KLAU, Gabriel Dion (2020) Perjumpaan Dengan Kristus Yang Bangkit Mentransformasikan Iman Tomas (Refleksi Eksegetis atas teks Yoh. 20:24-29). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (504kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (235kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (416kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (445kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (156kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (229kB) |
Abstract
Kisah penampakan Yesus kepada Tomas (Yoh.20:24-29) merupakan peristiwa penampakan yang ketiga setelah peristiwa kebangkitan yang ditampilkan oleh penginjil Yohanes. Penginjil Yohanes menampilkan pribadi Tomas sebagai salah satu murid yang tidak hadir ketika Yesus menampakkan diri-Nya kepada murid-murid-Nya (Ayat 24). Tomas dikatakan sebagai seorang dari kedua belas murid, salah seorang dari kumpulan rasul yang tidak hadir dalam pertemuan itu. Dikatakan bahwa mungkin karena ada masalah dengan para rasul lainnya atau mungkin karena dosa dan kebodohannya. Dia dikenal sebagai orang yang kasar, berperangai muram, dan sering berbicara dengan nada ketus. Dia tidak hadir pada kesempatan itu, mungkin karena dia takut kepada orang-orang Yahudi. Dalam Injil Yohanes tidak disampaikan laporan yang begitu lengkap tentang identitas pribadi Tomas, namun itu tidak berarti bahwa penginjil Yohanes mengabaikan peranan Tomas dalam peristiwa kebangkitan Yesus. Hanya Yohanes sendiri yang menceritakan peristiwa Tomas yang menuntut bukti fisik dari kebangkitan itu. Tomas muncul sebanyak empat kali dalam injil ini yakni: Yoh. 11:16; 14:5 dan 21:2. Seperti dalam Yoh. 11:16, ia disebut sebagai kembar (Didimus). Pengakuan yang terang-terangan akan ketidakpercayaan Tomas akan kebangkitan Kristus mendapatkan banyak tanggapan dan kritikan dari para murid lainnya. Mereka menilai bahwa ketidakpercayaan Tomas ini mendatangkan suatu penghinaan bagi mereka dan membuat mereka merasa kecil hati. Ketidakpercayaan Tomas membawa pengaruh bagi para murid yang waktu itu masih lemah dengan peristiwa sengsara dan wafat Yesus. Ketidakpercayaan Tomas menunjukkan adanya sebuah keinginan yang mendalam untuk berjumpa kembali dengan Yesus. Tomas menuntut adanya bukti fisik agar ia menjadi percaya bahwa Kristus sungguh telah bangkit. Dari keempat penginjil, hanya Yohaneslah yang menceritakan tentang kisah penampakan ini. Kita bisa melihat bahwa Penginjil Yohanes ingin menampilkan kedekatan relasi Tomas yang luar biasa dengan Yesus sebagai teladan bagi orang beriman sejati. Kisah ini dibuka dengan kesaksian dari para murid di hadapan Tomas bahwa “Kami telah melihat Tuhan.” Murid-murid yang terdorong oleh sukacita karena telah berjumpa dengan Yesus ingin meyakinkan Tomas yang waktu itu tidak ada bersama dengan mereka bahwa Yesus telah bangkit. Kesaksian dari murid-murid itu dianggap biasa bahkan Tomas meminta bukti-bukti yang konkret untuk bisa percaya akan kesaksian dari para murid itu. Tomas akan menjadi percaya apabila ia menyentuh bekas-bekas luka Yesus (Ay. 25a). Menarik bahwa kisah ini tidak berhenti pada keraguan Tomas akan kesaksian para murid. Seminggu setelah kesaksian itu, para murid berkumpul bersama-sama di sebuah rumah dan Tomas ada bersama sama dengan mereka (Ay. 26). Dalam situasi yang masih diliputi rasa takut dan panik, tiba-tiba Yesus datang dan hadir di tengah-tengah mereka dan menyapa mereka dengan salam damai sejahtera (Ay. 26b). Setelah memberi salam, Yesus langsung berpaling kepada Tomas dan memintanya untuk memenuhi tuntutannya. Rupanya Yesus sungguh mengetahui pergulatan batin yang sedang dialami Tomas.Karena itu, Yesus memperlakukan Tomas secara istimewa, Ia lebih mempedulikan Tomas dari pada murid-murid lainnya. Tomas yang kini telah melihat Yesus secara langsung tidak mampu berbuat apa-apa. Ia hanya terpaku diam dan bahkan tidak ingin memenuhi tuntutannya sebagaimana yang ia inginkan yaitu dengan menyentuh bekas luka-luka Yesus. Keterpesonaan akan sosok Yesus yang telah bangkit, rupanya Tomas tidak membutuhkan lagi bukti supaya ia percaya, ia justru menjawab: “Ya Tuhanku dan Allahku.” Pernyataan: “Ya Tuhanku dan Allahku” menunjukkan sebuah pengakuan iman yang luar biasa. Ada rasa kepemilikan dari Tomas terhadap sosok Yesus yang telah bangkit. Tomas merasa bahwa yang hadir saat ini adalah sungguh-sungguh Yesus yang telah wafat di Salib dan telah bangkit kembali. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit telah membuat Tomas mengalami peralihan emosi yang semulanya membutuhkan bukti-bukti untuk percaya kini menjadi percaya tanpa bukti-bukti itu. Kesaksian dari para murid bahwa Yesus telah bangkit menimbulkan sebuah keraguan besar dalam diri Tomas. Tomas yang semula dikenal oleh murid-murid lain sebagai pribadi yang kuat dan pemberani (Yoh. 11:16) justru tidak langsung percaya kepada murid-murid lain setelah mendengar kesaksian itu. Penginjil Yohanes dengan jelas menguraikan bahwa Tomas memiliki keraguan akan kebangkitan Yesus dan ia menjadi percaya jika ia bisa menyentuh langsung bekas-bekas luka Yesus. Jadi, kesaksian para murid tidak mendatangkan kepercayaan kepada Tomas tentang kebangkitan Yesus. Setelah mendengar kesaksian dari murid-murid lain, Tomas tinggal dalam keraguan dan berusaha untuk mencari bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran dari kesaksian murid-murid lain itu tentang kebangkitan Yesus. Dalam situasi keraguannya itu, Yesus hadir di hadapannya dan meminta dia untuk segera memenuhi tuntutannya sekaligus membuktikan kebenaran dari kesaksian murid-murid lain (Ay. 26-27). Tomas tidak memenuhi permintaan Yesus melainkan ia mengatakan “Ya Tuhanku dan Allahku” (Ay. 28). Dengan perkataan ini, menunjukkan bahwa Tomas telah tiba pada iman yang total kepada Yesus sebagai Tuhan dan Allah. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit telah melenyapkan segala ketakutan dan memberi sukacita. Para murid yang berkumpul di ruangan terkunci karena takut kepada orang-orang Yahudi (20:19), mengalami sukacita ketika Yesus hadir di tengah-tengah mereka dan mereka telah melihat Tuhan (Ay. 20). Proses transformasi serupa juga dialami oleh Tomas yang semula takut, putus asa karena kematian Yesus di Kayu Salib, kini mengalami sukacita karena telah berjumpa dengan Yesus dan mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Allah (Ay. 28). Pewahyuan Yesus yang bangkit telah mengubah imannya yang semula ragu-ragu menjadi percaya secara total. Tomas mengalami proses transformasi diri ketika berjumpa dengan Yesus yang bangkit dan melenyapkan segala keraguan serta ketidakpercayaannya. Kisah perjumpaan ini memberikan sukacita serta mengubah arah dan karakter hidupnya serta membawa dia pada kesadaran akan tugas perutusan. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit telah memberi damai sejahtera. Perjumpaan itu memberikan semangat baru bagi murid-murid untuk mengamalkan misi pewartaan dengan setia. Konsekwensi dari kisah perjumpaan itu adalah mengalami hidup baru berkat karya Roh. Semuanya itu dirasakan berkat kebangkitan Kristus dan keselamatan hanya dalam Kristus. Kisah penampakan Yesus kepada Tomas adalah sebuah undangan menuju keselamatan yang kepenuhannya akan terjadi dalam persekutuan dengan-Nya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BC Logic B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Fil Lake Primus Sani |
Date Deposited: | 17 Sep 2021 03:27 |
Last Modified: | 17 Sep 2021 03:27 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/4805 |
Actions (login required)
View Item |