Konsep Semiotika Perspektif Charles Sanders Peirce Dan Relevansinya Dalam Kehidupan

OWA, Emilius Mario M. (2021) Konsep Semiotika Perspektif Charles Sanders Peirce Dan Relevansinya Dalam Kehidupan. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (994kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (771kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (771kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (771kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (771kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (771kB)

Abstract

Manusia adalah makhluk yang selalu mencari makna dari lingkungannya, yaitu berupa ruang yang mana ruang tersebut sebagai tempat manusia berada. Untuk memahami sistem tanda yang sulit itu, perlu pembelajaran atas tanda-tanda itu. Oleh karena itu, terciptalah ilmu tentang tanda-tanda itu. Ilmu tentang tanda-tanda itu disebut semiotika. Semiotika biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs), yang berupa kode-kode yakni sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Secara etimologis, kata semiotika berasal dari kata Yunani Semeion, yang berarti ‘tanda’, atau ‘seme’ yang berarti penafsiran tanda.Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Semiotika melihat ruang sebagai tanda karena ruang dimaknai oleh manusia. Semiotika merupakan sub kajian Filsafat bahasa yang lebih menekan pada kajian tanda. Kehidupan intelektual dan sosial manusia didasarkan pada penghasilan, penggunaan, dan pertukaran tanda. Saat membuat isyarat, berbicara, menulis, membaca, menonton acara tv, mendengarkan musik, melihat lukisan, seseorang tengah melakukan penggunaan dan penafsiran suatu tanda. Seperti yang dikatakan oleh Charles Sanders Peirce, kehidupan manusia dicirikan oleh “pencampuran tanda”. Manusia adalah makhluk yang selalu mencari makna dari lingkungannya, yaitu berupa ruang yang mana ruang tersebut sebagai tempat manusia berada. Peirce mendasarkan semiotika pada logika, pragmatik dan linguistik, sehingga konsep Peirce lebih menekankan pada pengembangan semiotika komunikasi. Istilah semiotika sebenarnya justru mengacu pada pemikiran peirce,Menurut Peirce semiotika didasarkan pada logika, karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan penalaran menurut Peirce dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda-tanda, dan di antaranya tanda-tanda linguistik merupakan kategori yang penting, tetapi bukan satusatunya kategori. Dengan mengembangkan semiotika, Peirce memusatkan perhatian pada berfungsinya tanda pada umumnya. Ia memberi tempat yang penting pada linguistik,namun bukan satu-satunya. Hal yang berlaku bagi tanda pada umumnya berlaku pula bagi tanda linguistik, tapi tidak sebaliknya. Menurut Peirce tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Dengan demikian sebenarnya Peirce telah menciptakan teori umum untuk tanda-tanda.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Lake Primus Sani
Date Deposited: 20 May 2022 03:47
Last Modified: 20 May 2022 03:47
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5369

Actions (login required)

View Item View Item