Kritik Herbert Marcuse Atas Rasionalitas Masyarakat Modern

MANEK, Yanerius (2022) Kritik Herbert Marcuse Atas Rasionalitas Masyarakat Modern. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (323kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (430kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (346kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (224kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (287kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (135kB)

Abstract

Manusia adalah binatang yang berpikir (homo est animal rationale). Ungkapan ini menegaskan perbedaan yang distingtif dari makhluk lainnya dalam hal ini binatang. Rasio menjadi dasar pembeda, tanpa rasio manusia dan binatang adalah sama. Manusia dianugerahi rasio untuk berpikir sehingga kemudian dengan rasionya manusia mampu memilah yang baik-buruk, rasional-irasional, benar-salah, asli-palsu, moral-imoral. Dengan demikian, semakin manusia diterangi oleh rasionya, semakin manusiawilah (manusia) dia. Pemanfaatan dan tingkat penghargaan yang tinggi akan rasio manusia telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi setiap waktu. Secara praktis dapat dikatakan bahwa kemajuan dalam ilmu dan teknologi adalah hasil kerja rasio atau perkembangan daya cipta dan kreativitas manusia yang banyak berpengaruh pada perkembangan hidup manusia, dimana manusia memperoleh kebebasannya dari determinasi atau tekanan dari otoritas-otoritas di luar dirinya. Kemajuan teknologi sebagai hasil kerja akal budi disadari atau tidak telah melahirkan bentuk-bentuk pengekangan dan penindasan gaya baru terhadap rasionalitas itu sendiri. Situasi inilah yang kemudian menjadi latar belakang pemikiran sekolah Frankfurt. Titik tolak pemikirannya adalah Marxisme. Menurut Marx kunci untuk memahami modernitas adalah kapitalisme. Dalam konsepsi Marxis, kapitalisme melahirkan hubungan masyarakat yang berciri konfliktual dan irrasional yang melibatkan dua kelas sosial yakni pengusaha dan pekerja. Dalam bahasa Marx pertentangan antara kaum borjuis dan kaum proletariat. Atas dasar rasionalitas dan penilaian bahwa masyarakat modern adalah masyarakat yang sejahtera dan berhasil dalam segala hal, Herbert Marcuse melayangkan kritikannya. Herbert Marcuse seorang anggota Mazhab Frankfurt, menilai masyarakat modern sebagai masyarakat yang irasional. Dalam bukunya “One dimensional Man”, Marcuse menguraikan dengan sangat tajam, bagaimana masyarakat modern telah menjadi masyarakat satu dimensi dalam selera, teknologi, budaya, politik bahkan pemikiran filosofis. Konsekuensi dari masyarakat satu dimensi “one dimensional society in which individuals lose the ability to think critically and nagatively about society”- manusia berdimensi satu yaitu para individu yang telah kehilangan kemampuan berpikir secara kritis dan negatif terhadap masyarakat. Penilaian terhadap masyarakat modern/masyarakat kapitalisme maju, Marcuse sampai pada tahap bahwa bagaimanapun juga mereka tetaplah irrasional, di mana mereka merasa bahwa segala kebetuhan mereka terpenuhi, namun sesungguhnya kebutuhan-kebutuhan itu telah dimanipulasi. Marcuse menyebutnya rasionalitas teknologis, dimana rasio manusia dikendalikan oleh teknologi. Dalam logika teknologis, bukan manusia, melainkan suatu sistem totaliter yang menindas dan menguasai semua orang. Sebagai masyarakat teknologi, dalam masyarakat modern; peran manusia tidak menonjol, manusia teralienasi dari kemanusiaannya, teknologi mengarahkan tujuan manusia, teknologi sebagai sarana penindasan bukan pembebasan. Menurut Marcuse, setidaknya terdapat lima karakteristik masyarakat modern diantaranya; administrasi total, bahasa fungsional, penghapusan sejarah, kebutuhan palsu dan imperium citra. Untuk mengembalikan kesadaran rasional-kritis masyarakat, Marcuse menyuarakan harapan bahwa para outsider dalam hal ini, para korban pengisapan, para tuna kerja, dan mereka yang tidak mampu bekerja apabila bersatu dan memberikan protes di jalan, bisa menjadi kekuatan pendobrak. Selain itu, Marcuse mengharapkan suatu penolakan agung “the great refusel” harapan besar Marcuse ditumpukan kepada para mahasiswa kiri baru. penolakan yang dimaksud ialah, menolak menikmati sekian kenyamanan yang tak perlu yang ditawarkan oleh sistem produksi kapitalis walau terasa mengenakan. Marcuse tidak sampai sedetail mungkin menjelaskan, menolak setiap kenyamanan tak perlu dari sistem produksi yang seperti apa. Sehingga dalam kalimat terakhir bukunya Counterrevolution and Revolt, dengan nada pesimis Marcuse menulis bahwa: “krisis akhir kapitalisme mungkin membutuhkan keseluruhan dari satu abad”.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Herbert Marcuse, Rasionalitas, Masyarakat Modern, Manusia Satu Dimensi
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Yanerius Manek
Date Deposited: 08 Jul 2022 00:36
Last Modified: 08 Jul 2022 00:36
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7069

Actions (login required)

View Item View Item