Nilai Sosial Dan Religius Dalam Ritual Nalu Dan Relevansinya Bagi Masyarakat Olilit Timur Di Kepulauan Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara Barat

RURUME, Natalis Besiaman (2020) Nilai Sosial Dan Religius Dalam Ritual Nalu Dan Relevansinya Bagi Masyarakat Olilit Timur Di Kepulauan Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Diploma thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
COVER.pdf

Download (150kB)
[img] Text
bab I.pdf

Download (154kB)
[img] Text
bab II.pdf

Download (223kB)
[img] Text
bab III.pdf

Download (246kB)
[img] Text
bab IV.pdf

Download (230kB)
[img] Text
bab V.pdf

Download (368kB)

Abstract

Dalam kehidupan bersama terdapat kebudayaan yang terhimpun dalam wadah-wadah tertentu yang disebut kelompok-kelompok sosial yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dengan corak kebudayaan yang beranekaragam. Sebagai makhluk sosial, masyarakat Tanimbar pada umumnya dan Olilit Timur pada khususnya, dapat mewujudkan bukti-bukti konkret; bahwa mereka adalah makhluk sosial. Sifat-sifat sosial itu tampak jelas dalam relasi yang akrab, komunikasi dan kerja sama untuk mencapai hasil dan prestasi bersama, yang mampu mengatasi kekuatan individu dan yang membutuhkan penyatuan yang kompak lewat Ritual Nalu. Melaluikebudayaan, manusia mewujudkan diri demi mencapai kepenuhannya sebagai manusia beradab. Karena kebudayaan adalah hasil pengungkapan potensi rohani dan jasmani manusia dalam materi, sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya yang dinamis untuk memanusiakan kehidupannya baik dalam hubungan dengan alam, dengan sesama maupun dengan Tuhan. Konsili Vatikan II dalam Gaudium Et Spes No. 53 mengatakan bahwa kebudayaan adalah segala saran dan upaya manusia untuk menyempurnakan dan mengembangkan pelbagai bakat rohani dan jasmani, mengatur alam raya dengan pengetahuan dan karya. Kebudayaan ini memanusiakan kehidupan sosial baik dalam keluarga, maupun dalam seluruh masyarakat dan lebih memanusiawi lagi melalui kemajuan tata susila dan lembaga-lembaga. Kebudayaan juga mengungkapkan, menyalurkan dan melestarikan pengalaman-pengalaman rohani serta aspirasi- xiii aspirasinnya yang besar melalui karya-karya, supaya dapat bermanfaat bagi kemajuan banyak orang bahkan segenap umat manusia. Kebudayaan dipandang orang sebagai tata nilai. Bertolak dari pandangan inilah M.J. Langevel sebagaimana dikutip oleh Toeti Heraty merumuskan definisi kebudayaan sebagai perwujudan aktif nilai-nilai dan hasil. Kalau kita telah memahami kebudayaan sebagai tata nilai, maka yang menentukan nilai-nilai itu adalah manusia itu sendiri dan bukan hewan. Karena, manusia memiliki sesuatu yang essensial yang tidak ada pada hewan. Manusia mempunyai roh dan jiwa, yang menyatukan diri pada berpikir dan merasa rohaniah. Disinilah bahwa rupanya kehidupan batiniah atau rohaniah merupakan pangkal kebudayaan. Karena manusia berbudaya, maka dengan melaksanakan kebudayaan, ia melaksanakan eksistensinya. Dalam eksistensinya, ia sampai ke interioritas; artinya manusia menjadi terbuka dan berhubungan dengan realitas, malahan realitas semesta. Dalam Ritual Nalu sebenarnya mengandung suatu makna akan pemahaman orang Olilit Timur di dalam hidup bermasyarakat tentang nilai-nilai sosial yang dihayati dalam wujud adat yang mengatur dan mengarah pada tingkah laku setiap individu dalam hidup bersama. Karena tingkah laku dan perbuatan manusia dikendalikan atau didasarkan pada adat. Nilai adat yang terdapat dalam masyarakat di dalam pelaksanaannya harus di pertanggungjawabkan dengan mengikuti pembagian daging babi dan ketupat serta kain tenun yang sesuai dengan aturan yang sudah diberlakukan yakni pembagian yang merata pada setiap suku adat. Dari perspektif sosial, hal di atas sangat menarik untuk dipertimbangkan sebagai penilaian rasional terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang berasal dari adat tersebut, yang menurut hemat peneliti tampak lahir dari konsepsi yang bersifat intuitif tentang kehidupan manusia di tengah masyarakat dalam relasi dengan sesama. Suatu relasi personal dan sosial xiv harus diaktualisasikan dalam kenyataan hidup sehari-hari; bukan saja dalam Ritual Nalu melainkan juga dalam kehidupan di tengah masyarakat. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, peneliti mencoba mendalami materi Nilai Sosial Dan Religius Dalam Ritual Nalu Pada Masyarakat Olilit Timur di Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Peneliti mau memaparkan secara terperinci proses Ritual Nalu, serta hal-hal yang digunakan dalam ritual yang bersangkutan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BD Speculative Philosophy
G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs
J Political Science > JS Local government Municipal government
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Kom Sela Mikado
Date Deposited: 28 Oct 2020 02:48
Last Modified: 28 Oct 2020 02:48
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/3580

Actions (login required)

View Item View Item