Sakramen Tobat Sebagai Rahmat Pemulihan Relasi Antara Manusia Dengan Allah Dalam Terang Lumen Gentium Artikel 11 (Sebuah Tinjauan Teologis)

MARTINS, Agostinho da Costa (2022) Sakramen Tobat Sebagai Rahmat Pemulihan Relasi Antara Manusia Dengan Allah Dalam Terang Lumen Gentium Artikel 11 (Sebuah Tinjauan Teologis). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (550kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (76kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (111kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (123kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (121kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (73kB)

Abstract

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat mulia. Ia menjadi mulia karena Allah menciptakannya sesuai dengan citra dan rupa Allah sendiri. Akan tetapi, manusia yang diciptakan oleh Allah dalam kebenaran, sejak awal mula sejarah, atas bujukan si jahat, telah menyalahgunakan kebebasannya. Penyalahgunaan kebebasan inilah yang menyebabkan manusia jatuh dalam lumpur dosa dan menodai hubungan baiknya dengan Allah Sang Pencipta. Ketika relasi manusia dengan Allah terputus, di sana manusia akan mengalami suatu krisis identitas. Krisis identitas berarti suatu kehilangan jati diri manusia di hadapan Allah. Untuk memulihkan krisis identitas ini maka cara yang paling ampuh adalah dengan kembali mengalami Allah melalui sarana dan rahmat Allah sendiri yaitu dengan membuka diri pada Allah dengan menjalankan sikap pertobatan batin yang terus menerus dalam hidup. Di sinilah Sakramen Tobat atau Rekonsiliasi menjadi rahmat pemulihan relasi antara manusia dengan Allah. Buah dari Sakramen Tobat adalah rekonsiliasi dengan Allah, diri sendiri, Gereja atau sesama dan alam semesta. Konsili Vatikan II merupakan konsili dalam Gereja Katolik yang pertama dalam sejarah yang menjadikan Gereja sebagai tema pokok konsili. Konsili ini hadir dan memberi ruang bagi Gereja sendiri untuk merefleksikan identitasnya dalam ajaran pertobatan. Titik berangkat konsili ini adalah dari Gereja dan kembali kepada Gereja. Suatu nilai luhur yang menjadi pokok perefleksian para Bapa Konsili mengenai Gereja adalah kesadaran akan kesatuan dan persekutuan Gereja dengan diri Kristus. Para Bapa Konsili dalam terang dokumen Lumen Gentium menyadari sungguh akan rahmat kesatuan dan persekutuan Gereja dengan Kristus. Oleh karena itu, dokumen ini secara khusus mau melihat bagaimana keterlibatan umat Kristiani dalam membangun relasi yang intim dengan Allah. Atas dasar inilah Allah menyatakan diri-Nya kepada kita manusia lewat putra-Nya Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari dosa dan membawa kita kepada keselamatan. Jalan untuk mencapai keselamatan tidak lain adalah dengan menerima dan mengakui Yesus Kristus sebagai Sang Juru Selamat kita umat manusia sambil menghidupi dan merayakan semua sakramen Allah yang sangat penting bagi keselamatan kita kelak. Ketujuh sakramen yang ditetapkan Tuhan Kita Yesus Kristus dalam gereja merupakan tanda dan rahmat dari Allah demi keselamatan yang didambakan oleh semua umat beriman Kristiani. Melalui tanda dan rahmat Allah itu, Allah menghendaki agar kita manusia yang telah berdosa, kembali dari situasi dosa kita dan bangkit dengan hidup baru berkat darah Kristus menuju Allah. Salah satu sakramen yang membuat kita menjadi baru di dalam Kristus adalah Sakramen Tobat. Sakramen Tobat merupakan ungkapan cinta dari Allah. Sakramen ini hanya bisa berguna bila hati kita terbuka untuk menerimanya dengan ketulusan dan kerendahan hati. Senada dengan itu, Lumen Gentium menegaskan sebagai berikut: “Mereka yang menerima Sakramen Tobat memeroleh rahmat pengampunan dari Allah atas penghinaan mereka terhadap-Nya; sekaligus mereka didamaikan oleh Gereja, yang telah mereka lukai dengan berdosa, dan yang membantu pertobatan mereka dengan cinta kasih, teladan serta doa-doanya.” Sakramen ini kita terima sebagai suatu anugerah pemulihan relasi antara manusia dengan Allah. Manusia walaupun lemah, rapuh dan tidak taat namun Allah tetap setia memanggil, merangkul dan memberinya jaminan untuk memperoleh jalan keselamatan. Bertolak dari uraian di atas, penulis melihat bahwa Sakramen Tobat atau Rekonsiliasi sangat perlu bagi kaum kristiani untuk diterima sebagai jawaban akan tawaran kasih Allah. Kehidupan spiritual umat pada zaman ini ditandai dengan berbagai perkembangan dunia, di mana ada suatu sikap duniawi yang sangat melekat pada diri yang mengakibatkan kurangnya minat dan semangat menghidupi sakramen dalam hidup sehari-hari. Sakramen Tobat atau Rekonsiliasi sebagaimana yang dijelaskan dalam Dokumen resmi Gereja yaitu Lumen Gentium artikel 11 menjadi suatu tanda peringatan bagi seluruh umat Kristiani untuk berusaha memaknai dan menghidupinya sebagai ramat pemberian dan cinta Allah. Dengan menerima Sakramen Tobat semua umat boleh masuk dan menikmati rahmat Allah dan kelak memperoleh keselamatan yang dijanjikan Kristus kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Sakramen Tobat, Rahmat Pemulihan Relasi, Manusia Dan Allah
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Agostinho da Costa Martins
Date Deposited: 26 Jul 2022 05:11
Last Modified: 26 Jul 2022 05:11
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7418

Actions (login required)

View Item View Item