Nikodemus Membela Yesus Terhadap Ketidakpercayaan Para Pemimpin Yahudi

BANASE, Marianus (2022) Nikodemus Membela Yesus Terhadap Ketidakpercayaan Para Pemimpin Yahudi. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (934kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (298kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (389kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (443kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (320kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (294kB)

Abstract

Hukum Taurat dalam keyahudian merupakan jiwa dari kehidupan bangsa Yahudi. Hukum Taurat tidak saja mengatur soal urusan peribadatan dan bagaimana menyembah Allah tetapi juga mengatur seluruh aspek kehidupan bangsa Yahudi. Kedudukan hukum Taurat yang demikian agar mengatur dan menjaga keberimanan bangsa Yahudi untuk tetap setia kepada Allah dan perjanjianNya, sekaligus adalah bukti hidup kudus dan hidup yang jauh dari dosa. Realitas lain yang dapat dijumpai dalam keyahudian zaman Yesus adalah para pemimpin Yahudi. Para pemimpin Yahudi merupakan mereka yang berkuasa di Yahudi dan orang-orang yang dipandang penting dalam urusan penegakan Taurat. Akan tetapi, di banyak kesempatan dalam keempat Injil sering kita temukan pertentangan antara Yesus dengan mereka. Kenyataan mereka sebagai penjaga hukum dicederai oleh konflik antara mereka dengan Yesus soal Taurat. Terdapat sebuah ironi besar di sini, mereka sebagai penjaga kebenaran Taurat tetapi bertentangan dengan Yesus yang adalah kegenapan dari hukum Taurat (bdk. Mat. 5:17). Injil Yohanes secara khusus mencatat konflik antara Yesus dan para pemimpin Yahudi terjadi karena beberapa hal, seperti: persoalan hari Sabat, persoalan identitas Yesus, dan perkataan Yesus yang membuka kebobrokan mereka. Para pemimpin Yahudi melihat kehadiran Yesus sebagai sumber masalah yang merusak hukum. Mereka kemudian berusaha untuk memulihkan hukum dengan cara mencari kesalahan Yesus, menangkap Dia dan mengadiliNya atas kesalahanNya itu. Konflik yang terjadi antara Yesus dan para pemimpin Yahudi berpuncak pada usaha mereka menyingkirkan Yesus. Teks Yohanes 7:45-52 merupakan usaha pertama para pemimpin Yahudi untuk mengadili Yesus. Pertemuan mereka ini adalah seperti apa yang dikehendaki Taurat, bahwa setiap ada perkara di antara umat Israel hendaknya diselesaikan agar umat tidak hidup dalam kesalahan. Para pemimpin Yahudi memiliki beberapa alasan yang cukup rasional untuk tidak percaya dan menolak Yesus, antara lain: Yesus mengajar atas otoritasNya sendiri dan tidak ada orang yang hadir secara fisik untuk bersaksi tentang Dia, Yesus menyamakan diriNya dengan Allah dengan menyebut Allah adalah BapaNya, Yesus tidak memiliki latar sekolah hukum, Yesus sering melanggar ketentuan Taurat khususnya perintah hari Sabat, Yesus bukan Mesias sebab Mesias tidak datang dari Galilea tetapi dari Betlehem di kota Daud, dan jika Yesus Mesias maka Ia tidak akan bertentangan dengan mereka tetapi besama mereka memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan bagi bagsa Israel dan membawa bangsa Israel menjadi lebih masyur. Ketidakpercayaan dan penolakan para pemimpin Yahudi berujung kepada tindakan mereka untuk menyingkirkan Yesus dengan cara mengadili, menghukum, dan berencana untuk membunuhNya. Para pemimpin menggunakan Taurat untuk menjerat Yesus dalam kesalahan agar melalui kesalahan tersebut mereka dapat menjatuhkan hukuman atas Yesus. Para pemimpin mengambil tindakan tersebut karena mereka melihat adanya perpecahan dalam diri orang-orang Yahudi umumnya dan dalam diri para pemimpin. Terdapat sejumlah besar orang Yahudi dan pemimpin Yahudi yang mulai menaruh perhatian dan perlahan percaya kepada Yesus dan ajaranNya. Oleh karena itu para pemimpin Yahudi yang tergabung dalam anggota Mahkamah dalam pertemuan tersebut menggunakan Taurat untuk menempatkan Yesus sebagai penyesat yang menyesatkan orang banyak. Akan tetapi kesalahan terbesar mereka adalah Yesus yang hendak mereka adili tidak hadir di situ, tetapi mereka tetap menjatuhkan vonis bahwa Yesus adalah seorang penyesat. Nikodemus seorang dari mereka yang juga hadir dalam pertemuan itu mengajukan keberatan dengan menolak pernyataan mereka terhadap Yesus sebagai seorang penyesat. Nikodemus hadir membawa keadilan dengan membela hak Yesus dalam persidangan, bahwa Yesus tidak bisa dihukum atau divonis sebagai penyesat sebelum Dia hadir dan memberi keterangan dalam persidangan. Pokok pembelaan Nikodemus adalah mau menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang yang benar dengan menggunakan apa yang ditentukan oleh Taurat sendiri yakni, seorang tidak dapat dikatakan bersalah sebelum terlebih dahulu diperiksa kebenarannya, atau seseorang tidak dapat disalahkan berdasarkan keterangan orang lain. Nikodemus bertindak demikian untuk meminta keadilan para pemimpin lainnya terhadap Yesus agar mereka mau betul-betul menaruh perhatian kepada perkara Yesus. Nikodemus membela Yesus tetapi ia tidak membela Yesus secara langsung dengan menyatakan Yesus adalah seorang benar. Nikodemus malah meminta kesediaan para pemimpin untuk mendengar keterangan dari Yesus. Tujuan permintaan Nikodemus adalah supaya dengan mendengarkan Yesus para pemimpin dapat mengetahui bahwa Yesus adalah orang benar. Nikodemus mengambil tindakan demikian karena dia masih takut dan tidak mau mengambil risiko dalam membela Yesus. Kita dapat melihat pula bahwa melalui tindakan Nikodemus ini Nikodemus mulai berani menunjukkan imannya kepada Yesus.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Yesus, Nikodemus, Para Pemimpin Yahudi, Percaya, Ketidakpercayaan
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Marianus Banase
Date Deposited: 08 Aug 2022 03:21
Last Modified: 08 Aug 2022 03:21
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/7546

Actions (login required)

View Item View Item