Ideologi Manusia Dalam Tuturan Teke Se Masyarakat Adat Marilewa Desa Tendakinde Kecamatan Wolowae

RANGGA, Marselinus (2022) Ideologi Manusia Dalam Tuturan Teke Se Masyarakat Adat Marilewa Desa Tendakinde Kecamatan Wolowae. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (790kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (484kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (631kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (638kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (419kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (486kB)

Abstract

Manusia adalah makhluk eksentrik. Artinya, manusia dalam keberadaannya tidak pernah terlepas dari relasinya dengan manusia lain. Ia senantiasa terarah keluar dari dirinya. Hal inilah yang menjadi salah satu aspek fundamental dan menjadi bagian dari eksistensinya. Eksistensi manusia adalah juga koeksistensinya yaitu "ada-bersama". Kehidupan bersama orang lain atau berkeluarga menempati suatu posisi yang penting dalam tradisi dan kebiasaan. Tradisi yang terungkap dalam syair-syair adat yakni syair-syair dalam bahasa Teke se sebagai bentuk keberpihakan terhadap nilai kemanusiaan. Teke se merupakan bagian dari seremonial adat syukur panen (nggua fa'u ka) masyarakat Marilewa yaitu "suku mbuku namu pata kema uma" (syair bahasa adat dalam upacara kerja kebun) yang paling khas dan satu-satunya bagian dari tarian kesenian yang berlaku bagi masyarakat Marilewa. Teke se dalam masyarakat Marilewa disebut nggua fa'u yaitu yang dimaknai dalam tuturan bahasa adat berupa puisi lisan yang telah berurat akar dan meresap dalam sendi kehidupan. Salah satu informan dan juga diakui oleh informan lainnya, mengatakan bahwa Nggua fa'u atau Tekese itu adalah kata-kata puitis yang terdapat dalam tuturan tekese yang diwariskan secara turun temurun sebagai ekspresi pikiran dan perasaan mengenai penghormatan kepada nilai manusia dan wujud tertinggi atas peranNya dalam membimbing dan melindungi manusia yang ada dan hidup di dunia ini (nggua fa'u pata mea ebu kajo nusi nange wi paiena Dewa wi imu pepe yia pedhu modho, vidi vao masa kita atandia wawo tana dhu jeka na'a ana). Secara etimologis "Teke se " terdiri dari dua suku kata bahasa Nagekeo pada umumnya dan khususnya bahasa masyarakat Marilewa yakni "Teke" dan "Se". "Teke" berarti mbuku pata (syair adat) susu ana fau ka (lepas lelah sehabis kerja). Sedangkan "Se " artinya ucapan atau topik ucapan mbana mbu'e do yongga (kesempatan muda muda untuk mencari pasangan). Jadi Teke se adalah ucapan syair pantun yang saling berbalas-balasan antara laki-laki dan perempuan dalam bahasa setempat disebut peke neke svongi joa (berolok-olokan) Seremonial Teke se juga dibuat untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diperoleh. Adapun dalam tuturan Teke se syair-syairnya kaya akan makna nilai kemanusian. Di mana pengucapan Teke se dibagi atas enga dhoka, senga, gore dan mbuyu Dalam Teke se syair-syair adat diucapkan secara bergantian antara wanita dan laki-laki. Berdasarkan tema yang digarap yakni Ideologi Manusia dalam Tuturan "Teke sesistem masyarakat adat Marilewa Desa Tendakinde, Kabupaten Nagekeo Di mana saya memilih tema tersebut karena dalam Tuturan Teke se" terdapat suatu nilai yang menjunjung tinggi aspek kemanusiaan. Aspek-aspek kemanusiaan tersebut diwujudnyatakan dalam bentuk hidup sosial, membangun suatu dimensi ikatan kekeluargaan untuk saling kerja sama, saling tolong menolong satu sama lain di mana semua orang yang terlibat aktif di dalamnya saling membutuhkan satu sama lain. Di mana dalam "Teke se" martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan diangkat, dihargai dan dihormati. Dalam "Teke se orang tahu untuk memberi, tahu untuk berkorban, tahu untuk berbalas jasa, dan tahu untuk menghormati satu sama lain. Konsep dalam tuturan "Teke se" menjadi suatu strukur yang membentuk relasi antara pribadi namun, terikat pada suatu ketentuan struktur adat-istiadat yang lahir karena adanya hubungan relasi dengan Tuhan maupun relasi dengan sesama yang menjadi pagiyuban dalam sistem kebersamaan yang terjadi dalam sebuah masyarakat Nage pada umumnya dan lebih secara khusus masyarakat adat Marilewa Desa Tendakinde, Kabupaten Nagekeo. Dalam Teke se juga mengandung fungsi dan makna yang mendalam.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Ideologi, Manusia, Teke Se
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Marselinus Rangga
Date Deposited: 20 Sep 2022 07:55
Last Modified: 20 Sep 2022 07:55
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/9063

Actions (login required)

View Item View Item