Yesus Adalah Terang Bagi Orang Yang Buta Sejak Lahir (Refleksi Eksegetis Atas Teks Yohanes 9:1-12)

MUDA, Ignasius Elabala (2022) Yesus Adalah Terang Bagi Orang Yang Buta Sejak Lahir (Refleksi Eksegetis Atas Teks Yohanes 9:1-12). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (526kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (334kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (458kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (401kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (428kB)

Abstract

Revelasi pribadi Yesus Kristus dan ajaran-Nya seringkali terbentur dan berujung pada kesalahpahaman, konflik bahkan juga penolakan. Konflik dan penolakan ini disebabkan oleh kesalahpahaman para pendengar terhadap gagasan yang disampaikan Yesus. Para pendengar seringkali terpolah oleh cara berpikir mereka, pada kebiasaan sehari-hari ataupun pada Hukum Taurat yang menjadi pedoman dalam melakukan segala tindakan. Hal ini tergambar dalam konsep pemahaman orang Yahudi tentang penderitaan yang disebabkan oleh dosa. Mayoritas orang Yahudi Palestina dalam kehidupan keseharian mereka, umumnya menyangka bahwa dosa serta penderitaan mempunyai ikatan yang sangat erat. Bagi mereka penderitaan adalah hukuman atas dosa. Pandangan mengenai penderitaan diakibatkan oleh dosa tergambar dalam teks Yohanes 9:1-12. Penginjil Yohanes menunjukkan narasi (mukjizat) tentang Yesus yang menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Mukjizat ini ialah salah satu dari mukjizat yang tidak ditemui di dalam Injil sinoptis. Mukjizat ini lebih dilihat sebagai suatu tanda karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan mukjizat- mukjizat yang lain, dalam hal ini makna mukjizat tersebut tidak mengatakan iman yang ditimbulkan oleh mukjizat, melainkan melalui perkataan serta pemberitaan Yesus. Mukjizat ini merupakan tanda ke enam dari ketujuh tanda dalam Injil Yohanes. Yohanes mengawali narasi dengan mengungkapkan dualisme pemikiran tentang penderitaan yang dialami oleh orang yang lahir buta. Yohanes memulainya dengan bahasa dialogal komunikatif yang lahir dari para murid yang bertumbuh dalam hukum dan tradisi Yahudi, mempertanyakan alasan penderitaan yang dialami orang buta, “siapakah yang berbuat dosa, orang ini atau orang tuanya sehingga ia dilahirkan buta? (Yoh, 9:2). Para murid berpikir bahwa karena dosa, manusia mengalami penderitaan sebagai hukuman Allah atas kejahatan yang dilakukannya, (Kej. 6:5-7; Kel.20:5;Yoh.5:14). Pada saat inilah Yesus hadir sebagai terang yang merupakan perwujudan kasih Allah yang nyata. Sebagai terang Yesus dengan tegas menolak pandangan para murid, Yesus tidak menyetujui adanya ikatan penderitaan seseorang anak dengan dosa yang diperbuat oleh orang tuanya. Yesus benar-benar ingin menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya. Yesus mau menunjukkan bahwa melalui peristiwa demikian Allah menyatakan karya-Nya agar manusia bisa percaya dan memperoleh keselamatan. Yesus memandang konteks tersebut sebagai panggilan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah. Selain itu sebagai Terang Yesus juga membuka perspektif murid-murid-Nya terhadap anak yang terlahir buta. Yesus melakukan transformasi terhadap pemikiran murid-murid yang menghubungkan antara orang yang lahir buta dengan dosa dari orang tuanya. Perubahan paradigma dilakukan Yesus kepada para murid merupakan perwujudan dari karya Allah yang sudah diwahyukan kepada Yesus ( Yoh. 5: 19-36). Yesus adalah terang kebenaran yang tidak hanya bersinar bagi mereka yang dapat melihat, tetapi juga sebagai terang yang menyembuhkan mereka yang buta dan tidak dapat melihat. Terang yang menyembuhkan secara fisik dengan menggunakan ludah yang dalam dunia kuno dianggap sebagai hal magis. Yesus menyempurnakan mukjizat penyembuhan orang buta sejak lahir dengan menyuruhnya untuk membersikan diri di Kolam Siloam yang biasa digunakan oleh para penderita sakit dan orang-orang lain untuk membasuh dirinya. Yesus menyuruhnya membasuh diri di Kolam Siloam, hal ini dibuat Yesus dengan tujuan agar orang-orang Yahudi meyakini bahwa Kolam Siloam yang terkenal sebagai kolam penyembuhan atau tempat penyucian dari dosa adalah sesuatu yang benar. Sebagai terang Yesus benar-benar ingin menunjukkan kuasa dan kemuliaan Allah yang menyata dalam diri-Nya dimana Allah menyatakan karya-Nya agar manusia bisa percaya dan memperoleh keselamatan. Yesus adalah terang, Juruselamat yang Maha Kuasa yang dapat mencelikkan mata yang buta. Dia memperoleh kemulian dan manusia memperoleh berkat. Sukacita yang sudah diperbuat-Nya menyumbangkan kemuliaan kepada-Nya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Terang, Orang Buta, Keselamatan
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S.Fil Ignasius Elabala Muda
Date Deposited: 21 Sep 2022 00:08
Last Modified: 21 Sep 2022 00:08
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/9173

Actions (login required)

View Item View Item