Relasi Antar Pribadi Dan Relevansinya Bagi Kematangan Panggilan Calon Imam

PAKU, Marianus Lusianus (2017) Relasi Antar Pribadi Dan Relevansinya Bagi Kematangan Panggilan Calon Imam. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira.

	Text KATA PENGANTAR.pdf Download (965kB)
	Text Bab I.pdf Download (236kB)
	Text Bab II.pdf Restricted to Repository staff only Download (259kB)
	Text Bab III.pdf Restricted to Repository staff only Download (259kB)
	Text Bab IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (211kB)
	Text Bab V.pdf Download (189kB)

Abstract

Dalam menjalani hidup dan kehidupannya, setiap pribadi membutuhkan pribadipribadi lain yang berada di sekitarnya. Karena kebutuhannya akan pribadi-pribadi lain maka pribadi tersebut harus membangun apa yang dinamakan dengan relasi. Dalam berelasi setiap pribadi memiliki peran ganda baik sebagai yang membutuhkan maupun sebagai yang dibutuhkan. Ia tidak hanya membutuhkan uluran tangan dari pribadipribadi lain melainkan ia juga mengulurkan tangan untuk membantuk pribadi-pribadi lain. Relasi menurut arti katanya adalah hubungan timbal balik antara dua atau lebih pribadi, instansi, negara dan juga kelompok-kelompok sosial lain. Relasi sangant menentukan apakahhubungan antara kedua pihak dapat berlangsung dengan baik atau hancur. Relasi yang baikmembuat hubungan timbal balik dapat bertahan dan saling menguntungkan sedangkan, relasiyang buruk dapat menghancurkan. Zaman ini yang ditandai dengan perkembangan yang pesat di bidang teknologi, informasi dan komunikasi tanpa sadar telah menciptakan pribadi-pribadi kritis yang berlandaskan sikap apatis dan berselimutkan mental instant. Hal ini merupakan setumpuk dampak buruk yang dilahirkan dari rahim zaman modern. Generasi masa kini adalah generasi-generasi yangmencintai kebebasan tanpa perjuangan. Kehidupan membiara (Biarawan dan biarawati) merupakan satu bentuk atau cara hidup yang bertolak belakang dari semboyan modernisme. Kehidupan yang berbeda ini dapat dianalogikan dengan “ berenang melawan arus deras di mana hampir semua orang telahterseretnya” hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi setiap pribadi yang memilih untuk xiii membaktikan diri mereka demi mewartakan Injil Kerajaan Allah di seluruh dunia.Untuk mewartakan kerajaan Allah di dunia modern ini Gereja membutuhkan pribadi-pribadi calon imam yang matang atau dewasa baik dalam bidang mental, spiritual, seksual dan psikologis. Kematangan panggilan calon imam inilah yang sangat dibutuhkan sehingga tugas pelayanannya di tengah dunia dapat berjalan dengan lancer dan baik. Setiap calon imam dididik untuk menjadi gembala jiwa yang sejati, yang menuntun domba gembalaannya kepadang rumput yang hijau dan air yang sejuk kata sang Pemazmur. Untuk dapat menjadi gembala yang baik tentu setiap pribadi calon imam membutuhkan pendidikan yang baik dari para formator. Relasi yang dibangun setiap pribadi calon imam baik dengan Tuhan, sesama dan alam adalah yang menentukan kematangan panggilannya. Matang atau dewasanya seorang pribadi calon imam adalah jika pribadi tersebut tahu menempatkan dirinya dengan baik. Pribadi tersebut tahu apa yang seharusnya dilakkan jika berhadapan dengan Allah, sesama dan alam. Menurut hemat saya matangnya suatu panggilan hidup adalah dampak dari relasi yang baik namun relasi yang baik dapat menjadi akibat dari hidup yang matang. Relasi yang baik antar setia pribadi dapat membuat setiap pribadi yang berada dalamruang lingkup relasi tersebut, tahu betul apa perannya dan apa yang seharusnya dia lakukan. Pribadi yang matang adalah pribadi yang bisa dan tahu membina sebuah relasi yang baik, karenarelasi yang baik hanya dapat dilahirkan dari pribadi-pribdi yang matang dalam hidunya. Oleh karena adanya kaitan yang tak terpisahkan antara relasi dan kematangan hidup xiv inilah yang menginspirasi penulis untuk membuat satu tulisan ilmiah dengan judul “Relasia Antar Pribadi dan Relevansi nya Bagi Kematangan Panggilan Calon Imam”

Actions (login required)

View Item