Prinsip Cedera dalam Melawan Cyberbullying pada Anak dan Remaja di NTT Perspektif John Stuart Mill

TEKU, Mario Ndona Poso (2025) Prinsip Cedera dalam Melawan Cyberbullying pada Anak dan Remaja di NTT Perspektif John Stuart Mill. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (898kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (315kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (271kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (304kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (379kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (220kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT BEBAS PLAGIAT.pdf

Download (1MB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA DAN SURAT BEBAS PLAGIAT.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini membahas penerapan prinsip cedera dari filsuf Inggris John Stuart Mill dalam merespons fenomena cyberbullying yang marak terjadi di kalangan anak dan remaja di Nusa Tenggara Timur (NTT). Cyberbullying merupakan bentuk kekerasan digital yang dilakukan secara sengaja dan berulang melalui media sosial, yang dapat berdampak serius terhadap kesehatan mental, hubungan sosial, serta perkembangan emosional korban. Dalam konteks ini, kebebasan berekspresi di ruang digital sering kali tidak disertai tanggung jawab moral, sehingga menimbulkan tindakan yang melukai orang lain secara psikologis dan sosial. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode penelitian filsafat seperti interpretasi, induksi-deduksi, deskripsi, dan refleksi kritis, penelitian ini mengkaji secara mendalam pemikiran Mill tentang kebebasan dan batas-batasnya, khususnya dalam karya On Liberty. Mill menekankan bahwa kebebasan individu hanya boleh dibatasi ketika tindakan tersebut membahayakan atau merugikan orang lain. Prinsip ini dinilai relevan dalam menilai tindakan cyberbullying sebagai bentuk cedera sosial yang mengganggu hak dan martabat korban. Dalam penelitian ini juga dibahas bagaimana prinsip ini dapat menjadi dasar etis dalam mendorong regulasi, edukasi digital, dan kebijakan sosial untuk melindungi anak dan remaja dari kekerasan berbasis teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip cedera Mill dapat memberikan kerangka normatif yang kuat dalam membatasi kebebasan digital yang merugikan orang lain, sekaligus menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan perlindungan terhadap anak dan remaja di era digital. Prinsip cedera Mill dapat menjadi landasan etis sekaligus praktis untuk membentuk regulasi, edukasi digital, dan kesadaran kolektif agar ruang digital menjadi aman dan manusiawi. Refleksi kritis dalam penelitian ini juga menekankan bahwa literasi moral dan digital harus ditanamkan sejak dini, agar kebebasan berpendapat di dunia maya tidak berubah menjadi alat kekerasan psikologis. Dengan demikian, skripsi ini menawarkan kerangka filosofis yang menyeimbangkan antara kebebasan individu dan tanggung jawab sosial, menjadikan prinsip cedera Mill sebagai tolok ukur etis dalam membatasi perilaku yang merusak di era digital. Penelitian ini berkontribusi pada diskursus filsafat sosial dan politik serta memperkaya pemahaman tentang pentingnya kebebasan yang bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Fakultas Filsafat > Program Studi Ilmu Filsafat
Depositing User: S. Fil MARIO NDONA POSO TEKU
Date Deposited: 13 Oct 2025 08:17
Last Modified: 13 Oct 2025 08:17
URI: http://repository.unwira.ac.id/id/eprint/22712

Actions (login required)

View Item View Item