Pentingnya Penguasaan Bahasa Asing Dalam Pembinaan Calon Imam Menurut Kanon 249 Kitab Hukum Kanonik 1983

TAFULI, Alfonsus Ligori (2021) Pentingnya Penguasaan Bahasa Asing Dalam Pembinaan Calon Imam Menurut Kanon 249 Kitab Hukum Kanonik 1983. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

	Text 1. FILE ABSTRAK.pdf Download (475kB)
	Text 2. BAB I.pdf Download (384kB)
	Text 3. BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (384kB)
	Text 4. BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (384kB)
	Text 5. BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (384kB)
	Text 6. BAB V.pdf Download (384kB)

Abstract

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan berbicara tentang apa saja dan dengan siapa saja. Bahasa juga merupakan salah satu hal yang mendasari dan memungkinkan pengetahuan pada manusia. Seluruh kegiatan berpikir manusia sendiri erat terkait dengan kemampuannya sebagai makhluk yang berbahasa. Dengan mempelajari dan menguasai aneka macam bahasa serta menggunakannya secara tepat, tentunya juga menjadi salah salah satu harapan dari para pengajar bahasa, mahasiswa maupun seluruh pemakai bahasa pada umumnya. Apalagi dalam upaya menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dan beragam. Dengan begitu lebih banyak lagi literature/pustaka asing yang dapat digunakan atau dijadikan sebagai sumber referensi. Di tengah derasnya arus globalisasi modern kini, bahasa asing merupakan salah satu hal yang penting dalam berkomunikasi, khususnya bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan diri. Kemampuan dalam menguasai bahasa asing dapat menjadi nilai tambah, bagi mahasiswa. Penguasaan bahasa asing, dapat juga membuka kesempatan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Dalam kaitannya dengan pendidikan calon imam, dalam hal ini calon imam yang menjalani pembinaan di seminari tinggi sebagai mahasiswa pentingnya penguasaan bahasa asing terutama bahasa Latin untuk persiapan studi Gerejawi sangat ditekankan oleh Gereja, hal ini nampak jelas dalam dekrit Optatam Totius yang berbunyi: Sebelum memulai studi gerejawi yang sesungguhnya, hendaknya para seminaris dibekali dengan pendidikan humaniora dan ilmiah, yang memungkinkan kaum muda menempuh studi tingkat tinggi dalam negeri. Selain itu hendaknya mereka mengetahui pengetahuan bahasa Latin, yang memungkinkan mereka memahami dan memanfaatkan sekian banyak sumber ilmu dan dokumen-dokumen Gereja. Hendaklah dipandang perlu studi bahasa liturgi yang khas bagi masing-masing ritus, pun hendaknya sangat dianjurkan pengetahuan bahasa-bahasa Kitab suci dan tradisi. Oleh karenanya bahasa asing mempunyai peran yang amat penting dalam pembinaan calon imam dewasa ini. Alasan pentingnya bahasa asing perlu diajarkan bagi calon imam ialah karena selain sebagai kebutuhan formal-akademik tetapi juga membantu calon imam untuk secara komprehensif mempelajari, memahami, dan memanfaatkan begitu banyak sumber ilmiah dan dokumen Gereja serta dalam menjalankan pelayanan pastoral. Salah satu bahasa asing yang sering ditekankan oleh Para Paus dan Uskup dalam dokumen-dokumen Gereja yakni bahasa Latin, namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk bahasa asing lain juga dipelajari dan dikuasai. Namun semua itu dapat terealisasi jika hal tersebut diimbangi dengan kemampuan menguasai bahasa asing yang mumpuni oleh calon imam itu sendiri. Maka dari itu itu, kiranya Dosen atau Pembina perlu mengadakan evaluasi berkelanjutan terhadap metode dan cara mengajar atau pendampingan yang paling baik yang tentunya selaras zaman dalam mengupayakan pemahaman bahasa asing yang maksimal bagi para mahasiswa terlebih mahasiswa calon imam yang akan berhadapan dengan era globalisasi dan tuntutan zaman sekarang ini serta dalam pelayanan pastoral nanti.

Actions (login required)

View Item