TANINAS, Gaudensius (2020) Kerja Merupakan Implementasi Panggilan Manusia Sebagai Imago Dei (Tinjauan Biblis atas Kejadian 1:1- 2:7). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
ABSTRAKSI.pdf Download (691kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (234kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (539kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (351kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (461kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (202kB) |
Abstract
Manusia menghidupi dalam dirinya status istimewa sebagai satu-satunya makhluk yang segambar dengan penciptanya yakni Allah sendiri. Keserupaan ini merupakan suatu realisasi rencana Allah yang menghendaki agar manusia segambar dan serupa dengan-Nya. Penetapan ini merupakan bagian dari realisasi rencana Allah sendiri dalam karya penciptaan sebagaimana dikisahkan dalam Kejadian 1:1-2:7. Status istimeawa ini mengangkat manusia pada taraf yang lebih tinggi dari semua makhluk lain, yakni sebagai puncak dari karya penciptaan Allah. Menjawabi panggilnnya sebagai gambar dan rupa Allah (Imago Dei), manusia hadir sebagai wakil Allah dalam pemeliharaan ciptaan yang berlanjut. Berkat anugerah istimewa daya rohani berupa pikiran, perasaan dan kehendak, manusia dapat secara sadar mengolah semua yang telah Allah ciptakan dan membuatnya bermanfaat bagi dirinya dan “dunianya”. Manusia mewujutkan pemeliharaan itu lewat kerja, sebagai sebuah aktifitas produktif yang membawa manfaat bagi diri manusia dan segala yang melingkupinya. Kerja membuat manusia dapat benar-benar mengalami dunia. Darinya ia dapat mengarahkan dirinya kepada suatu tujuan yang hendak ia capai. Dengannya pula manusia dapat membuat apa yang pada awalnya hanya berupa ide kemudian menjadi suatu benda yang kongkrit. Kerja merupakan aktifitas khas manusia (makluk lain juga bekerja tapi dalam taraf paling dasar yakni berdasarkan dorongan naluriah). Kerja sebenarnya merupakan sebuah anugerah istimewa bagi manusia karena ia telah berada dalam keserupaan dengan Allah. Maka kerja manusia merupakan cerminan kerja Allah sendiri. Kitab Kejadian menampilkan dengan begitu agung cara kerja Allah dalam karya penciptaan. Ia membuat keteraturan- keteraturan lewat pemisahan-pemisahan lalu menempatkan makhluk-makhluk hidup pada tempatnya. Sehingga pada akhirnya Ia sendiri melihat apa yang Ia ciptakan sungguh amat baik. Demikian kerja manusia haruslah mengambil pola kerja Allah. Kerja manusia harus menjamin keteraturan dan keberlangsungan hidup makhluk-makhluk ciptaan lain. Secara lebih jauh kerja manusia sesungguhnya merupakan jawaban manusia atas kuasa yang telah Allah berikan. Kuasa yang ditempatkan Allah pada pribdi manusia merupakan suatu anugerah istimewa karena manusia adalah citra Allah. Manusia diperkenankan Allah masuk dalam keserupaan Allah agar ia dapat berkuasa atas semua makhluk yang telah Allah ciptakan. Atas kuasa yang Allah berikan ini maka kerja menjadi suatu ekspresi kuasa manusia di dunia ini. Anugerah kuasa kepada manusia dalam kisah penciptaan adalah suatu tanggungjawab manusia di dunia ini. Oleh karena itu, kerja sekaligus menjadi suatu pelaksanaan tanggungjawab manusia atas bumi yang Allah ciptakan. Ekspresi kuasa manusia tampak dalam kelanjutkan kisah penciptaan, ketika Allah menempatkan manusia di taman Eden. Allah menempatkannnya sebagai yang mengusahakan dan yang memelihara taman tersebut. Dengan kenyataan ini, kerja dan kuasa memperoleh bentuknya yang makin tegas. Usaha manusia dalam bentuk kerja jangan sampai mengabaikan aspek pemeliharaan karena dua amanat ini ditetapkan Allah sebagai satu kesatuan. Sebagai Imago Dei kerja manusia harus disadari sebagai: sebuah anugerah, kerena hanya manusia satu-satunya makhluk yang dapat bekerja. Kerja sebagai suatu jalan manusia menjawapi panggilannya sebagai penguasa atas alam ciptaan Allah. Kerja merupakan pelaksanaan tanggungjawab manusia untuk mempertahankan kelanjutan hidupnya dan juga keturunannya serta kelanjutan hidup makhluk lainnya. Kerja manusia harus mencerminkan kerja Alla sendiri. Kerja jangan sampai menjadi jalan pemusnahan sebagaimana semangat antroposentrisme. Kerja haruslah selalu diperhatikan agar selaras dengan kehendak Allah sendiri. Kerja harus menjadi jalan untuk melayani Allah yakni membuat pekerjaan itu bermanfaat bukan saja bagi diri sediri tetapi juga bagi sesama. Pada akhirnya kerja harus dialami manusia sebagai suatu jalan pemuliaan Allah, yang dengannya manusia dapat menampilkan daya kreativitas Allah dalam karya penciptaan yang berlanjut.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Antonia M. Ngole |
Date Deposited: | 20 Apr 2022 05:47 |
Last Modified: | 20 Apr 2022 05:47 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5012 |
Actions (login required)
View Item |