau kebajikan iman Kristiani yang fundamental. Yesus Kristus menjadi prototipe dan teladan bagi umat Kristiani dalam melayani satu sama lain. Dia selalu peduli, berbelas kasih dan melayani mereka yang 1 K, Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Jakarta: Kanisius, 1990), hlm. 166. membutuhkan (sakit, miskin dan tertindas) mencakup pewartaan dan pelayanannya. Politik merupakan locus bagi pewartaan dan pelayan kasih Kristiani. Politik yang bersih, jujur, solider dan berbelas kasih merupakan perwujudan iman Kristiani bahkan politik kasih dapat menjadi sebuah ungkapan cinta kasih Kristiani yang lebih universal, lebih luas jangkauannya. Secara etimologis kata Politik berasal dari bahasa Yunani “Ta Politika” yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan Polis (Negara atau Kota)2 . Dalam pemahaman leksikal, kata politics (Inggris) berasal dari kata Yunani Politicos yang berarti dari, untuk atau yang berkaitan dengan warga negara, Polities (warga negara), polis negara atau kota sedangkan, Politeia (menyangkut hak-hak warga negara) 3 . Berdasarkan definisi ini dapat dikatakan bahwa politik merupakan hal-hal yang berhubungan dengan warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam sebuah negara kota. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat atau persoalan publik dan politik bukan untuk tujuan perorangan. Meskipun politik merupakan sebuah pilihan personal, namun pilihannya itu membutuhkan sebuah pertangung jawaban secara penuh dan umum agar dengan sikap itu dapat terealisasi demi kesejahteraan umum (bonum commune). politik menentukan apa yang harus kita lakukan dan melarang apa yang tidak boleh kita lakukan4 . Secara umum politik memiliki dua tujuan yakni tujuan yang bersifat umum dan tujuan khusus. Pertama,Tujuan umum. Tujuan umum politik berkaitan dengan upaya mencapai kesejahteraan masyarakat dan hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan. Keprihatinan utamanya adalah upaya penerapan kebijakan umum (policy) dalam manajemen politik. Kedua, Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dari suatu tindakan politik itu adalah sebagai berikut: pertama, mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat atau pemerintahan dapat diperoleh, dikelola, dan diterapkan sesuai dengan norma hukum yang berlaku. Kedua, mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan pemerintahan sedapat mungkin diperoleh, dikelola, dan diterapkan menurut kaidah-kaidah demokrasi. Ketiga, mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan pemerintahan sedapat mungkin diperoleh dan dikelola dalam kerangka mempertahankan prinsip negara. Politik dalam pandangan etika tidak lebih dari suatu alat, sama dengan negara itu sendiri, hanyalah suatu alat yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam 2 Isidorus Lilijawa, “Mengapa Takut Berpolitik” (Yayasan Pustaka Nusatama, 2000), hlm. 28 3 Alli Mundhofir, “Kamus Istilah Filsafat Dan Ilmu”, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001), hlm. 283 4 Andre Bayo Ala, Op.,Cit hlm. 1 sebuah negara5 . Fungsi etika politik terbatas dalam masyarakat pada penyediaan alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertangungjawab; jadi di sini etika politik tidak berdasarkan emosi, prasangka, melainkan secara rasional, obyektif dan argumentatif. Etika politik menuntun agar segala klaim atas hak untuk menata masyarakat dan dipertangungjawabkan pada prinsip moral. Etika politik dapat membantu masyarakat untuk mengejawatahkan ideologi negara yang luhur ke dalam realitas politik yang nyata. Misalnya dengan merefleksikan apa inti keadilan sosial, apa dasar etis kerakyatan, bagaimana kekuasaan harus ditangani sesuai martabat manusia. Adapun etika politik yang menjadi landasan dasar bagi para politisi untuk menciptakan kebijakan-kebijakan publik itu adalah sebagai berikut: Kesejahteraan Umum (Bonum Commune), Prinsip Solidaritas, Prinsip Subsidiaritas, Keadilan (Fairness), dan Tanggung Jawab. Etika politik tersebut memungkinkan politik menjadi sesuatu yang luhur, baik dan transformatif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Politik bukanlah suatu sarana demi kepuasan pribadi, golongan atau alat untuk melegitimasi kekuasaan melainkan sebagai wadah yang membawa warga masyarakat secara umum pada suatu kebaikan bersama (bonum commune). Dengan demikian, politik tampil sebagai suatu tindakan universal karena berhubungan langsung dengan kebaikan umum. Keuniversalan cinta kasih politik juga berakar pada hakekat politik yang bersifat universal. Politik selalu behubungan dengan banyak orang, sebab suatu tindakan politik selalu merupakan hasil dari kreasi akal manusia sebagai makluk yang berdimensi sosial. Politik tercipta dari dorongan kepentingan sosialitas manusia dalam keberadaannya di tengah yang lain. Tanpa yang lain atau masyarakat seorang pribadi tidak dapat berpolitik. Oleh karena itu politik selalu berkaitan dengan banyak orang dan selalu bersifat universal. Politik dapat dilakoni atau diperankan oleh siapa saja, apabila semua persyaratan dan kriteria untuk berpolitik dapat dipenuhi dan bisa dijalankan dengan baik. Selanjutnya cinta kasih yang universal berarti berbicara tentang manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia; maka mengasihi bagi Orang Kristiani bukanlah suatu pilihan, melainkan rahmat yang kemudian menjadi suatu perintah. Salah satu ciri utama Cinta Kristiani adalah Cinta kepada Allah dan cinta sesama. Cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama merupakan cinta yang universal yang bergerak dalam berbagai bidang kehidupan 5 Burhanuddin Salam “Etika Sosial: Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia” (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 113 termasuk dalam bidang politik. Cinta kasih tidak pernah mencari keuntungan diri sendiri melainkan bersikap murah hati yang terungkap dalam tindakan saling menolong, terbuka, merasakan apa yang dirasakan orang lain, serta berlaku ramah terhadap yang lain. Maka sikap murah hati akan menjadikan seseorang selalu bersedia berkorban dengan tulus untuk meringankan beban penderitaan sesamanya atau untuk mebahagiakan sesamanya 6 . Maka, Cinta kasih yang diugkapkan dalam bidang politik itu tampak melalui tindakan dan komitmen untuk memperjuangkan kebaikan bersama, kebaikan universal. Sebagaimana yang tertulis dalam dokumen Gaudium Et Spes “untuk membangun kehidupan politik yang sungguh manusiawi, tidak ada yang lebih baik daripada menumbuhkan semangat batin keadilan dan kebaikan hati serta pengabdian demi kesejahteraan umum7 . Dalam membangun kehidupan politik yang sungguh manusiawi, seorang politisi mampu menerapkan nilai-nilai cinta itu dalam pelayanannya kepada masyarakat, Maka melalui bidangnya seorang politisi mampu menciptakan objek yang berguna untuk dunia agar pantas bagi habitat manusia8 . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa politik dapat dipahami sebagai “sakramen” cinta kasih. Dalam dan melalui politik yang berjiwakan cinta kasih, memungkinkan terciptanya kesejahteraan, kebaikan bersama dan keadilan bagi semua orang. Politik yang bernafaskan cinta kasih merupakan saran atau saluran yang lebih efektif sehingga terwujudnya cinta kasih dan Kerajaan Allah di tengah dunia. Cinta kasih politik menunjang terciptanya kebijakan-kebijakan politik yang sesuai dengan prinsip iman kristiani yakni terwujudnya bonum commune dan keberpihakan dan solidaritas terhadap mereka yang miskin, berkekurangan dan terpinggirkan. Itulah sebabnya, politik dipahami sebagai perwujudan iman melalui politik, cinta kasih bisa menembus batas-batas dan sekat SARA. Politik memungkinkan nilai cinta kasih terealisasi secara lebih luas, dapat dinikmati dan dirasakan oleh banyak orang.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BH Aesthetics B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Tefa Frisca Yolanda |
Date Deposited: | 13 Mar 2020 01:42 |
Last Modified: | 13 Mar 2020 01:42 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2157 |
Actions (login required)
View Item |