Maria Sebagai Perantara Pada Pesta Perkawinan Di Kana (Refleksi Eksegetis Atas Teks Yoh. 2:1-11)

SUNA, Bilklinton (2020) Maria Sebagai Perantara Pada Pesta Perkawinan Di Kana (Refleksi Eksegetis Atas Teks Yoh. 2:1-11). Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (588kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (483kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (590kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (635kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (541kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (427kB)

Abstract

Kisah Perkawinan di Kana hanya dicatat dalam Inji Yohanes. Kisah ini tidak dicatat di ketiga Injil yang lain. Dalam konteks Kitab Injil Yohanes mukjizat perkawinan di Kana ini penting. Mukjizat di Kana merupakan Tanda Pertama dari tujuh tanda bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah. Peristiwa dimana Ia menyatakan kemuliaan-Nya sehinga murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Dalam pada itu, masih menjadi perdebatan dari kalangan exegete apakah kisah ini merupakan peristiwa nyata atau hanya suatu perumpamaan rohani (alegori) untuk mewartakan tentang Mesias Sang Penyelamat. Sebagai alegori, makna dari kisah ini adalah pengharapan dan kabar sukacita Yudaisme seperti yang dikatakan oleh pemimpin pesta perkawinan kepada pengantin laki-laki: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang" (Yoh. 2:10). Perayaan perkawinan Yahudi biasanya dimeriahkan dengan perjamuan dan tari-tarian serta hiburan lainnya, kadang-kadang dilakukan sampai satu minggu, bahkan ada yang dua minggu. Maka tidak mengherankan jika dalam pesta perkawinan di Kana terjadi kekurangan anggur. Dalam pada itu, masalah kehabisan anggur ini pasti menimbulkan rasa malu, jika apa yang mereka hidangkan tidak lengkap; Mungkin mereka bukan orang kaya, dan jumlah anggur yang mereka sediakan pas-pasan. Ada kemungkinan Maria adalah kerabat dari mempelai itu, sehingga Maria terlibat dalam urusan konsumsi di pernikahan itu, dan dia dapat mengemukakan hal ini dan juga dapat memberi perintah kepada pelayan-pelayan. Anggur dalam Tradisi Perkawinan Yahudi menjadi simbol dari hubungan perjanjian. Pengantin pria dan pengantin wanita akan minum dari cangkir anggur di mana berkat pertunangan telah diucapkan. Anggur adalah simbol sukacita dalam tradisi Yahudi (Am. 9:13, Hos. 14:7). Bertolak dari pernyataan di atas, maka peneliti mencoba menghadirkan kisah pesta perkawinan di Kana sebagai pelajaran bagi orang Kristen. Percaya penuh kepada kuasa Allah seperti Maria, Mar adalah teladan yang baik yang patut dicontohi. Selain itu, peka terhadap situasi sosial, dan berperan sebagai penyelamat, sampai membawa orang-orang percaya kepada Allah, adalah salah-satu tujuan hidup yang paling mulia. Peran Maria pada pesta perkawinan di Kana, memberikan pesan yang sangat berarti bagi kehidupan saat ini.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Kom Sela Mikado
Date Deposited: 06 Nov 2020 02:35
Last Modified: 06 Nov 2020 02:35
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/3638

Actions (login required)

View Item View Item