TAENA, Cornelius Cardo (2021) Komparasi Pantheisme Baruch De Spinoza Dan Pandangan Ketuhanan Masyarakat Adat Suku Dawan Tunbaba. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.
Text
ABSTRAK.pdf Download (338kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (401kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (434kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (587kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (453kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (564kB) |
Abstract
Tuhan menciptakan alam semesta untuk dijadikan tempat merenung bagi orang-orang yang berpikir. Demikian ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan para pemikir yang selalu mencari tahu tentang asal mula alam semesta dan segala sesuatu yang terjadi dalam alam semesta itu sendiri. “Pantha Rei (segala sesuatu mengalir)”. Demikian ungkapan Herakleitos, seorang pemikir pada masa pra-Sokrates dalam menggambarkan segala sesuatu yang ada dan yang berproses di dunia ini, bahwa sesuatu yang telah terjadi tidak dapat terulang kembali dalam waktu. Waktu tak dapat diputar kembali. Begitulah kenyataan yang ada dalam dunia. Namun, hal itu bukan berarti apa yang telah terjadi lenyap dari dunia. Sebab apapun yang terjadi di dunia selalu memiliki titik awal; titik pijak dari mana sesuatu itu datang dan kemana sesuatu itu pergi. Misalnya tentang dunia, para pemikir pra-sokratik dalam pemikiran mereka mencari tentang prinsip dari dunia, dari mana asal segala sesuatu. Beberapa diantaranya ialah tiga filsuf dari Miletos, yakni Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Ketiga pemikir tersebut dalam uraian mereka menjelaskan tentang asal mula alam semesta. Tentang dari manakah atau dengan apakah alam semesta ini tercipta. Berbeda dengan para pemikir tersebut, Thomas Aquinas mengatakan bahwa segala sesuatu itu tercipta dan berasal dari Allah. Namun, apakah semua orang beragama? Apakah mereka menerima Allah sebagai pencipta? Di sini perlu disadari bahwa tidak semua manusia beragama dan tidak semuanya menerima Tuhan sebagai pencipta. Salah satunya ialah Spinoza. Baruch de Spinoza lahir pada tahun 1632 dari keluarga Yahudi yang bermukim di Amsterdam, Belanda. Awalnya ia tinggal di Yahudi namun ia melarikan diri ke Amsterdam, Belanda akibat terjadinya konflik keagamaan di Yahudi. x “Deus sive Natura” adalah Motto dari pantheisme Spinoza. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa Allah dan alam adalah satu kesatuan. Sehingga melalui pernyataan ini dengan sendirinya telah diketahui tentang penolakannya akan Tuhan sebagai pencipta. Karena baginya Tuhan dan alam adalah satu kesatuan. Ia memulai filsafatnya dengan menjelaskan kata “substansi”. Spinoza mendefinisikan substansi sebagai sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri dan dipikirkan oleh dirinya sendiri. Artinya bahwa tentangnya tidak diadakan dan tidak disebabkan. Sedangkan telah diketahui bahwa sesungguhnya dalam relasi antara Tuhan dengan alam itu sendiri adalah satu kesatuan yang tak terbagi, tak terpisahkan dan tak disebabkan. Tuhan dan Alam adalah satu kesatuan. Pandangan ini lebih dikenal dengan istilah Pantheisme. Dalam pandangan ini memiliki keselarasan dengan pandangan ketuhanan masyarakat di Timor pada umumnya, yang sering mempersembahkan kurban pada alam dengan menganggap bahwa alam yang melindungi dan alam juga sebagai pemenuh segala kebutuhan mereka. Misalnya masyarakat Tunbaba. Tunbaba adalah nama dari salah satu tempat yang terletak di daerah Timor Tengah Utara, tepatnya di Kecamatan Miomaffo Timur. Di Tunbaba terdapat berbagai suku dengan rumah adatnya masing-masing yang merupakan salah satu tempat kudus. Tempat-tempat suci sesuai adat kebiasaan adalah rumah adat, sumber air, batu besar, gunung, danau besar, tempat yang aneh dan ajaib, pohon besar, hutan angker, batu keramat, istana buaya dan gua-gua alam. Di tempat-tempat tersebut masyarakat Tunbaba sering melakukan ritus persembahan kurban karena memandangnya sebagai tempat hadirnya Yang Ilahi. Dengan demikian dilakukannya suatu komparasi. Dari hasil komparasi ditemukan beberapa hal, yakni salah satunya berkaitan dengan mode dan kehadiran Yang Ilahi. Bahwa dalam pandangan masyarakat adat suku Dawan Tunbaba, meyakini akan kehadiran Yang Ilahi atau Tuhan melalui alam. Alam adalah perantara. Alasan dijadikannya sebagai perantara karena xi alam itu adalah karya tangan Tuhan itu sendiri. Sedangkan bagi Spinoza alam adalah cara berada Allah atau yang disebutnya dengan mode.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) B Philosophy. Psychology. Religion > BH Aesthetics B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Antonia M. Ngole |
Date Deposited: | 04 Jul 2022 01:01 |
Last Modified: | 04 Jul 2022 01:01 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/5831 |
Actions (login required)
View Item |