KIIK, Ronaldi Erikson (2022) Memahami Konsep Politik Multikulturalisme Perspektif William Kymlicka Dan Relevansinya Dalam Konteks Politik Identitas Di Indonesia. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Text
ABSTRAK.pdf Download (590kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (389kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (742kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (540kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (747kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (463kB) |
Abstract
Dunia adalah sebuah kampung global atau global village, demikian Marshall McLuhan, seorang sosiolog Amerika Serikat menggambarkan perkembangan dunia modern. Modernisasi dalam pelbagai dimensi kehidupan menipiskan, bahkan meruntuhkan batas-batas negara dan kebudayaan. Alhasil, di setiap pelosok jagat ini menjadi semacam arena pertukaran agama, kebudayaan dan perpindahan penduduk. Hal ini semakin menyebabkan terjadinya keragaman atau multikultur. Negara multikultur dengan sendirinya memetakan masyarakat dalam kelompok-kelompok demi mempertahankan kelompok masing-masing. Realitas ini membawa ancaman pada integrasi sebuah negara. Konsekuensi logis dan praktis dari realitas multikulturalitas ini bahwa, kelompok yang lebih besar (mayoritas) mempunyai peranan penting dalam penentuan kebijakan politik dalam suatu tatanan kehidupan bernegara. Sedangkan kelompok yang lebih kecil (minoritas) merupakan kelompok yang siap patuh terhadap kebijakan yang telah dibuat mayoritas. Dua posisi ini, yakni mayoritas dan minoritas inilah yang kemudian melahirkan politik identitas. Di Indonesia, politik identitas dimainkan berdasarkan lima basis, yakni: politik identitas berbasis agama, politik identitas berbasis etnis, politik identitas berbasis kepentingan lokal, politik identitas berbasis ideologi, politik identitas berbasis gender. Dari kelima basis politik identitas ini masing-masing memiliki tujuan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berdampak terhadap keadilan bagi seluruh masyarakat. Melalui penelitian ini, peneliti mengkaji konsep politik multikulturalisme William Kymlicka yang secara eksplisit termuat dalam bukunya yang berjudul “Multicultural Citizenship: A Liberal Theory Of Minority Rights”. pada prinsipnya politik multikulturalisme Kymlicka merupakan politik hak-hak minotiras. Melalui tiga pola keragaman, Kymlicka merumuskan tiga tuntutan hak kaum minoritas, yakni hak pemerintahan sendiri, hak polietnis, dan hak perwakilan khusus. Dengan mengakomodasi tiga tuntutan ini, Kymlicka yakin keadilan dapat tercapai bagi seluruh masyarakat terutama dalam konteks masyarakat multikultural. Meskipun politik multikulturalisme Kymlicka lahir dalam konteks politik liberal, namun konsep politik multikulturalisme ini dapat diterapkan pula di Indonesia, karena negara Indonesia merupakan salah satu negara multikultural yang menampung realitas multikulturalitas sebagaimana menjadi dasar politik multikulturalisme Kymlicka. Namun, penerapan ini harus didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan ketat, terutama berkaitan dengan pengakomodasian tuntutan minoritas yang termuat dalam politik identitas terutama tuntutan minoritas sebagai implikasi dari politik identitas mayoritas.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Politik Multikulturalisme, Politik Identitas, Multikulturalitas di Indonesia |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) J Political Science > JC Political theory |
Divisions: | Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat |
Depositing User: | S.Fil Ronaldi Erikson Kiik |
Date Deposited: | 08 Jul 2022 00:00 |
Last Modified: | 08 Jul 2022 00:00 |
URI: | http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7058 |
Actions (login required)
View Item |