Tipe Kepribadian Perspektif Carl Gustav Jung Dan Implikasinya Bagi Pendidikan Calon Imam

SERAN, Engelbertus (2020) Tipe Kepribadian Perspektif Carl Gustav Jung Dan Implikasinya Bagi Pendidikan Calon Imam. Diploma thesis, Unika Widya Mandira.

	Text ABSTRAK.pdf Download (473kB)
	Text BAB I.pdf Download (212kB)
	Text BAB II.pdf Download (390kB)
	Text BAB III.pdf Download (490kB)
	Text BAB IV.pdf Download (489kB)
	Text BAB V.pdf Download (318kB)

Abstract

Manusia adalah makhluk yang unik, keunikannya inilah yang membedakannya dari pribadi yang lainnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini, membuat manusia berusaha untuk menguak misteri tentang keunikan dari setiap pribadi. Segala tingkahlaku manusia diamati dan dipelajari agar dapat mengenal kepribadian manusia itu sendiri, namun hal tersebut tidaklah mudah sebab manusia dalam dirinya sendiri seringkali tidak mengerti apa yang ia lakukan dan tidak menyadari tingkahlakunya sendiri. Manusia yang belum mengenal dirinya secara utuh akan bertingkahlaku kurang bijaksana dalam relasi dengan orang lain. Dampak dari tingkahlakunya tersebut dapat menimbulkan persoalan dalam kehidupan bersama. Para psikolog berusaha untuk menemukan makna terdalam dari diri manusia yang khas, bertolak dari pengalaman-pengalaman dalam realitas. Sebagai seorang psikolog, Carl Gustav Jung menjelaskan bahwa dalam diri manusia terdapat apa yang disebut sebagai kesadaran dan ketaksadaran. Kesadaran menurutnya ialah tujuan dari tingkahlaku manusia. Sedangkan ketaksadaran ialah sebab dari tingkahlaku manusia. Manusia dapat mengenal dirinya dengan baik apabila ia mampu mengenal sebab dari apa yang dilakukannya dan mengenal apa yang mejadi tujuan tingkahlakunya. Manusia harus mampu menyadari segi baik maupun segi jahat dalam dirinya. Jung pun membagi manusia dalam dua tipe kepribadian yaitu ekstrovert dan introvert. Dua tipe inilah yan menjadi sikap dasar manusia. Tipe ekstrovert artinya manusia dengan orientasi hidup lebih terarah pada hal-hal di luar dirinya atau objek-objek dari luar dirinya. Sedangkan tipe introvert ialah sikap manusia yang lebih memusatkan perhatiannya pada aspek xi intrapersonal subjektif dirinya. Jung juga melihat bahwa dalam diri manusia terdapat empat fungsi kepribadian yaitu fungsi pemikir, perasa, pengindera dan intuitif. Dari dua sikap dasar dan fungsi-fungsi kepribadian tersebut muncul Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang membuat pengelompokkan atas tipe kepribadian manusia menjadi 16 tipe. Setiap manusia selalu termasuk dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian tersebut. Dalam pendidikan calon imam pengenalan akan diri menjadi unsur yang penting sebab calon imam harus mampu mengenal dengan baik segala potensi yang ada dalam dirinya dan segala kelemahan yang ada dalam diri mereka. Kurangnya pengenalan diri yang baik dari calon imam akan menimbulkan kepincangan dalam bertingkahlaku. Tujuan pendidikan calon imam selalu berkaitan dengan aspek kepribadian, aspek intelektual, aspek rohani dan aspek pastoral. Agar tujuan dari pendidikan calon imam tersebut dapat tercapai dengan baik dan kelak calon imam bisa menjadi imam yang berkualitas, maka calon imam harus mampu mengenal dirinya dengan baik agar menjadi pribadi yang utuh dalam hubungan dengan empat aspek tersebut. Calon imam perlu mengetahui bahwa ia termasuk dalam tipe seperti apa dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Sehingga dalam mengikuti Yesus sebagai pelayan dalam gereja dan dunia, calon imam ataupun imam mampu melaksanakan segala sesuatu yang dapat dilakukannya dengan bijaksana dan penuh tanggungjawab. Para pembina pun dapat mengetahui tipe kepribadian calon imam yang dibina dan dapat membimbing para calon imam dengan cara yang tepat.

Actions (login required)

View Item