Meninggalkan Segala Sesuatu Untuk Mengikuti Yesus (Analisis Eksegetis Atas Teks Lukas 14:25-35)

SAMBI, Marianus Wilfridus (2022) Meninggalkan Segala Sesuatu Untuk Mengikuti Yesus (Analisis Eksegetis Atas Teks Lukas 14:25-35). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAKSI.pdf

Download (564kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (244kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (383kB)
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (690kB)
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (261kB)
[img] Text
BAB 5.pdf

Download (344kB)

Abstract

Kebebasan yang terarah kepada Allah menjadi kunci utama untuk mengikuti Yesus. Ajaran langsung yang disampaikan oleh Yesus kepada banyak orang yang mengikuti-Nya menekankan tentang sebuah pilihan final yang harus diputuskan oleh orang yang mengikuti Yesus. Dalam ajaran tersebut Yesus sebagai tokoh utama yang memberikan kapasitas ajaran tentang kemuridan. Ajaran tentang kemuridan yang disampaikan oleh Yesus sangatlah professional. Yesus menyampaikan tiga syarat sebagai sebuah pedoman bagi banyak orang yang mengikuti Yesus. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: mengkritisi keluarga, memikul salib dan meninggalkan harta benda. Pada perikop awal teks Lukas 14:25-35 ditampilkan tentang banyak orang yang mengikuti Yesus. Banyak orang tersebut tidak disampaikan secara detail oleh Lukas dalam Injilnya, tetapi yang menjadi penekanannya adalah banyak orang yang mengikuti Yesus mengharapkan suatu hal baik saja, hal tersebut dapat dibandingkan dengan perikop sebelumnya tentang perumpamaan orang-orang yang berdalih. Dari pendasaran tersebut keinginan banyak orang belum matang karena hanya menginginkan yang baik tanpa adanya suatu penerimaan terhadap hal-hal berikutnya yang akan terjadi. Dengan alasan tersebut Yesus berpaling kepada banyak orang sebagai tanda penegasan bagi banyak orang untuk senantiasa sadar dengan keadaan mereka. Bukan saja penegasan melainkan juga sebagai tanda perangkulan bagi banyak orang yang mengikuti Yesus. Kesadaran tersebut dilakukan oleh Yesus dengan suatu ajaran tentang kemuridan yang harus menjadi prioritas utama ketika mengikuti Yesus. Oleh karena itu, Yesus menyampaikan syarat-syarat untuk mengikuti Yesus. Syarat-syarat tersebut terdapat pada ayat 26, 27, dan 33. Dari syarat yang disampaikan tersebut tidak serta merta membatasi kebebasan yang dimiliki oleh banyak orang tersebut melainkan mengarahkan kebebasan mereka kepada Allah yang merupakan pedoman utama keberimanan mereka. Dengan itu kebebasan senantiasa dikelola dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kebebasan manusia adalah sesuatu yang khas dimiliki oleh manusia. Oleh karena itu, kebebasan tersebut bukan hanya berhenti pada penyampaian syarat-syarat tersebut melainkan terus berkelanjutan pada banyak orang sehingga mereka sendiri menentukan pilihannya secara bebas dan bertanggungjawab untuk mengikuti Yesus. Setelah menyampaikan syarat-syarat, Yesus menyampaikan perumpamaan-perumpamaan. Perumpamaan-perumpamaan dalam teks Lukas 14:25-35 adalah perumpamaan khas Lukas dalam menyampaikan perihal kemuridan pada konteksnya. Karena dalam penelitian Kitab Suci sangat penting diperhatikan konteks dari setiap teks. Perumpamaan yang disampaikan tersebut lebih membuka daya berpikir seseorang supaya secara matang mengelolah kebebasan untuk mengikuti Yesus secara sadar dan penuh tanggung jawab. Sangatlah penting sebuah kebebasan itu diatur pada arah yang sesuai dengan kebenaran yang ditawarkan Allah. Sebagai konklusi dari ajaran tentang kemuridan, Yesus memberikan sebuah pengandaian sebagai efek dari kemuridan itu sendiri yaitu perumpamaan tentang garam. Perumpamaan tentang garam mau menegaskan tentang kesadaran eksistensi banyak orang yang mengikuti Yesus. Yesus menginginkan agar banyak orang tersebut menyatakan secara bebas dan memilih secara final bahwa mengikuti Yesus adalah sebuah keuntungan. Dari perumpamaan tersebut digambarkan tentang dua hal penting yaitu garam yang memiliki keasinan digambarkan sebagai murid yang mengelola kebebasan secara baik dan benar sedangkan garam yang tidak memiliki keasinannya digambarkan sebagai murid yang tidak mengikuti syarat-syarat serta mengelola kebebasannya secara tidak memadai. Dengan demikian Yesus mengajarkan bahwa siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! (Luk. 14:35).

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kebebasan, Bertanggungjawab, Murid Yesus
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil MARIANUS WILFRIDUS SAMBI
Date Deposited: 07 Jul 2022 02:53
Last Modified: 07 Jul 2022 02:53
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7036

Actions (login required)

View Item View Item