PABA, Maria Agustina (2020) Makna Ukiran Pada Rumah Adat (Analisis Semotik Ukiran Hewan Pada Rumah Adat Tiwu Deru, Kampung Bena di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada Dengan Prespektif Analisis Semiotika Charles S. Pierce). Diploma thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
COVER ABSTRAK.pdf Download (459kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (397kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (275kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (219kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Download (522kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (374kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Download (231kB) |
Abstract
Makna Ukiran Pada Rumah Adat (Analisis Semotik Ukiran Hewan Pada Rumah Adat Tiwu Deru, Kampung Bena Di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada Dengan Prespektif Analisis Semiotika Charles S. Pierce). Ukiran ini sudah berlangsung lama dan diwariskan dari generasi ke genarasi yang termasuk dalam suatu kebudayaan masyarakat Desa Tiworiwu tersebut. Masyarakat Tiworiwu menghayati ukiran ini memiliki makna dan nilai yang menjadi keyakinan leluhurnya termasuk model-model ukiran itu sendiri memiliki arti bagi kehidupan mereka. Oleh karena itu, Peneliti ingin mengetahui makna ukiran hewan tersebut dengan rumusan masalah apa makna dalam ukiran Rumah Adat Tiwu Deru, Kampung Bena, Di Desa Tiworiwu Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada. Landasan Konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi budaya model-model ukiran dan teorisemiotika Charles. S. Pierce. Dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, berusaha menganalisa dan mengartikan makna dari objek yang diteliti berdasarkan fakta dilapangan, menggunakan key informan sebagai sumber data, menggunakan data primer dan data sekunder melalui wawancara, observasi lapangan, dokumentasi kegiatan. Teknik analisis data yang berkaitan dengan penelitian ini menggunakan model semiotika Charles S. Pierce. Hasil penelitian dari empat ukiran yang menjadi fokus penelitian yakni ukiran tanduk kerbau, ukiran kuda, ukiran ayam, dan ukiran ular dua kepala pada Rumah Adat Tiwu Deru, masyarakat Desa Tiworiwu meyakini makna ukiran tanduk kerbau sebagai simbol penghormatan kepada leluhur dan Tuhan, status sosial dilihat dari sisi ekonomi dan juga sebagai hewan persembahan. Ukiran kuda sebagai simbol pekerja keras, sebagai simbol kekuatan dari leluhur sebagai simbol kendaraan dan juga sebagai simbol keperkasaan seorang lelaki. Ukiran ayam sebagai simbol kemurniaan dan kewibawaan dari seorang wanita, simbol pembawa berkat dan simbol kebenaran dalam berkata-kata dan pengatur waktu bagi masyarakat. Ukiran ular dua kepala sebagai simbol prajurit atau penjaga rumah dan juga sebagai simbol kerendahan hati seorang wanita. Secara umum makna ukiran bagi masyarakat Tiworiwu, memiliki nilai magis-mitis sebagai penjaga/malaikat pelindung dan Pengatur waktu. Nilai religious sebagai penghormatan serta syukuran kepada Tuhan dan leluhur. Nilai sosial yang dipahami sebagai identitas dan status sosial anggota keluarga, seseorang yang pekerja keras,dan kerendahan hati seseorang. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa ukiran bagi Masyarakat Desa Tiworiwu bukan hanya sebagai ornamen keindahan pada rumah adat tetapi memiliki makna magis dan mitis, religius serta makna sosial. Peneliti juga memiliki saran untuk masyarakat Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, kabupaten ngada untuk selalu belajar mengetahui warisan leluhur dan tidak mudah terpengaruh terhadap budaya luar dan menjaganya agar tidak terkikis dan tergeser nilai budayanya.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs N Fine Arts > NB Sculpture |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | S.Kom Sela Mikado |
Date Deposited: | 28 Jul 2020 05:43 |
Last Modified: | 28 Jul 2020 05:43 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/2857 |
Actions (login required)
View Item |