COREBIMA, Maria Andriani Rosari (2025) Kedudukan Anak Angkat “De’ing” dalam Sistem Pewarisan pada Masyarakat Adat Kenotan, Adonara, Flores Timur. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (1MB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (228kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (213kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (217kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (387kB) |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (127kB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT KETERANGAN BEBAS PELAGIAT.pdf Download (338kB) |
Abstract
Masyarakat adat Kenotan di Adonara, Flores Timur, menganut sistem kekerabatan patrilineal, di mana keberlanjutan garis keturunan laki-laki dianggap sebagai syarat penting untuk menjaga eksistensi marga dan pelaksanaan ritus adat. Dalam konteks ini, praktik pengangkatan anak adat yang dikenal dengan istilah de’ing dilakukan oleh keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki, guna menjaga keberlanjutan garis keturunan, warisan sosial, serta hak atas tanah ulayat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan anak angkat de’ing dalam sistem pewarisan masyarakat adat Kenotan serta bagaimana kedudukan tersebut dibandingkan dengan ketentuan hukum nasional terkait hak waris anak angkat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Lokasi penelitian difokuskan pada komunitas adat di Desa Kenotan, Kecamatan Adonara Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses de’ing dilakukan melalui tahapan musyawarah keluarga, persetujuan tokoh adat seperti Opu Lake dan Bine Brui, serta ritual adat yang dilakukan di tempat suci, sehingga pengangkatan anak mempunyai legitimasi sosial dan spiritual. Selanjutnya anak angkat de’ing memperoleh hak pewarisan secara adat, setara dengan anak kandung laki-laki, baik atas harta warisan fisik seperti tanah dan rumah adat, maupun warisan sosial seperti tanggung jawab adat dan peran dalam ritus keluarga. Namun, hambatan yang muncul umumnya berasal konflik internal keluarga besar dan kepenting pribadi terkait harta waris, serta secara yuridis dalam kerangka hukum nasional, anak angkat hanya memperoleh hak waris jika diangkat secara sah berdasarkan hukum dan disertai dengan wasiat atau hibah. Ketegangan muncul ketika hak waris anak de’ing diakui dalam hukum adat tetapi tidak mendapat perlindungan hukum nasional, khususnya ketika terjadi konflik agraria atau sengketa keluarga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik de’ing mencerminkan sistem nilai lokal yang kuat dalam menjaga struktur sosial dan hak milik kolektif, namun masih menghadapi tantangan dalam aspek legalitas formal. Diperlukan upaya harmonisasi antara hukum adat dan hukum nasional untuk memberikan perlindungan hukum yang adil dan akomodatif terhadap praktik-praktik adat seperti de’ing.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Kedudukan anak angkat, Anak angkat “De’ing”, Sistem pewarisan |
| Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology K Law > K Law (General) |
| Divisions: | Fakultas Hukum > Program Studi Hukum |
| Depositing User: | Maria Andriani Rosari Corebima |
| Date Deposited: | 14 Oct 2025 02:47 |
| Last Modified: | 14 Oct 2025 02:47 |
| URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/22666 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
