Pematangan Postulan Calon Imam M.Ss.Cc Menurut Konstitusi Kongregasi Artikel 62

BONE, Noverius Yoseph (2022) Pematangan Postulan Calon Imam M.Ss.Cc Menurut Konstitusi Kongregasi Artikel 62. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (451kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (305kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (352kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (708kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (379kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (197kB)

Abstract

Manusia pada dasarnya merupakan makhlukh hidup yang diciptakan. Karena diciptakan maka manusia sudah sepatutnya selalu mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta. Allah menciptakan manusia berdasarkan panggilannya masing-masing. Dalam Gereja Katolik dikenal istilah vocation atau panggilan hidup. Panggilan hidup yang dimaksudkan adalah panggilan mengikuti Kristus. Panggilan mengikuti Kristus disebut panggilan hidup selibat. Panggilan hidup selibat sama artinya dengan tidak menikah “demi Kerajaan Allah”. Panggilan untuk menjadi imam dan imamat itu adalah panggilan suci dan anugerah/rahmat Allah. Anugerah panggilan itu yang mengharuskan Gereja Katolik memberikan kesempatan bagi para calon imam untuk mengabdikan diri dalam pilihan hidup tidak menikah dengan maksud memberikan dirinya secara total pada pelayanan di dalam Gereja. Gereja Kristus zaman sekarang sangat membutuhkan pelayan umat yang bisa membantu menemukan arti hidup dan jati diri umat Allah. Pelayan umat merupakan orang-orang yang dipanggil untuk membaktikan diri secara total dan siap menerima tugas pewartaan kerajaan Allah. Para calon imam adalah orang-orang yang sedang dipersiapkan untuk menjadi imam. Dalam proses persiapan itu ada tahapan yang harus dilalui oleh para calon imam untuk tiba pada tangga imamat. Tahapan itu disebut sebagai tahapan formasi. Tahap formasi merupakan tahap di mana seorang calon yang membaktikan diri untuk menjadi imam, dipersiapkan secara baik sebelum sampai pada tangga imamat. Tahap formasi sangat penting bagi proses pembinaan seorang calon imam. Formasi calon imam membutuhkan jangka waktu yang panjang yakni 11-12 tahun. Dalam tahapan tersebut para calon diajarkan berbagai dimensi kehidupan yakni intelektual, spiritual, moral, pastoral, yang bertujuan untuk mematangkan calon imam. Selain tahap formasi, proses pematangan calon imam pertama-tama harus timbul dari dalam diri sendiri agar mampu melewati setiap persoalan sulit yang dialaminya. Para calon imam juga harus menyadari bahwa tantangan yang paling sulit dalam tahap proses formasi adalah diri sendiri. Formasi juga berperan dalam menentukan aspek kematangan bagi para calon imam, khususnya kehidupan religius dan pembinaan sikap mental lainnya yang baik. Karena itu “Pembinaan rohani hendaknya diselenggarakan dalam komunitas calon imam terus menerus sedemikian rupa, sehingga para seminaris belajar hidup dalam persekutuan mesra dan terus menerus dengan Bapa, melalui Putera-Nya Yesus Kristus, dalam Roh Kudus”. Kongregasi M.Ss.Cc merupakan sebuah komunitas gerejawi yang menjadi wadah formasi bagi para calon imam dalam aneka dimensi kehidupan hingga para calon imam dipandang mengalami kematangan. Sebagai wadah formasi, komunitas M.Ss.Cc memiliki sumbangan yang besar dalam proses pewartaan Injil dengan memberikan sumbangan pendidikan baik spiritual, psikologi, kesehatan, intelektual, demi proses pematangan para calon yang telah membaktikan dirinya untuk mengikuti Kristus. Untuk menemukan sebuah kematangan dalam proses mengikuti Kristus seorang calon imam harus mampu membuka diri juga terhadap sesama anggota komunitas agar mampu mengenal lebih mendalam dan merasa sebagai satu keluarga. Selain diri sendiri komunitas juga berperan penting dalam proses pematangan calon imam. Hidup komunitas terbentuk dengan tujuan agar saling membina karakter antar anggota sebagaimana kehidupan jemaat Kristen perdana (Kis 2:41-47) yang saling berbagi dan memiliki rasa persaudaraan yang sangat intim. Cara hidup jemaat perdana sesungguhnya mau menunjukkan contoh yang baik dan benar tentang iman yang dibentuk atas dasar hidup kebersamaan atau hidup komunitas yang didasarkan atas ilham dari Tuhan. Para calon imam M.Ss.Cc datang dari berbagai tempat dan latar belakang keluarga yang berbeda yang ingin memberikan diri mereka untuk dibina dan dididik seturut karisma pendiri kongregasi M.Ss.Cc Therefore, we live in community, dwelling in a house of the institute lawfully erected by the superior general, and act with one heart and mind in all our activities, sharing our prayers and decisions, our labors, our sufferings and even our material goods, thus bearing witness to the world through our fraternal love, that Crist is present among us. Persaudaraan antara sesama anggota kongregasi hendaknya menjadi hal utama dalam hidup komunitas. Persaudaraan yang terjalin dalam komunitas akan memberikan dampak yang baik bagi para calon yang sedang dalam proses pematangan untuk mengikuti Kristus. Selain itu, hidup komunitas yang telah dibangun dalam kongregasi M.Ss.Cc harus semakin meyakinkan bahwa benih panggilan yang mereka miliki semakin membara.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Pematangan, Postulan, Calon Imam, Kongregasi
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil NOVERIUS YOSEPH BONE
Date Deposited: 27 Jul 2022 00:34
Last Modified: 27 Jul 2022 00:34
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7423

Actions (login required)

View Item View Item