Tuhanlah Terang Dan Keselamatan (Sebuah Refleksi Teologis-Biblis Atas Mazmur 27)

SOGEN, Markus Nasu (2018) Tuhanlah Terang Dan Keselamatan (Sebuah Refleksi Teologis-Biblis Atas Mazmur 27). Diploma thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (444kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (440kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (482kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (673kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (325kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (445kB)

Abstract

Allah adalah Pencipta langit dan bumi. Penciptaan adalah awal karya pertama keselamatan. Allah yang menciptakan manusia dan Allah pun yang memelihara manusia. Semuanya itu sudah direncanakan oleh Allah sejak kekal. Rencana Allah itu baik adanya dan tak ada satupun kekeliruan pada diri Allah. Manusia hanya mampu mendekati Allah namun manusia tidak sama seperti Allah. Manusia dituntut oleh Allah untuk setia. Akan tetapi terkadang manusia sering mengabaikan kesetiaan kepada Allah, meski demikian ketidaksetiaan manusia tidak mengurangi kesetiaan Allah. Walau terkadang manusia tidak setia, tetapi Allah tetap setia. Allah sungguh mengasihi manusia melebihi apa yang dipikirkan manusia.1 Bangsa Israel merupakan Bangsa yang mengimani Yahwe sebagai Pencipta dan Penyelamat. Kehidupan Bangsa Israel pada umumnya tidak terlepas dari campur tangan Yahwe. Yahwe tetap setia kepada Isreal, walau Israel tidak setia kepada Yahwe. Israel terkadang melawan Allah dengan melanggar hukum Tuhan. Dalam kondisi seperti itu, Israel tidak memiliki penolong atau penyelamat lain, selain Allah sendiri yang telah menjanjikan kehidupan kepada mereka. Gambaran seperti ini terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan secara khusus dalam Kitab Mazmur. Mazmur 27 adalah mazmur kepercayaan sekaligus pula mazmur ratapan pribadi yang diungkapkan oleh Daud bernada kemenangan di dalam Allah. Mencari Tuhan dalam kenisah dan mendapatkan perlindungan. Terbentuknya mazmur ini adalah berangkat dari keadaan penderitaan yang disebabkan oleh perang dan bahaya maut yang dihadapi oleh Daud. Reaksi yang dimunculkan ketika berhadapan dengan masalah atau situasi ini adalah mengharapkan Tuhan yang datang sebagai penolong dan penyelamat baginya.2 Pemazmur mengakui iman dan kepercayaannya di hadapan para musuh dan lawannya serta memberitahukan kerinduannya akan rumah Tuhan, tempat keselamatan dan kesukaannya.3 Pemazmur hidup di tengah-tengah para musuh yang menekan dia dan hendak memakan dagingnya sehingga penderitaaan ini kemudian mengantar pemazmur beriman dalam doa permohonan, dalam keluh dan ratapan. Pemazmur menjadikan penderitaan karena situasi tertekan oleh musuh ini sebagai kesempatan untuk mengharapkan Allah yang datang sebagai terang dan penyelamatnya. Kepercayaan akan penciptaan dan penyelenggaraan mengkonkritkan iman Bangsa Israel akan Allah sebagai pencipta dan penyelenggara. Akan tetapi, umat Israel memiliki pokok kepercayaan lain yang lebih utama dan prioritas bagi keseluruhan iman Israel, yaitu pengakuan akan Tuhan sebagai penyelamat. Benar bahwa konstruksi kronologis dalam Kitab Suci menempatkan kisah penciptaan sebagai yang pertama. Tetapi pengalaman dan pengenalan umat Israel akan Tuhan sebenarnya berangkat dari karya penyelamatan Allah atas mereka. 2 Wiliam R. Farmer (Editor), The International Bible Commentary, (Bangalore: Theological Publications, 2004), hlm. 863 3 Matthew Henry, Tafsiran Kitab Mazmur 1-50, (Surabaya: Momentum Christian Literatur, 2011), hlm. 358 Penyelamatan Allah-lah yang menjadi pokok fundamental dalam keberimanan Israel sebab pokok ini berkenaan langsung dengan kelahiran Israel sendiri. Penyelamatan Allah terkait langsung dengan penciptaan Israel sebagai bangsa pilihan atau umat pilihan, ketika Israel dibawa keluar dari perbudakan Mesir (Kel. 15:16). Tindakan ini memerlukan penyertaan Tuhan dalam keluaran, melindungi mereka dalam pengasingan dan membawa mereka dengan damai ke tanah terjanji. Karena itu, pokok penciptaan dunia harus dipahami sebagai pelengkap dan penjelas dari pokok penciptaan umat Israel.4 Puji-pujian dalam Kitab Mazmur pada umumnya mengungkapkan ketakterpisahan anatara penciptaan dan penyelamatan Tuhan (bdk. Mzm 74:12-17; 77:12-21; 89:6-13; 135:4- 12;136:6-26; 148:1-14). Secara khusus hal ini nampak kalau penciptaan digambarkan sebagai hasil kemenangan atas kekuasaan-kekuasaan purba. Karena itu, perbedaan antara karya penciptaan dan karya penyelamatan hampir tidak ada lagi.5 Keduanya merupakan satu kesatuan karya yang terjalin sama sekali bagaikan dua tindakan dalam satu rencana penyelamatan. Dalam Kitab Mazmur “penyelamat” adalah julukan yang paling sering ditujukan kepada Allah (Mzm. 17:7) baik dengan sebutan langsung “penyelamatku” (Mzm. 27:9) maupun tidak langsung “keselamatanku” (Mzm. 18:3). Mazmur 27 secara nyata melukiskan tindakan Allah yang datang sebagai penyelamat bagi Pemazmur. Pengakuan iman pemazmur akan Allah sebagai penyelamat nampak dalam penggambarannya tentang penaklukan musuh (bdk. Mzm 27:2-3). Pemazmur mau menyatakan bahwa Yahweh pencipta adalah sekaligus Tuhan yang menyelamatkan dan Tuhan yang menyelamatkan adalah Tuhan yang menciptakan segala 4 Carl Barth, Theologi Perjanjian Lama 1, (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), hlm. 26 5 Wim Van Der Weiden, Seni Hidup-Sastra Kebijaksanaan Israel, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 55 sesuatu. Realitas penciptaan mengungkapkan realitas penyelamatan. Maka karya penciptaan merupakan awal dan dasar karya penyelamatan melalui Kristus. Penciptaan ialah awal tata keselamatan, awal sejarah keselamatan yang berpuncak pada Kristus. Boleh dikatakan bahwa Penciptaan adalah karya penyelamatan yang pertama dan menjadi sempurna dalam misteri penyelamatan Tuhan melalui Kristus sebagai ciptaan baru, sebab Dialah yang sulung dari segala sesuatu yang diciptakan. Dengan demikian, karya penciptaan dan penyelamatan tidak boleh dilihat secara terpisah. Keduanya bersumber pada rencana agung Tuhan, di mana karya penciptaan dirangkul oleh rencana penyelamatan, sebab Tuhan pertama-tama mau menyelamatkan manusia. Karena itu, Tuhan menciptakan dunia dalam rangka penyelamatan. Dan sejak semula penciptaan terarah kepada pembebasan dari dosa oleh dan dalam Kristus. Maka sejarah keselamatan yang bermula dalam penciptaan terarah kepada satu tujuan, yaitu segala sesuatu yang diciptakan itu akan dipersatukan dalam Kristus sebagai kepala yang mengepalai tubuh yang mencakup seluruh jagat raya dan terdiri dari semua orang yang telah ditebus.7 Karya penyelamatan Tuhan menyingkapkan suatu kebenaran di mana Yahweh mewahyukan diri sebagai Bapa yang menyelamatkan. Mulai dari panggilan Abraham, pengukuhan Israel sebagai umat Allah hingga penjelmaan Putera-Nya, Yahweh melaksanakan karya penyelamatan-Nya. Lewat penyelamatan itu Yahweh menyatakan diri-Nya kepada manusia bahwa Dialah satu-satunya Tuhan yang menyelamatkan manusia. Dan pewahyuan itu 6 Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik, Buku Referensi dan Informasi, (Yogyakarta-Jakarta: Kanisius-Obor, 1996), hlm. 155 7 Nico Syukur Diester, Teologi Sistematika 2, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 51 xi bersifat adikodrati, karena tidak dapat ditangkap dengan kemampuan akal budi melainkan hanya dengan budi yang diterangi oleh iman.8 Dan di dalam Kristus pewahyuan diri Allah mencapai kepenuhannya, sebab Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol. 1:15; bdk. 2 Kor. 4:4). Dia adalah yang sulung dan di dalam Dia semua orang diciptakan menurut gambar Allah (Kej. 1:27; Kol. 3:10; 2 Kor. 3:8). Kristus menyingkapkan misteri Allah dan menghantar semua orang ke dalam persekutuan cinta dengan Allah, di mana semua manusia dan segenap ciptaan mengambil bagian dalam sukacita Allah 9sebagaimana yang diharapkan pemazmur dalam madah pujiannya kepada Tuhan, “sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang hidup. Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
B Philosophy. Psychology. Religion > BX Christian Denominations
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: Tefa Frisca Yolanda
Date Deposited: 04 May 2020 02:52
Last Modified: 04 May 2020 02:52
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2169

Actions (login required)

View Item View Item