Perjalanan Yesus Memasuki Yerusalem sebagai Persiapan untuk Penderitaan dan Salib (Analisis Eksegetis atas Teks Lukas 19:28-44)

LAMATOKAN, Arnoldus Eston B. (2025) Perjalanan Yesus Memasuki Yerusalem sebagai Persiapan untuk Penderitaan dan Salib (Analisis Eksegetis atas Teks Lukas 19:28-44). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (332kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (393kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (472kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (197kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (127kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT BEBAS PLAGIAT.pdf

Download (981kB)

Abstract

Tulisan ini membahas peristiwa historis Yesus memasuki Yerusalem berdasarkan Lukas 19:28–44, sebagai persiapan menuju penderitaan dan salib dalam rangka menggenapi rencana keselamatan Allah. Yesus, yang disambut sebagai raja oleh orang banyak, memasuki Yerusalem dengan kesadaran penuh akan penderitaan yang menantinya, sambil menunggang seekor keledai sebagai penggenapan nubuat Zakharia 9:9. Tindakan ini menegaskan identitas-Nya sebagai raja damai yang rendah hati, bukan Mesias politik seperti yang diharapkan oleh sebagian orang Yahudi. Yesus memasuki Yerusalem dengan sengaja dan penuh kesadaran, bukan sebagai bentuk pelarian dari ancaman, melainkan sebagai langkah awal menuju salib. Ia menunggang seekor keledai, yang secara simbolis merujuk pada nubuat Zakharia 9:9. Ini menjadi penegasan identitas-Nya sebagai raja damai, bukan raja militer atau pembebas politik seperti yang diharapkan oleh banyak orang Yahudi saat itu. Simbolisme keledai sangat kuat: berbeda dari kuda yang melambangkan perang dan kekuasaan, keledai melambangkan kerendahan hati, damai, dan pelayanan. Yesus, dengan cara ini, mengkontraskan diri-Nya dengan model kepemimpinan duniawi, dan sebaliknya, mengajarkan tentang Kerajaan Allah. Masuknya Yesus ke Yerusalem dilihat sebagai penggenapan dari nubuat-nubuat Mesianik dalam Perjanjian Lama, terutama Yesaya 53 (Hamba Tuhan yang menderita) dan Zakharia 9:9. Tindakan dan penderitaan-Nya tidak bersifat kebetulan atau tragis, tetapi merupakan bagian dari rencana Allah yang telah dinubuatkan. Perjalanan ke Yerusalem menyingkapkan identitas Yesus sebagai Mesias sejati, yang berbeda dari harapan politik masyarakat. Ia adalah Anak Allah, Raja Damai, dan Hamba yang menderita, yang secara eskatologis membuka jalan menuju Kerajaan Allah yang kekal. Jadi tulisan ini tidak berhenti pada narasi sejarah atau refleksi teologis, tetapi juga menyentuh dimensi pastoral dan spiritual. Bagi umat Kristen, perjalanan Yesus ke Yerusalem merupakan model panggilan hidup: untuk setia, rela berkorban, dan menghayati penderitaan sebagai bagian dari persekutuan dengan Kristus.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: ARNOLDUS ESTON B. LAMATOKAN
Date Deposited: 15 Oct 2025 03:19
Last Modified: 15 Oct 2025 03:19
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/22620

Actions (login required)

View Item View Item