Keluarga Sebagai Lingkungan Utama Pendidikan Karakter Anak Menurut Familiaris Consortio Artikel 37

GIOVANI, Faldianus (2022) Keluarga Sebagai Lingkungan Utama Pendidikan Karakter Anak Menurut Familiaris Consortio Artikel 37. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (970kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (154kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (185kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (264kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (249kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (168kB)

Abstract

Di dalam setiap lapisan masyarakat teristimewa di dalam sebuah keluarga, hidup manusia senantiasa terikat dalam jaringan kewajiban dan hak yang disebut hubungan peran. Seseorang disadarkan akan adanya hubungan peran tersebut karena proses sosialisasi yang sudah berlangsung sejak masa kanak-kanak. Proses tersebut merupakan proses seorang anak belajar mengetahui apa yang dikehendaki oleh anggota keluarga lain dari padanya, yang pada gilirannya menimbulkan kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki. Dari proses ini tampaklah keluarga sebagai salah satu sumber pembentukan kepribadian seorang manusia. Di dalam keluarga dapat kita menemukan berbagai elemen dasar yang akhirnya membentuk kepribadian seseorang. Aspek genetik misalkan diperoleh seseorang dari dalam keluarga itu sendiri. Demikian halnya pendidikan karakter seorang anak berawal dari keluarga. Di sanalah seorang anak pertama kali dibentuk untuk bertumbuh dan berkembang. Keluarga merupakan instansi dasar dan pertama yang dikenal manusia. Keluarga merupakan dunia awal tempat manusia bertumbuh dan belajar mengenal dunia. Oleh karena itu, keberadaan sebuah keluarga sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia. Salah satu aspek penting dari keberadaan sebuah keluarga adalah aspek pendidikan. Keluarga adalah instansi pendidikan yang pertama dan utama. Jenis pendidikan yang sangat diharapkan dari sebuah keluarga adalah pendidikan moral dan kepribadian. Pendidikan karakter dalam keluarga perlu ditanamkan pada anak sejak dini karena, moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembangunan dan keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik, tentunya diperlukan berbagai macam cara. Salah satu di antaranya adalah melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun informal. Salah satu tema yang belum banyak disentuh oleh pengamat dan praktisi pendidikan adalah pentingnya pendidikan anak usia 6 sampai 12 tahun. Selama ini banyak arus pembicaraan pendidikan terfokus pada wacana pendidikan formal. Padahal, wacana pendidikan anak usia dini, tidak kalah pentingnya. Sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi paling fundamental bagi terbentuk dan terciptanya masa depan pendidikan anak yang lebih edukatif. Anak-anak mempunyai perkembangan mental, spiritual, dan moral yang potensial untuk dibangun. Pendidikan anak usia dini secara fundamental merupakan awal paling potensial dari pembentukan karakter kepribadian dan jati diri. Seorang anak berada di dalam keluarga sejak ia dikandung, dilahirkan, serta tumbuh menjadi manusia dewasa dan mandiri. Dengan kasih dan keteladanan orang tua sebagai guru pertama dan utama, tahap demi tahap, anak akan mengerti arti hidup. Anak akan mengalami pematangan fisik, spiritual dan intelektual. Hal-hal baik dan berguna pertama kalinya ia peroleh dalam keluarga. Keluarga menjadi sekolah pertama dan utama baginya untuk menjadi pribadi seutuhnya. Jati diri seorang anak bermula dari keluarga. Keluarga adalah pengaruh pertama bagi anak. Sebelum anak mendapatkan pengaruh dari luar, keluargalah yang pertama-tama meletakkannya. Keluarga adalah lingkungan primer yang paling berperan dalam pembentukan watak, moral dan iman anak. Gereja mempunyai perhatian besar terhadap orang tua dalam hak dan kewajiban mereka untuk melahirkan, membesarkan dan terutama mendidik anak. Karena orang tua yang melahirkan anak, maka orang tua dari kodratnya mengemban tugas membesarkan dan mendidik anak. Karena itu harus diakui peranan orang tua sebagai pendidik pertama dan utama. Keluarga merupakan suatu pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya keluarga mampu mencapai kepenuhan hidup dan misinya,diperlukan komunikasi hati penuh kebaikan, kesepakatan suami isteri, dan kerjasama orang tua yang tekun dalam pendidikan anak-anak. Di tengah kehidupan dunia yang semakin maju karena derasnya arus globalisasi, tantangan kehidupan keluarga semakin kompleks. Arus globalisasi yang begitu deras berdampak pada lunturnya moralitas kehidupan manusia. Dalam konteks ini persoalan karakter hendaknya mendapatkan perhatian serius dalam keluarga melalui pendidikan karakter yang perlu bagi anak-anak. Anak-anak diberi informasi yang benar dan pasti tentang karakter. Persoalan karakter ini juga menjadi keprihatinan mendiang St. Yohanes Paulus II ketika ia masih menduduki takhta suci. Bukti keprihatinan Bapa Suci adalah dengan mengeluarkan anjuran apostolik Familiaris Consortio, yang salah satu artikelnya khusus berbicara tentang keluarga yaitu artikel 37. Bapa Suci menjelaskan bahwa pendidikan cinta kasih sebagai pemberian diri merupakan unsure yang mutlak perlu bagi orang tua yang dipanggil untuk memberikan pendidikan karakter yang jelas dan halus kepada anak-anak mereka. Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal penting yang dapat dijadikan usul saran yang harus diperhatikan sebagai berikut: Anak-anak hendaknya menyadari pentingnya pendidikan karakter bagi dirinya. Pendidikan karakter sangat penting bagi anak-anak demi membentuk kepribadian yang matang dan tidak menyimpang. Dengan demikian anak-anak hendaknya melakukan komunikasi yang baik dengan orang tua terkait persoalan karakter yang dihadapi. Hendaknya keluarga, dalam hal ini orang tua menyadari pentingnya pendidikan karakter dalam keluarga. Hendaknya orang tua tidak lagi memandang masalah pendidikan karakter sebagai hal yang asing untuk dibicarakan kepada anak-anak mereka. Orang tua harus membimbing anak-anak mereka agar tidak tejerumus ke dalam perilaku yang menyimpang. Perlu dibangun komunikasi yang intensif antara orang tua dan anak terkait seputar persoalan pendidikan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Keluarga, Pendidikan,Karakter
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Faldianus Giovani
Date Deposited: 18 Jul 2022 23:58
Last Modified: 18 Jul 2022 23:58
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7296

Actions (login required)

View Item View Item