Iman Kepada Allah Merupakan Kekuatan Dalam Penderitaan (Sebuah Refleksi Biblis- Teologis Atas Mazmur 56)

KONO, Gregorius K. (2020) Iman Kepada Allah Merupakan Kekuatan Dalam Penderitaan (Sebuah Refleksi Biblis- Teologis Atas Mazmur 56). Diploma thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (585kB)
[img] Text
BAB I PDF.pdf

Download (484kB)
[img] Text
BAB II PDF.pdf

Download (343kB)
[img] Text
BAB III PDF.pdf

Download (654kB)
[img] Text
BAB IV PDF.pdf

Download (417kB)
[img] Text
BAB V PDF.pdf

Download (597kB)

Abstract

Iman dilihat dari segi arti dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kepercayaan, keyakinan, keteguhan hati dan ketetapan hati. Dengan melihat sejarah keberimanan, Abraham yang disebut Bapak orang beriman menjadi teladan. keteladanan iman Abraham teruji secara total lewat caranya menjalani kehidupannya. Ia menaruh kepercayaan sepenuhnya pada kehendak dan rencana Allah serta menuruti segaya firman Allah. “sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap namun Abraham berharap juga dan percaya bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa.” (bdk. Rm. 4:18). Bagaimana mungkin akan menjadi titik lahirnya sebuah bangsa sedangkan keturunan saja tidak punya? Akan tetapi Abraham mempunyai iman yang teguh. Imannya kepada Allah menghantarnya pada kemuliaan dari pemenuhan janji Allah yakni keturunannya menjadi sebuah bangsa yang besar. Ketaatan Abraham sungguh total terhadap perintah Allah. Ia menjalankan perintah Allah tanpa ada tawar menawar dengan Allah. Ia langsung melaksanakan apa yang difirmankan Allah kepadanya. Ini menunjukkan sikap iman yang sungguh berani kepada Allah. Mengapa demikian? Sebab ia sungguh percaya akan penyelenggaraan Allah (Providentia Dei) dan mentaati semua perintah Allah sekalipun tidak ada dasar untuk berharap. Namun iman juga pertama-tama tidak mengenai Allah semata melainkan mengenai rancana Allah dengan manusia. Allah mendatangi kita “karna kita dan karna keselamatan kita”. iman mempunyai arti eksistensial. Iman berarti kepastian hidup, bukan sebagai teori tetapi berdasarkan pengalaman. Israel percaya akan Yahwe berdasarkan seluruh sejarah keselamatan. Israel mengalami dan menghayati kebaikan Tuhan, dan itulah dasar kepercayaannya. Juga dalam perjanjian Baru dikatakan: “Ia melihat dan percaya” (Yoh 20:8). Iman tidak berarti penyerahan buta tanpa dasar. Salah satu sifat yang ada dan berkembang dalam diri manusia pada umumnya ialah sifat keraguan. Sifat keraguan yang ada pada manusia ini berlaku hampir pada seluruh aspek kehidupannya. Bahkan terhadap kuasa Allah pun keraguran manusia itu berlaku. Keraguan manusia terhadap kesetiaan Allah sering kali terjadi bila mana banyak doa permohonan kepada Allah tak kunjung mendapat pengabulannya dan juga saat di mana kehadiran Allah sudah tak dirasakan lagi. Keraguan ini berdampak pada hilangannya kepercayaan kepada kesetiaan Allah itu sendiri. Selain itu, dinamika kehidupan manusia yang seringkali terjadi pasang surut menjadi alasan pula memudarnya kepercayaan kepada Allah. Allah sering dilupakan bahkan dipungkiri keberadaanNya dan seolah-olah menjauhkan diriNya dari manusia sehingga manusia mengalami kemalangan dan duka derita yang tak pernah ada batasannya. Iman manusia sering meluntur diserang berbagai macam penderitaan. Bahkan terkadang iman umat Allah dapat ditukar bak barang-barang biasa. Oleh sebab itu, melalui Mazmur 56 ini, yang memuat kisah pemazmur dalam menjalani penderitaannya akibat penindasan musuh yang begitu hebat, umat kristiani diajak untuk senantiasa tetap teguh pada iman kepada Allah serta memandang iman sebagai satu-satunya sarana memperoleh kekuatan dari Allah dalam menghadapi segala macam bentuk penderitaan di dunia ini. Iman kepada Allah layaknya emas yang harus dibakar dalam tanur api untuk memperoleh kemurnian sesungguhnya. Penderitaan yang melanda kehidupan orang Kristiani harus dilihat sebagai api yang menguji kemurnian iman kepada Allah. Umat kristiani diajak untuk meyakini kebenaran iman akan Allah sebab waktu Allah bukanlah waktu manusia dan rencana Allah bukanlah rencana manusia. Allah lebih tau kapan dan bila mana ia menyatakan kasih-Nya. salib tanda kesengsaraan dan pendeitaan harus menjadi jalan yang harus dilalui setiap orang beriman menuju kebahagiaan abadi.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Kom Sela Mikado
Date Deposited: 08 Oct 2020 05:32
Last Modified: 08 Oct 2020 05:32
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/3419

Actions (login required)

View Item View Item