Yesus Sumber Air Hidup Yang Mentransformasi Iman Perempuan Samaria (Refleksi Biblis Teologis Atas Teks Yohanes 4: 1-42)

KARUBUN, Diana Hendrika (2020) Yesus Sumber Air Hidup Yang Mentransformasi Iman Perempuan Samaria (Refleksi Biblis Teologis Atas Teks Yohanes 4: 1-42). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (323kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (468kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (473kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (464kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (454kB)

Abstract

Perempuan merupakan makhluk ciptaan Allah yang istimewa. Dia secara unik dihadirkan sebagai pelengkap. Beradanya perempuan menduduki posisi yang layak untuk dicintai dan dihormati. Dari padanya kehidupan berlanjut, dari padanya pula rancangan keselamatan terealisir secara imanentif. Di tinjau secara alkitabiah dalam dimensi penciptaan dan kejatuhan, perempuan ada setelah laki-laki dan menjadi sebab dosa. Dari perempuan manusia mengenaldosa, namun sesungguhnya dosa bukan berasal dari perempuan secara substansial. Dosa esensinya berasal dari kebebasan manusia. Perempuan sesungguhnya memiliki keterarahan intuitif yang tajam pada satu realitas ilahi. hal ini merujuk pada pola pikir perempuan yang didominasi oleh perasaan. Perjumpaan antara Yesus dan perempuan Samaria di sumur Yakub mentransformasikan iman perempuan Samaria. Air dari sumur Yakub dikalahkan oleh air yang diberikan oleh Yesus. Yesus memberikan air hidup yang akan memancar pada hidup kekal. Di sinilah Yesus membimbing perempuan Samaria sampai menemukan kepuasan sejati dan mengalami pembaharuan hidup. Proses transformasi iman perempuan Samaria berawal dari penghinaan Yesus sebagai seorang Yahudi (ayat 9) sampai kepada pengakuan Yesus: “Dialah benar-benar Juru Selamat Dunia” (ayat 42). Perjalanan Misi Yesus, tidak berfokus dikalangan orang Israel atau bangsa Yahudi. Yesus melakukan pelayanan multikultural kepada semua orang. Salah satunya pelayanan Yesus kepada perempuan Samaria. Komunikasi Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria merupakan percakapan yang tidak lazim terjadi dalam kebudayaan Israel. Mencari Orang Yang Membutuhkan Yesus melintasi daerah Samaria,karena orang Yahudi biasanya tidak pernah melintasi daerah tersebut. Percakapan yang terjadi antara Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria ini membuahkan suatu keputusan dimana perempuan Samaria ini akhirnya mau menerima air hidup yang ditawarkan oleh Yesus. Namun Yesus tidak langsung memberikan air hidup itu bahkan sampai akhir dari pembicaraan, Ia tidak menyinggung tentang air hidup dan sepertinya Yesus mencoba mengalihkan topik pembicaraan (Yoh. 4:16). Begitu pula dalam kehidupan ini kita seringkali merasa Tuhan sepertinya tidak menolong di saat kita berada dalam penderitaan namun dengan sabar Dia membimbing sampai akhirnya kita terbuka dan percaya bahwa Dia sanggup menolong. Namun di saat kita mulai percaya bahwa Tuhan akan menolong tiba-tiba kita merasakan Tuhan sepertinya merubah topik hingga kita tidak melihat ada karunia Tuhan yang sedang bekerja. Akibatnya kita mulai meragukan janji-Nya. Di saat perempuan Samaria ini siap menerima karunia Tuhan tapi kita melihat di satu sisi kenapa sepertinya Tuhan tidak siap memberikan air hidup itu. Perempuan Samaria ini tidak menyadarinya kalau sesunguhnya, Air Hidup itu telah ia dapatkan. Bukankah kita juga seperti perempuan Samaria ini, karunia Tuhan itu sudah kita terima namun kita tidak peka sehingga kita selalu menuntut Tuhan untuk menjawab semua seruan kita dengan hal-hal yang sifatnya spektakuler. Ingat, Tuhan tidak pernah ingkar janji; janji Tuhan itu Ya dan Amin. Memang tidak semua jalan yang kita pakai untuk menyelesaikan pergumulan kita itu buruk tapi ingat, cara-cara yang kita pakai tidak akan menyelesaikan atau meniadakan semua masalah. Puji Tuhan, Dia beranugerah pada perempuan Samaria ini, kini ia tahu bahwa Mesias itu sungguh-sungguh ada dan Yesus yang sedang bercakap-cakap dengan dirinya adalah Mesias. Ia yang tadinya tidak mempunyai pengharapan, kini ia tahu bahwa Yesus dapat memberikan pertolongan – ia yang dulunya mati kini ia dihidupkan. Dulunya ia selalu dihinakan orang karena suaminya banyak itu juga menjadi alasan baginya ia mengambil air pada siang hari tapi setelah mendapat Air Hidup kini ia menjadi saksi Kristus. Hidup bukan lagi hal yang abstrak, karunia Tuhan tidak hanya berkait dengan hal yang menyangkut masa depan saja; Tuhan sudah mencurahkan karunia-Nya pada kita sekarang. Kitalah yang seringkali membatasi air hidup sebatas pengertian kita maka tidaklah mengherankan kalau kita tidak menyadari karunia Tuhan sebenarnya sudah dan sedang bekerja atas hidup kita. Orang ingin segala sesuatu serba instant begitu juga dalam setiap masalah yang kita hadapi, kita ingin supaya Tuhan cepat menyelesaikannya. Orang lupa bahwa selama kita hidup di dunia masalah itu tidak akan pernah hilang. Orang hanya ingin air yang dari sumur, air yang akan membuat kita haus kembali. Orang lupa ada Air Hidup yang memampukan kita berjalan dalam badai dan gelombang – Air Hidup itu justru akan memberikan kekuatan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Yesus, Perempuan Samaria, Air Hidup, Transformasi iman dan Juru Selamat Dunia.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Lake Primus Sani
Date Deposited: 17 Jan 2022 06:47
Last Modified: 17 Jan 2022 06:47
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/4932

Actions (login required)

View Item View Item