Perjumpaan Tuhan Dengan Elia Demi Ketaatan dan Hidup Israel (Analisis Eksegetis Atas Teks 1 Raja-Raja 19: 9-18)

WASO, Antonius Marius (2020) Perjumpaan Tuhan Dengan Elia Demi Ketaatan dan Hidup Israel (Analisis Eksegetis Atas Teks 1 Raja-Raja 19: 9-18). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (664kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (554kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (554kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (477kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (364kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (443kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (461kB)

Abstract

Pemulihan kembali relasi Allah dengan manusia berlangsung dalam kurun waktu lama dan dimulai dengan memberikan janji keturunan, tanah dan berkat yang melimpah kepada Abraham. Dengan suatu tuntutan Allah kepada Abraham dan keturunannya adalah kesetiaan dan ketaatan kepada hukum-hukum Allah. Sejarah deuteronomium menggambarkan bahwa tidak mudah bagi Israel untuk tetap setia kepada tanggungjawabnya sebagai bangsa pilihan Allah. Dan sering kali berubah setia kepada allah-allah lain sejak dari pembaharuan janji di Sinai hingga masa raja-raja Israel. Mereka memberontak terhadap Allah dan para nabiNya. Tegangan antara janji Allah dan ketaatan Israel semakin nyata secara khusus dalam kitab Raja-raja. Seringkali Israel melanggar perjanjian Allah dan berbuat apa yang jahat di mata Allah dengan mengikuti allah-allah lain dan oleh karena itu mereka dihukum oleh Allah. Karena pelanggarannya, Israel ditawan oleh musuh, diangkat ke pembuangan,kalah dalam perang,kekeringan yang berkepanjangan, ditimpah wabah dan semua malapetaka yang menyebabkan penderitaan bangsa itu. Namum setiap kali Israel berbalik kepada Tuhan, hidup mereka dipulihkan kembali. Allah yang setia dan ketidaksetiaan Israel terus berlangsung dalam sejarah Deuteronomium, dan meliputi keseluruhan kitab Raja-Raja. Tetapi Allah tidak membiarkan mereka berada di jalan yang sesat yang ditempuh (bdk. Yeh. 20:32-33). Setiap kali mereka menyeleweng, Allah senantiasa menegur dan mengingatkan mereka. Untuk itulah Allah mengirim para nabi ke tengah-tengah bangsa Israel. Para nabi adalah hamba yang diutus Allah untuk mengingatkan, menegur dan memanggil bangsa Israel untuk kembali kepada Yahwe sebagai Allah mereka. Para nabi juga mengingatkan mereka akan jasa-jasa Allah terhadap mereka dan betapa mereka tidak tahu berterima kasih terhadap Allah (bdk. Yes. 1:2; Yeh. 16:15; Hos. 1:2). Para nabi memang mengecam ketidaksetiaan Israel tetapi hal ini mereka lakukan bukan untuk menghancurkan Israel melainkan supaya bangsa Israel sadar akan kesalahan mereka dan jangan binasa karena hukuman Allah.1 Seorang nabi yang muncul di Kerajaan Israel adalah Elia. Elia adalah nabi besar yang muncul di istana raja Ahab dan ratu Izebel karena diutus oleh Yahwe. Ia adalah alat dari rencana Tuhan. Ia adalah seorang yang beriman. Oleh karena memiliki iman yang besar kepada Yahwe maka Tuhan memakainya untuk menjalankan karya-karyaNya dengan cara yang ajaib. Karya-karya itu antara lain Elia mengutuk penyembahan berhala yang dibenci oleh Yahwe dengan tidak menurunkan hujan di Israel, sehingga Israel mengalami kekeringan selama tiga tahun, menurunkan api dari langit, melakukan mukjizat di Sarfat; menggandakan roti dan membangkitkan anak janda yang mati di Sarfat, melindungi Israel dari kepungan Asyur. Misi utama Elia adalah mengembalikan hati Israel dan raja kepada Yahwe. Keberhasilan Elia dan misinya dalam memusnahkan nabi-nabi Baal membuatnya takut sekaligus menjadi suatu kekuatan baginya untuk terus berkarya dan berjuang demi misi yang telah Allah berikan kepadanya. Dengan segera ia menyingkir dari gunung Karmel menuju gunung Horeb yakni gunung Allah. Kesetiaan Yahwe atas janjiNya kepada Israel menjadi alasan utama tindakanNya untuk menyelamatkan Israel. Kehadiran Elia yang menentang para penganut Baalisme adalah perwujudan Yahwe sendiri yang mempertobatkan Israel dari dosa mereka. Elia atau Eliadah atau Elyahu artinya “Yahwe adalah Allahku” adalah representasi dari Allah.3 Api Tuhan yang turun dari langit adalah tanda yang mengingatkan Israel akan Allah dari Bapa leluhur mereka yang menyertai dan menuntun mereka dalam rupa tiang api keluar dari Mesir serta membimbing mereka dalam pengembaraan di padang gurun selama empat puluh tahun. Perbuatan besar Allah bagi bangsa Israel nyata dalam peristiwa penyingkiran Elia ke gunung Horeb pasca konfrontasi dengan empat ratus lima puluh nabi Baal dan para penganut Baalisme. Peristiwa ini di alami bangsa Israel sebagai suatu rahmat yang mengagungkan. Dan keselamatan dari Tuhan tidak terbatas pada bangsa Israel saja, tetapi juga bangsa-bangsa lain ikut ambil bagian di dalamnya. Karya penyelamatan Allah ini tidak terlepas dari peran seorang Elia sebagai nabi Allah. Ia dengan penuh keperkasaan berani menentang raja Ahab, Isebel dan seluruh penganut Baalisme. Elia tampil ketengah-tengah bangsa Israel yang sedang krisis iman yakni kekeringan selama tiga setengah tahun agar Israel bertobat dan taat pada Allah. Peristiwa penyingkiran Elia ke gunung Horeb adalah suatu pengelaman yang mengajarkan bangsa Israel akan bukti kesetiaan Allah kepada mereka. Kesetiaan Tuhan kepada Israel nampak dalam kasih dan tindakanNya menyelamatkan Israel dari dosa dan penyembahan berhala. Tindakan Tuhan yang menyelamatkan bersumber dari kasihNya kepada Israel. Meskipun bangsa Israel menyimpang dan melanggar perjanjian dengan Tuhan, tetapi Tuhan tidak pernah memusnahkan mereka. Ia justru mengirim para nabi untuk mempertobatkan Israel dengan berbagai kutukan agar mereka bertobat. Kutukan yang dimaksud bukan untuk membinasakan mereka, melainkan sebagai suatu peringatan agar Israel mau bertobat dari dosa-dosanya dan berbalik kepada Tuhan. Pengelaman perjumpaan Elia bersama Tuhan membawa suatu rahmat yang menghidupkan baginya dan bangsa Israel. Elia di temui oleh Tuhan di tempat yang amat kudus dalam rupa fenomena alam. Angin sepoi-sepoi basa menandakan kehadiran Tuhan yang menyapa lembut kepada nabiNya. Pengalaman perjumaan ini membawa ketenangan dan kedamaian bagi Elia sendiri. Peristiwa sebelumnya yang mengancam nyawanya, menjadi suatu kekuatan baginya untuk terus berkarya bagi Allah. Perjumpaan membuat segalanya berubah. Allah adalah oase bagi jiwa raganya. Ketakutan dan keletihan menjadi sirnah oleh kasih Ilahi. Bisikan angin sepoi-sepoi basa merupakan bukti kasih Allah yang lembut dalam menangani hambaNya yang sedang kelelahan. Angin Ilahi menyejukan jiwa dan raga Elia untuk kembali berkarya ke tengah-tengah Israel. Melalui para nabiNya Allah mengunjungi umat pilihanNya. Melalui para nabiNya Allah juga memberikan hukum-hukum dan ketetapanNya agar umatNya berjalan sesuai dengan perintahNya. Penyertaan Allah kepada umatNya menjadi bukti kasihNya yang tak terbatas. Allah melalui para nabiNya mengingatkan, menasihati dan memberikan berkat dan rahmat yang berlimpah. Dengan Roh KudusNya, Allah membimbing para nabi agar setiap kata dan tindakan nabiNya merupakan ilham Roh Kudus yang adalah Roh Allah sendiri. Allah tak pernah bekerja sendirian. Maka dari itu Ia memilih dan mengutus orang-orang yang sanggup menjadi alatNya, untuk menuntun, mengajarkan dan membimbing umatNya. Sebab Allah adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Dengan demikian peristiwa penyingkiran Elia ke gunung Horeb adalah untuk bertemu Tuhan. Pasca perjuangan Elia bersama tujuh ribu sisa Israel untuk mempertahankan monoteisme dan keberimanan bangsa Israel, serta semua umat beriman yang percaya kepada Tuhan yang satu. Peristiwa ini tidak terjadi begitu saja, melainkan karena rahmat dan belas kasih Tuhan. Tuhan melalui Elia menawarkan keselamatan kepada semua umat manusia. Kehidupan dan keselamatan yang dialami oleh Elia pasca konfrontasi dengan para nabi Baal, merupakan inisiatif Yahwe yang melawati umatNya dan mengajak Elia serta umatNya untuk taat serta percaya kepada Allah yang benar dan penuh kemaharahiman

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.KM Ustyn Ceme
Date Deposited: 23 Nov 2021 03:04
Last Modified: 23 Nov 2021 03:04
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/4640

Actions (login required)

View Item View Item